14. Cella Salah paham?

156 21 0
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote+komen.

•□□□•

Kaki itu baru saja menapak lantai koridor kelas 10 ketika melihat Siswa/i berbondong-bondong lari kearah yang berlawanan. Jj mengerutkan dahi bingung.

"Ada apa sih rame-rame?" Tanya gadis itu kepada dirinya sendiri.

Karna rasa keingintahuan yang terlalu tinggi, Jj pun ikut berlari menghampiri kerumunan orang yang sedang menyaksikan sesuatu. Entah lah gadis itu sendiri juga tidak tau apa yang mereka lihat.

Mendesak, dan menyuruh beberapa orang disana untuk memberinya jalan. Mata Jj langsung melotot ketika melihat pemandangan didepan nya.

Bugh!

Alan memberikan pukulan telak, pada rahang keras milik Darren hingga cowo itu tertoleh ke samping dan ujung bibirnya robek hingga mengeluarkan darah segar.

"Cowo brengsek kaya lu pantes dapetin ini semua!" Desis Alan tajam kembali meninju wajah Darren sampai menimbulkan luka memar diwajah nya yang tampan.

Bugh!

Bugh!

Sebisa mungkin Darren menghindar dari pukulan Alan sesekali membalas pukulan cowo itu hingga dia tersungkur jatuh dilantai.

"Maksud lu apa sih anjing!" Maki Darren tak habis pikir, apa kesalah nya sampai-sampai Alan memukuli nya seperti ini.

Berdecih sinis, Alan kemudian berkata. "Gak usah pura-pura amnesia lu!" Cowo itu lanjut menendang perut Darren, hingga dia yang kali ini tersungkur ke lantai. Dengan cepat Alan menerjang cowo itu, memiting leher hingga Darren tak bisa bernafas.

Puas, Alan sangat puas melihat Darren yang kesulitan bernafas seperti itu. Dalam benak cowo itu terpikir sebuah ide untuk membunuh bajingan tolol seperti dia. Tapi niatnya diurungkan ketika melihat satu sosok gadis yang menatapnya tak menyangka.

"Jj..." lirih Alan pitingan cowo itu melonggar, dan ini kesempatan Darren untuk membalas dia segera menarik tangan Alan membanting nya dengan keras. Membuat beberapa siswa terjengkit kaget.

Alan meringis pelan, punggung cowo itu terasa patah menjadi dua bagian.

Perlahan-lahan Darren berdiri hendak menerjang balik Alan tapi sebuah tangan lebih dulu melingkar di tubuh cowo itu, Darren menghentikan aktifitasnya begitupun dangan waktu yang terasa berhenti. Tangan itu memeluk erat Darren hingga dia pun merasa nyaman.

"Jangan, jangan kaya gini..." lirih Si gadis yang memeluk Darren dari belakang.

•□□□•

Pandangan Cella mendatar ketika melihat Alan berdiri di depannya dengan kepala menunduk memainkan jari-jari tangan.

Membuka kotak obat, tangan gadis itu beralih menarik Alan agar duduk di brankar. Tepat disamping Cella. Hembusan nafas terdengar berat dari gadis itu, dia dengan telaten mengobati wajah Alan sesekali cowo itu meringis pelan.

Enemy But Dating? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang