Prolog

56.1K 2.6K 77
                                    

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍


I hope you enjoy reading this. 🔍

×××

Gentala Ravindra :

Pria berwajah datar dan dingin itu memandang tanpa kasihan sosok manusia dibawah kakinya. Mengangkat kakinya lalu kembali menginjak tanpa ampun pria yang sudah terkapar tak berdaya melawannya. Ada sekitar 5 orang juga yang bernasib sama, dengan tubuh babak belur tak berdaya. Pria yang masih menginjak kesal itu berhenti sejenak.

Dia Gentala.

Sosok menyeramkan dan ditakuti oleh orang-orang. Sikapnya yang tanpa ampun menghabisi lawannya sendiri, tentu sudah menjadi pembicaraan tak asing lagi.

Gentala meludah kesamping,  "Sial, wajah gue kena pukul."

Matanya memandang ke sekitar dengan kesal. Padahal niatnya malam ini tidak akan terjadinya perkelahian, dia sudah berjanji pada sang Bunda untuk tidak baku hantam seharian. Tapi, sepertinya tikus-tikus yang mengkeroyoknya ini malah cari mati karna melawan Gentala yang sedang mengendarai motornya dalam keadaan sendiri.

Dering telpon dari sakunya bergetar. Nama "Ibu Negara Ravindra" tampil di layar handphonenya.

Gentala berdecak lagi.

Menendang orang yang masih dibawah kakinya, Gentala mulai berjalan menuju arah motornya.

"Iya, Bunda?" Ucap Gentala begitu mengangkat panggilan itu.

Galina Ravindra, sang Ibu mulai mengomel.

"Kamu kemana aja sih, Bang. Itu pesenan Bunda kenapa belum ada. Kamu mampir lagi tempat lain? Ih, Bunda udah lapar. Kepingin banget udah sama martabak telornya. Kalau udah dingin enggak enak tau. Bunda bilangin Ayah, kamu yaaa"

"Iya, Bun, ini lagi di jalan nih"

"Ini udah hampir 2 jam, kamu keliling Indonesia dulu apa gimana. Martabak telor aja lama banget"

Gentala mengelus dadanya sabar. Ingat, ini ratunya keluarga Ravindra. Bisa dikena hukuman sang Ayah kalau membuat Bunda nya kesal.

"10 menit lagi sampai" Jawab Gentala.

"Buruan, Bunda ga mau tau."

Tit.

Dan sambungan terputus.

Tak mau berlama-lama, Gentala dengan cepat menaiki motornya dan meninggalkan tempat itu. Ia maafkan manusia-manusia tadi karna moodnya tidak terlalu buruk.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang