Tepat 30 hari sudah umat muslim menjalankan ibadah puasa. Hari ini merupakan hari kemenangan bagi mereka yang menjalankan. Farheena pun sudah sangat antusias menunggu hari ini. Bahkan beberapa hari sebelumnya, ia dan Shaquille sama-sama sudah mempersiapkan semuanya, seperti sama-sama menggunakan pakaian senada. Keduanya juga memberikan kepada orang tua Farheena dan Shaquille. Jadilah kedua keluarga itu menggunakan pakaian couple.
"Sayang, baju aku yang mana?" Farheena yang sedang mengikat rambutnya langsung menghampiri suaminya yang baru saja selesai mandi.
"Ini sayang..." Farheena langsung memakaikannya pada Shaquille. Sedangkan suaminya itu justru menatap istrinya dari ujung kepala hingga kakinya langsung tersenyum.
"Kenapa senyum-senyum?" Tanya Farheena sembari mengancingkan pakaian Shaquille.
"Gapapa, hanya saja rasanya berbeda. Lebaran sekarang udah ada istri yang menyiapkan semuanya. Terus di sini udah ada si kecil." Farheena yang mendengarnya juga ikut tersenyum.
"Aku juga. Hari ini lebaran pertama aku dan kamu dan sebentar lagi kita akan bertiga. Alhamdulillah banget. Rasa syukur ini lebih besar dan tidak pernah terpikirkan bisa sampai dititik ini."
"Aku harap bisa terus seperti ini sampai hari raya selanjutnya dan seterusnya."
"Aamiin." Keduanya pun bersiap-siap bergegas pergi ke masjid dengan berjalan kaki karena jarak masjid yang tidak terlalu jauh. Farheena yang kala itu menunaikan sholat Ied bersama dengan adik dan mamanya, sedangkan Shaquille bersama Papa Farheena dan adik laki-lakinya.
Selepas sholat, mereka semua saling bersalaman dengan para tetangga dan orang-orang sekitar mereka. Barulah mereka berkumpul di rumah nenek Farheena yang tepat berada di depan masjid tersebut. Mereka semua berkumpul sembari bermaaf-maafan.
"Ma, Maafin aku ya kalo selama ini banyak salah sama Mama. Doain aku sehat dan bisa menjadi kebanggaan Mama." Tutur Farheena kepada Mamanya dengan mencium punggung tangan sang Mama.
"Iya sayang. Maafin Mama juga ya kalo Mama ada salah. Mama selalu doain yang terbaik buat kamu dan Shaquille, juga buat calon cucu Mama ini." Farheena tersenyum lalu melanjutkannya pada sang Papa dan keluarga lainnya.
"Mah, Pah, maafin Shaquille ya kalo selama ini Shaquille ada salah sama kalian." Ucap Shaquille yang berada di belakang Farheena dan turut mencium punggung tangan kedua mertuanya.
"Iya Nak Shaquille. Mama dan Papa juga selalu doain kamu dan Farheena semoga kalian juga senantiasa sehat dan bahagia selalu." Setelah itu Farheena mencium punggung tangan suaminya dan meminta maaf.
"Sayang, maafin aku ya kalo selama ini aku banyak banget bikin kamu kesel bikin kamu marah. Pokoknya aku minta maaf. Aku harap kamu selalu ada untukku dan anak kita. Aku harap juga semoga Allah selalu menjagamu untukku." Shaquille tersenyum dan mencium kening istrinya.
"Aamiin. Aku juga minta maaf jika selama ini aku juga selalu membuatmu kesal dan marah. Tapi aku rasa itu adalah hobiku. Jadi aku harap kamu mengerti dan tidak memasukkannya dalam hati. Maafkan aku jika aku banyak salah denganmu. Maaf jika mungkin terkadang aku terlalu fokus dengan pekerjaan dan meninggalkanmu di rumah. Aku juga berdoa semoga Allah menjagamu dan anak kita juga keluarga kita. Semoga Allah juga menjagamu untukku." Keduanya saling tersenyum dan berpelukan erat. Sesekali Shaquille mengusap perut Farheena dan mendoakannya juga.
"Duh pengantin baru bikin iri ygy" cibir sepupu Farheena yang membuatnya malu namun di dalam hati sangat bahagia.
"Ish Mbak. Kan mbak lebih pengalaman." Balas Farheena tidak mau kalah.
"Sudah-sudah. Ayo makan, Bude sudah buatkan rendang dan opor. Ambil sendiri di dapur." Para keluarga pun akhirnya berkumpul dan menyantap makanan sembari sesekali beberapa tetangga berkunjung dan saling bermaaf-maafan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Can't Be Forced
RomantizmBagaimana jika Tuhan mempertemukanmu dengan banyak lelaki yang mampu menarik perhatian, kepada siapa hatimu jatuh? Bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?