Farheena kembali ke tempat kerjanya. Namun seseorang menepuk bahunya. Ia pun menoleh dan mendapati Mateo di belakangnya.
"Pak Mateo?" Farheena sedikit gelagapan. Ia takut Mateo mendengar perbincangannya dengan Shaquille tadi.
"Ada apa Pak?"
"Kamu ada masalah?" Tanyanya lembut. Farheena mengalihkan pandangannya sembari berusaha berpikir alasan yang tidak membuat orang di sekitarnya berpikir yang tidak-tidak.
"Tidak Pak," bohongnya.
"Aku mendengar perbincangan tadi," Damn. Farheena semakin gugup jika Mateo mendengar perbincangannya dengan Shaquille yang tidak semuanya benar. Apalagi saat Shaquille menuduhnya dekat dengan Mateo.
"Aku mendengar perbincangan beberapa karyawan di sini," jelas Mateo. Oh syukurlah dia tidak mendengar perbincanganku dengan Shaquille batin Farheena.
"Oh itu. Biarkan saja Pak. Nanti juga hilang dengan sendirinya." Sembari tersenyum memperlihatkan lesung pipinya.
"Yakin?"
"Ya. Saya permisi dulu, Pak." Farheena melangkahkan kakinya dengan cepat. Namun lantai yang licin membuatnya hampir terjatuh. Untungnya ada tangan yang menangkap tubuhnya.
"Awas..." Mateo sedikit berteriak dan segera menangkap Farheena. Hinggan keduanya sekilas saling memandang satu sama lain.
"Ternyata mereka memang dekat," Cibir seseorang di balik tembok yang memperhatikan keduanya.
"Maaf Pak..."
"Tidak apa, lain kali berhati-hatilah..." Farheena hanya mengangguk dan menunduk lalu pergi.
*****
Tibanya pulang kerja. Farheena segera membereskan barang-barangaya. Terlihat Aldene yang juga tengah membereskan mejanya, Farheena pun mendekati Aldene dan ingin mengajaknya pulang bersama.
"Aldene? Mau pulang bareng gak?" Tanya Farheena. Namun Aldene tidak menjawab dan langsung pergi begitu saja. Farheena tampak aneh melihat tingkah laku Aldene. Ada apa dengan Aldene? Apa aku berbuat salah? Pikir Farheena. Ia pun mengejar Aldene dan menanyakan perihal dirinya menjauh.
"Al... Aldene tunggu..." Farheena memanggil Aldene. Tapi Aldene semakin mempercepat langkahnya dan memasuki sebuah taxi. Farheena tertinggal jauh, namun ia melihat sebuah buku kecil terjatuh dari genggaman Aldene. Farheena meraih buku kecil itu, sayang Aldene sudah sangat jauh darinya. Ia pun bingung ada apa dengan Aldene. Ia rasa ia tidak berbuat salah padanya. Hingga tidak sengaja ia membuka buku kecil itu. Saat itu juga Farheena tahu apa yang membuat teman barunya itu menjauhinya.
"Far?" Seseorang memanggil namanya. Segera ia menoleh dan mendapati Mateo di belakangnya.
"Uhm... Pak Mateo?" Sembari menjaga jarak dengan Mateo. Ia tidak ingin lagi dicerca oleh pernyataan yang tidak benar, antara dirinya, Shaquille dan Mateo.
"Kamu belum pulang? Mau pulang bareng?" Farheena berusaha mencari alsan agar ia tidak ikut bersama Mateo. Ia harus menjaga jarak.
"Dia akan pulang bersamaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Can't Be Forced
RomansaBagaimana jika Tuhan mempertemukanmu dengan banyak lelaki yang mampu menarik perhatian, kepada siapa hatimu jatuh? Bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?