27. Pertanyaan

24 2 0
                                    

"Makanannya cukup lezat, terima kasih atas sajiannya." Ucap Shaquille setelah menghabiskan makanannya di Restoran Queenara.

"Ah tidak, tidak seberapa lezat dibandingkan dengan resto yang lain." Jawab Queen sedikit malu.

"Sungguh, makanannya enak-enak. Lain kali aku memesan di sini apabila ada acara di kantor." Pernyataan Shaquille membuat Queen berbinar. Ia mengekspresikan wajahnya tak terduga.

"Sungguh? Pasti kau hanya bercanda,"

"Tidak-tidak. Aku serius. Jika kamu mau, aku akan mempromosikan resto mu ini ke beberapa temanku di sini."

"Woah???? Sungguh?!!!! Aaaaaaaa!!!" Queen kegirangan sampai meloncat-loncat, bahkan secara refleks ia memeluk Shaquille sekilas dan kembali meloncat kegirangan. Tentu saja itu membuat Shaquille bergeming terpaku di tempat.

"Oh maaf..." Queen yang menyadari tatapan tak biasa Shaquille langsung menyudahinya. Ia kembali menunduk malu menatap Shaquille. Sedangkan Shaquille sedikit menyunggingkan senyumnya.

"Tidak apa. Euhm, apa kamu mau pulang atau bagaimana?!" Tanya Shaquille lembut. Pasalnya jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. Biasanya beberapa toko akan tutup terlebih dahulu dan akan buka kembali di sore hari.

"Ah ya, setelah ini aku akan pulang ke apartemen, tapi biasanya aku menunggu supir taxi online,"

"Kamu tinggal di apartemen??? Bukankah Daddymu seorang CEO, tentu kalian memiliki rumah bukan?" Shaquille mengangkat sebelah alisnya penasaran.

"Ya, tapi karena aku ingin belajar mandiri jad aku memilih berpisah. Kakakku juga seperti itu, hal seperti itu biasa di sini," Shaquille mengangguk paham. Yah, pasalnya di negara ini memang sangat bebas, bahkan pernikahan saja tidak diwajibkan meskipun akhirnya sepasang kekasih tiba-tiba memiliki anak tapi tidak menikah, itu hal biasa.

"Baiklah, mau kuantar?"

"Tidak perlu, kau pasti sibuk. Jadi pergilah lebih dulu,"

"Tidak-tidak, bagaimana pun, Daddymu sudah sangat baik padaku dan kamu tadi dititipkan padaku. Jadi sebaiknya aku akan mengantarmu. Jangan menolak, aku tidak suka penolakan." Bantah Shaquille dengan wajah seriusnya.

"Baiklah," Queen pun mengikuti langkah Shaquille menuju mobilnya dan segera bergegas mengantar Queen ke apartemennya. Sesampainya di apartemen, Shaquille tidak turun karena ia masih memiliki beberapa pekerjaan lainnya. Ia pun hanya mengantar Queen tepat di depan lobi Apartemen.

"Terima kasih sudah mau mengantarku,"

"Sama-sama, maaf tidak bisa mengantar ke dalam, karena masih ada beberapa pekerjaan,"

"Tidak masalah, hati-hati ya..." Shaquille hanya mengangguk dan kembali mengemudikan mobilnya. Sesekali bayangan wajah Queen memenuhi kepalanya.

'Melihat wajah Queen jadi mengingatkanku pada Farheena, wajahnya sedikit mirip dengan Farheena, apa mungkin karena make up yang dia gunakan?' pikir Shaquille, sesekali ia mencoba membandingkan keduanya apakah mereka mirip atau tidak.

'Melihat wajah Queen jadi mengingatkanku pada Farheena, wajahnya sedikit mirip dengan Farheena, apa mungkin karena make up yang dia gunakan?' pikir Shaquille, sesekali ia mencoba membandingkan keduanya apakah mereka mirip atau tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love Can't Be ForcedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang