Mobil Mateo sudah terparkir di depan rumah Farheena. Farheena pun segera turun dan diikuti Mateo yang turun dari mobilnya.
"Terima kasih sudah menolongku dan mengantarku."
"Sama-sama,"
"Kalau begitu aku langsung masuk saja ya?" Tanya Farheena gugup.
"Iya, silakan. Aku juga akan langsung pulang." Farheena pun menundukkan kepalanya dan berpamitan pada Mateo sembari menyunggingkan senyum di bibirnya. Mateo pun hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan. Selepas Farheena melenggang pergi, Mateo juga kembali mengemudikan mobilnya pulang.
"Assalamualaikum..." Ucap Farheena setibanya di depan pintu.
"Waallaikumsalam..." Jawab orang rumah. Farheena pun berjalan dengan sedikit lesu.
"Udah pulang?" Farheena hanya menjawab pertanyaan sang Mama dengan deheman.
"Lesu amat mukanya." Tambah sang adik. Farheena tak menggubris dan berhenti di depan pintu kamar.
"Aku besok masuk kuliah, hari ini mau istirahat. Kalo ada yang nyari bilang aja gak ada atau tidur atau sibuk buat persiapan kuliah besok." Ujarnya sebelum kembali memasuki kamar. Hari ini adalah hari yang cukup melelahkan baginya, fisik dan hatinya sama-sama lelah. Terlau banyak kejadian yang terjadi hari ini yang membuatnya ingin tidur saja.
Saat memasuki kamar ia langsung menghempaskan tubuhnya d ranjang kesayangan. Karena hari ini ia sedang haid, ia pun hanya memilih mencuci wajah, tangan, dan kakinya lalu berganti pakaian dan langsung kembali melemparkan pantatnya di ranjang yang empuk. Sebelum memejamkan matanya yang mulai berat, ia sempat-sempatkan melihat-lihat foto artis korea, seperi Song Jong Ki, Cha Eun Woo, dan beberapa idol korea lainnya. Barulah ia tertidur dan berharap memimpikan salah satu di antara mereka.
*****
Di sisi lain, seorang pria mulai gelisah memikirkan wanitanya yang pasti sangat marah kepadanya. Sesekali Shaquille terus mengumpat kesal dan memaki dirinya sendiri yang sangat bodoh. Setibanya di depan rumah Farheena, ia berusaha mengontrol diri sebelum menemui Farheena. Namun saat ia mulai memasuki pekarangan rumah Farheena, yang keluar ialah papa Farheena.
"Assalamualaikum Om,"
"Waallaikumsalam Nak Shaquille... Kenapa kemari lagi? Bukannya tadi bersama Farheena?" Sepertinya orangtua Farheena tidak tahu bahwa Mateo yang mengantar Farheena pulang tadi, pikir Shaquille.
"Maaf Om, tadi Farheena pulang bersama Mateo, manager saya sekaligus sahabat saya. Tadi saya masih ada urusan mendesak." Ujar Shaquille.
"Owalah, iya iya.."
"Apa saya bisa bertemu Farheena Om?"
"Sayang sekali, Farheena nya sudah tidur, tadi dia agak sedikit lemas, ya mungkin karena sedang tidak sholat. Sekarang sudah tidur." Damn! Shaquille harus kembali memendam kekesalan dan penyesalannya pada Farheena hingga besok. Tidak bisa dibayangkan bagaimana ia harus berhadapan dengan wanita itu. Apakah dia mau memaafkannya? Semoga saja.
"Aaa.. begitu ya Om. Baiklah tidak apa. Kalau begitu saya permisi dulu." Shaquille lantas mencium punggung tangan Papa Farheena dan segera bergegas pulang.
Sepanjang perjalanan pikirannya terus terusik akan sikapnya tadi kepada Farheena. Sungguh ia benar-benar merasa bersalah dan ingin sekali langsung meminta maaf padanya. Tapi nyatanya tidak semudah itu. Seakan-akan ia mendapat karma nyata setelah perbuatannya.
"Maaf Far..." Lirihnya.
*****
Keesokan harinya, Shaquille terlambat bangun karena harus lembur. Ia pun telat bangun hingga pukul 8 pagi. Untung saja tidak ada meeting penting. Namun sesaat, terlintas sebuah nama yang kemudian kembali menariknya dari atas kasur dan langsung bersiap ke kantor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Can't Be Forced
RomansaBagaimana jika Tuhan mempertemukanmu dengan banyak lelaki yang mampu menarik perhatian, kepada siapa hatimu jatuh? Bukankah cinta tidak bisa dipaksakan?