"Kenapa kamu tidak mengabariku? Apa kamu marah padaku? Aku ingin kamu kembali." ~Farheena Angie.
Hari ini, Farheena tidak ada jadwal kuliah. Ia pun memilih untuk pergi bekerja. Seperti biasanya, ia pergi ke kantor dengan outfit ternyaman dan sepeda motor kesayangannya. Sesampainya di kantor ia langsung memasuki kantor dan menyapa beberapa pegawai lainnya.
"Farheena!!" Teriak Aldene dan langsung berdiri menghampiri Farheena.
"Aaaa... Kangen!!" Balas Farheena dan membalas pelukannya.
"Gimana kantor? Baik?"
"Baik Alhamdulillah... "
"Syukur deh, pekerjaanku banyak deh, padahal ditinggal sehari. Hahah..." Farheena pun langsung duduk di tempatnya dan membuka laptopnya. Walaupun pekerjaannya hanya menginput data dan memindahkan data atau dokumen lalu meminta tanda tangan, tetap saja itu tidak mudah ferguso.
"Oh ya Far, kuliah kamu gimana?" Tanya Aldene di sela-sela pekerjaannya.
"Baik, semester 5 insyaallah masih bisa kukontrol."
"Syukur deh. Terus hubunganmu dengan Pak Shaquille?" Pertanyaan Aldene mampu membuat Farheena menghentikan aktivitasnya dan diam sejenak.
"Soalnya aku denger-denger, perusahaan Papanya di sana bener-bener kacau. Kerugiannya cukup besar."
"Serius?"
"Hmm... Aku takut Pak Shaquille ga bisa-"
"Dia pasti bisa. Gamungkin dia gabisa. Aku yakin dia bisa. Dia hebat dalam segala hal." Shaquille memang hebat, bahkan kehebatannya mampu memporak-porandakan hati Farheena.
"Kayaknya..... Kamu mulai cinta sama Pak Shaquille ya?"
"Aku tidak tahu."
"Far... Semuanya terlihat jelas kalau kamu cinta sama Pak Shaquille. Buktinya, setiap kita membicarakan dia, ekspresi wajahmu akan selalu begitu." Aldene menatap intens Farheena dan mencontohkan ekspresi Farheena.
"Aku sendiri tidak tahu, apakah ini cinta atau hanya suka atau hanya sekadar balas budi." Jawab Farheena sederhana.
"Tapi, kamu merindukannya kan?" Farheena menatap Aldene lama untuk menemukan jawaban atas dirinya sendiri.
"Ya, aku merindukannya. Hari-hariku seperti ada yang hilang." Farheena menampilkan wajah sendunya memikirkan Shaquille yang tak kunjung memberinya kabar.
"Berarti kamu mencintainya."
"Pasti dulu kamu sering disakiti ya? Sampai-sampai kamu tidak lagi percaya dengan laki-laki." Pernyataan Aldene benar. Masa lalu Farheena yang sering diberikan harapan palsu membutnya enggan percaya pada lelaki yang mendekatinya. Rasa takut kehilangan selalu menjadi kekhawatirannya.
"Hmm... Aku benci mereka yang pergi begitu saja tanpa penjelasan."
"Apa Shaquille tahu masa lalumu?" Tanya Aldene yang seakan-akan ingin mengetahui perasaan Farheena kepada Shaquille.
"Hmm.. dia tahu semuanya. Semuanya...."
"Berarti, dia juga mencintaimu Far. Dia menerima masa lalumu, berusaha membuatmu membuka hati padanya. Dia ingin kamu memepercayainya bahwa dia sungguh mencintaimu." Farheena terdiam. Benar kata Aldene. Selama ini Shaquille selalu berusaha membuatnya percaya, tapi ia selalu menyangkalnya. Baginya seorang Shaquille terlalu sempurna bagi hidupnya. Apa itu mungkin?
"Hubungan seperti apa yang kamu inginkan?" Tanya Aldene lagi.
"Aku tidak ingin pacaran. Aku maunya langsung ke arah serius. Tapi, aku juga perlu banyak mengenal orang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Can't Be Forced
RomanceBagaimana jika Tuhan mempertemukanmu dengan banyak lelaki yang mampu menarik perhatian, kepada siapa hatimu jatuh? Bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?