part 8

201 9 0
                                    

Kami berjalan bersama ketempat di mana syatira dan gus sendi berada. Kalo kata orang siapa yang ngambil bunga kantil penganten tanpa ada yang tau akan ketemu jodohnya cepet, apa aku ambil aja ya biar cepet ketemu jodoh haha

Aku tersenyum, "selamat ya sekarang udah jadi istri orang" ucap ku pada syatira

Dia memeluk ku. "Maaf" lirihnya

Aku melepas pelukannya dan menggeleng. "Bahagia selalu ya, semoga segera di berikan momongan"

Aku beralih kepada gus sendi. "Selamat gus, semoga menjadi keluarga sakinah mawada dan warohma. Saya titip sahabat saya, tolong di bahagiain ya gus. dia orang baik" ucap ku

"Terima kasih" jawabnya

Aku tersenyum. "Saya titip ponakan yang lucu lucu dari kalian" lanjut ku mengakhiri perkataan

Aku segera turun dari pelaminan takut takut kalo nanti aku tidak bisa membendung semuanya.

Aku selalu berharap kalian akan hidup bahagia selamanya, walau aku tau tidak ada hidup yang tidak ada kesedihan, setidaknya di saat kalian mengalami masalah kalian selalu di berikan jalan keluarnya dan hidup bersama hingga di akhirat nanti.

"Frisya" aku menoleh

"Bu nyai" ucap ku mencium punggung tangannya

"Sudah makan nak?" Tanyanya

Aku menggeleng, "nanti bu nyai"

"Makan dulu jangan terlalu di fosir nak" ucap bu nyai yang ku balas dengan anggukan

"Tidak perlu tegang nak, saya tau permasalah mu dengan sendi dan syatira" ucap bu nyai

Aku mendongak. "Bu nya.."

"Panggil ummi saja nak, kamu sama dengan sendi anak ummi. Ummi tau tentang itu karena terlihat jelas dari muka kalian"

"Kamu tau nak, ummi dulu pernah kuliah jurusan psikolog. Itu mengapa ummi tau, bahkan ummi sudah bilang ke sendi kalo kamu adalah orang yang memegang teguh keputusan yang sudah kamu ambil, benar bukan?" Ucapnya yang membuat ku mengangguk

Beliau menyuruh ku memanggilnya ummi? Itu adalah hal yang sangat menggembirakan untuk ku. Tapi fakta baru yang aku ketahui, yaitu bu nyai adalah seorang psikologi.

"Ummi tau perasaan kamu, walau ummi tidak pernah ada di posisi kamu nak. Ummi ngga bisa berbuat apa apa untuk mu hanya doa yang bisa ummi panjaitan untuk mu, semoga kamu nendapat yang lebih baik dari sendi nak"

"Amiin, terima kasih doanya bu n.." ucap ku

"Ummi nak" ucapnya tersenyum

"Mm iya, maksudnya makasih ummi" ucap ku

Ummi tersenyum, "sekarang kamu istirahat ya nak. Biar ini semua mereka yang urus, kamu udah ngerjain dari kemarin kan. Jadi sekarang waktunya kamu istirahat ummi ngga mau kamu sakit" ucap ummi lembut

"Iya Ummi. Kalo begitu frisya permisi dulu, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"

Berapa beruntungnya aku bisa mendapatkan tiga sosok ibu sekaligus. Bunda dan bu eh ummi seperti semua hadiah yang sangat berharga untuk ku dan sampai kapan pun tidak akan aku biarkan hadiah itu hilang.

"Mba" aku menghentikan langka ku saat mendengar ada yang memanggil

"Ada apa mas?" Tanya ku melihat sekeliling

"Saya bisa minta tolong bantu mba untuk bantu ning syatira bergaya, soalnya tidak mungkin saya memegang ning syatira" ucapnya

Aku melihat ke arah syatira dan gus sendi. "Mm iya mas boleh"

ALSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang