30. Memikirkan masa depan

122 20 9
                                    

ENJOYY !!!

GAK MAU PAKE KALIMAT FORMAL LAGI DEH, BIAR KELIHATAN DEKET MENDING PAKE LO-GUE AJA.

KELIATAN DOANG DEKET PADAHAL ASLINYA KAGAK SALING KENAL HAHAH

VOTE + KOMEN COEG!

•□□□•

Tut...

Setelah panggilan berakhir. Dokter Naku berdiri sembari tersenyum tertekan usai mendapat makian dari gadis tidak sopan bernama lengkap Gricella Anathasya.

"Untuk sementara ini. Tolong jangan terlalu banyak menggerakan kaki. Tunggu sampai luka kamu benar-benar sembuh ya, kalau begitu saya permisi dulu."

"Terimakasih dokter." Sahut ke dua remaja itu.

Gavin melirik Cella sekilas yang kini sudah beralih rebahan ditempat tidur rumah sakit. Gadis itu nampak sangat senang, ya tentu saja karena setelah keluarga Cella tau keadaan dirinya. Pasti dia tidak diijinkan sekolah, disuruh istirahat dengan tenang dirumah.

"Oh. Vin! Ambilin ponsel gue dong, gue mau contact Mommy Sunny. Uuu pasti dia bakal khawatir banget sama keadaan gue yang kayak gini." Titah Cella dengan niat terselubung yang sudah dapat Gavin tebak.

Gavin menuruti kata Cella. Namun, bukan nya menghubungi Sunny. Cowo itu malah beralih menelpon Biru.

"Kenapa?"

"Ini Gavin. Kaki Cella ketusuk beling karena lari-larian di UKS."

Mendengar ucapan Gavin sontak membuat kedua mata Cella melotot.

"Hahhhh, itu bocah memang buat masalah terus kerjaan nya."

"Lu jaga dia bentar. Biar gue bilang ke Papa."

"Hm, iya."

Tut...

Tanpa kata, Gavin menyerahkan ponsel tersebut kepada sang pemilik. Cella menerima benda pipih tersebut dengan pandangan sinis.

"BAJINGAN TENGIK LU!!" Pekik Cella kesal. Dia bahkan lupa bahwa dirinya sedang berada dirumah sakit. "GUE SURUH LU BUAT CONTACT MAMA SUNNY!? KOK MALAH BANG BIRU?!"

"Bacot!" Sentak Gavin langsung membuat Cella kicep.  "Ngapain kayak gitu?"

"Ya kan, lu sendiri yan---"

"Bukan! Soal Jj."

"Ng? Oh, itu." Berpikir sejenak Cella menatap Gavin penuh arti. "Gue cuma bantu Jj doang. Plus balas dendam, gara-gara cowo itu. Kaki gue jadi sobek. Iya, tau sih bukan dia yang lukain. But, semua ini gak bakal terjadi kalo Darren gak setujuin taruhan itu."

"Tapi," belum sempat Gavin melanjutkan ucapannya. Cella lebih dahulu menarik tangan cowo itu hingga membuat nya sedikit menunduk.

Cup!

Gavin menahan nafas sejenak. Dirinya mematung saat merasakan dua benda kenyal itu menyentuh pipinya disertai suara ciuman yang terdengar jelas.

Enemy But Dating? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang