06. Babu nya Gio

220 25 2
                                    

•□□□•

"Kak Gavin jawab dong!!" Paksa Candy. "Apa jangan-jangan si caper ini ngaku-ngaku jadi Pacarnya kak Gavin?"

Si caper?!

Apa dia bilang tadi? Wah! Ngajak baku hantem dia ya? Ayok sini gue jabanin lu!

"J udah mulai j, udah mulai?!" Pekik Dea girang. "Asik ini bentar lagi gelud itu dua orang."

Cella mengangkat tangannya hendak menampar Candy. Dia tak terima di hina seperti ini. Sebelum mendarat, sebuah tangan mencekal pergelangan tangan Cella.

Cup

"Iya, gue pacarnya Cella."

Semua orang memekik heboh. Mata mereka ternodai melihat kewuwuan yang unfaedah sekali. Bahkan kini wajah Cella sudah merah seperti kepiting rebus, rasanya malu sekaligus ingin meledak.

"Yah, malah ngebucin. Gue kira bakal saling tonjok." Keluh Dea, emang teman no have ahlak dia mah.

"Ya bagus lah gimana sih lu!" Jj langsung menabok keras bahu Dea membuat nya meringis kesakitan.

Cella menurunkan tangannya dengan perlahan. Gavin menciumnya dari samping tepat di pipi bekas tamparan Candy tadi. Akhh... seluruh rasa sakit ini rasanya hilang.

Cewe itu berdehem pelan mencoba menahan bibirnya yang berkedut menahan senyum. Dia maju selangkah, menatap Candy yang sedang menunduk dengan isakan pelan.

"See? He my boy friend. Kalo lu berani deket-deket sama dia. Gue gak jamin sih lu gak bakal bahagia sekolah di sini."

Setelah itu Cella menepuk pelan pucuk kepala Candy. "Cari yang lain, cowo masih banyak di luar sana."

Cewe itu menarik ingusnya, lalu mendongak menatap manik mata Cella. Dengan wajah polos tanpa dosa dia berkata. "Kasi Kak Gavin buat aku ya? Aku janji bakal jaga di baik-baik."

"Heh?!"

•□□□•

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Namun, gadis-gadis yang mendapat hukuman tadi belum pulang juga.

Setelah menyelesaikan hukuman, mereka duduk di tepi lapangan.

"Astaga panas banget anjrit!" Keluh Jj. Rambut yang tadinya tergerai sudah di ikat cepol. Memperlihatkan leher putih jenjang miliknya.

"Lagian lu sih! Pake acara ngajak bolos segala. Gini kan jadinya. Mana haus lagi, gak ada yang bawa air ya?" Semua yang di tanya oleh Aqira menggeleng. Oh ayolah mereka juga haus.

"Nih." Sebuah tangan terulur menyerahkan sebotol air minum aqua. "Minum. Aku tau kamu haus by." Ucap Alvin memelas.

"Ngapain lu kesini?" Sinis Aqira. Dia masih marah soal kejadian tadi.

"Maaf. Ambil cepet katanya haus."

"Gak mau."

"Yakin?" Cewe itu melirik sekilas, mengambil air mineral di tangan Alvin dengan kasar.

"Makasih." Ucapnya acuh.

Dea dan Jj saling pandang ketika melihat, 3 pemuda datang menghampiri mereka. "Kita yang jomblo bisa apa?" Keluh Dea.

Enemy But Dating? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang