Enemy But Dating? [END]

11. Ngedate

Ekhem!

Ok cek cek cek, ada orang?

Gak ada? Ya udah sih, apa ya?

Udah lah lupakan saja.

Hai dear tercinta♡

Dera mau ngingetin jangan lupa vote+komen biar sy makin semangat buat ceritanya.

Mau langsung? Ya udah langsung aja

Tapi sebelum itu saya pengen dear  semua memberikan emot kupu-kupu🦋

Baik terimaksih

Happy reading 💃💃

•□□□•

Kaluar dari kamar, Jj turun melalui anak tangga sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya. "Apa?" Tanya cewe itu, malas sekali dia berkomunikasi dengan manusia satu ini.

Gio berjalan mendekat. "Lu pacaran sama Darren?"

Memutar bola matanya, Jj memilih pergi tapi tangannya di cegat oleh Gio.

"Jawab dulu pertanyaan gue."

"Kalo iya kenapa?!" Sentak Jj melepas paksa cekalan di pergelangan tangannya.

"Gue gak setuju."

"Lah emang gue perlu persetujuan lu? Engga"

Gio menegakkan tubuhnya yang bersandar pada tiang pembatas tangga.

"Jauhin dia."

"Lu siapa ngatur-ngatur gue?"

"Gue majikan lu dan lu babu gue."

Jj terkekeh sinis. "Nah itu lu kan cuma majikan yang berhak memerintah gue, tapi  gak berhak nentuin jalan hidup gue." Cewe itu berjalan turun beberapa langkah dan kembali berbalik.

"Lihat kita cuma babu dan majikan, setelah 5 hari berlalu kita bukan siapa-siapa lagi. Baik itu teman atau pun saudara, kita gak punya hubungan apa-apa."

Menghela nafas kasar Gio mengacak rambutnya kesal, sungguh cewe keras kepala seperti Jj sangat sulit untuk di beritahu.

Tapi kemudian dia tersenyum miring menatap kepergian Jj. "Baru belum, sebentar lagi jadi. Tinggal nunggu aja ya gak?"

•□□□•

Cewe berambut panjang itu menuntun langkah hingga ke sebuah rumah yang cukup besar, masih dalam lingkungan kompleknya.

Sampai di depan gerbang berwarna coklat, Jj menghentikan langkah ketika melihat dua sejoli sedang duduk tapi dengan aura dingin di antara mereka.

Jj berdecak. "Kebiasaan banget mereka."

Kaki jenjang Jj berjalan, berhenti di depan Cella yang sedang bengong entah memikirkan apa. Di sampingnya Gavin juga ikut terdiam.