Shaquille tengah berada di ruangannya. Pikirannya berkecamuk memikirkan pekerjaan sekaligus rencana untuk menghentikan rencana Dara. Mendengar ucapan Dara di telepon beberapa hari lalu masih membuatnya terus berpikir apa rencana wanita ular itu. Ia benar-benar tidak menyangka jika Dara akan mengganggu kehidupan rumah tangganya yang tenang.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Dara kembali di hidupku?" Lirihnya pelan sembari sesekali memijat pelipisnya. Tiba-tiba gawainya bergetar dan menampilkan beberapa notifikasi. Ia membukanya dan menyimaknya. Saat itu juga ia tahu dan mendapatkan kejutan yang bahkan ia sendiri tak bisa mempercayainya.
"Ya Halo?"
"Bisakah kau memberitahunya bahwa aku ingin bicara dengannya."
"Tentu saja. Aku akan menunggunya." Klik sambungan terputus. Kini Shaquille hanya bisa berdoa dan semoga rumah tangganya baik-baik saja. Ia lantas menutup laptopnya dan turun menuju kamarnya. Dilihatnya Farheena yang sudah terlelap bersama Zafr yang berada di sampingnya. Shaquille tersenyum hangat melihat momen tersebut. Lantas ia membersihkan diri dan bersiap untuk menyusul istrinya. Shaquille berbaring di sebelah Farheena dan memeluknya sembari mengendus leher istrinya.
"Eugh... " Lenguh Farheena saat merasakan hembusan napas Shaquille. Farheena yang menyadari keberadaan Shaquille lantas berbalik menghadap wajah suaminya.
"Ini jam berapa?" Tanyanya sembari menyipitkan kedua matanya.
"Jam 2."
"Kamu baru mau tidur jam segini?" Shaquille menganggukkan kepalanya. Ia mengesampingkan poni Farheena yang menutupi sebagian wajahnya.
"Ada masalah sampai kamu begadang selarut ini?" Farheena menatap lekat ke arah Shaquille yang masih mengusap kepalanya.
"Tidak ada. Tidurlah sudah malam." Shaquille tak menghiraukan pertanyaan Farheena dan memilih lebih merapatkan tubuhnya dan mendekap istrinya erat. Farheena yang memang masih mengantuk pun ikut terlelap bersamanya.
*****
Dua hari kemudian seperti biasa, Shaquille disibukkan dengan pekerjaannya. Hari ini ia benar-benar disibukkan dengan pekerjaannya yang datang bersamaan. Mau tidak mau ia berusaha memfokuskan dirinya meskipun sebenarnya pikirannya juga sedang teralihkan.
"Permisi Pak, Ada yang ingin bertemu dengan Anda." Ucap Asistennya.
"Siapa?"
"Dia bilang ingin bekerja sama Pak."
"Laki-laki atau perempuan?" Tanya Shaquille penasaran.
"Laki-laki paruh baya Pak." Shaquille sedikit menghela napas lega saat mendengar tamunya. Ia membereskan berkas-berkasnya dan berdiri menuju ruangan pertemuan. Dengan berjalan santai sembari memainkan gawainya ia juga mendapatkan kabar yang mengejutkan. Ia pun mengetik beberapa kata sembari terus berjalan menuju ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Can't Be Forced
RomanceBagaimana jika Tuhan mempertemukanmu dengan banyak lelaki yang mampu menarik perhatian, kepada siapa hatimu jatuh? Bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?