BAB 2

26.8K 2K 45
                                    

PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍


I hope you enjoy reading this. 🔍

×××


Gebrakan pintu kamar milik Shaletta, tidak membangunkan sang pemilik kamar yang masih tertidur nyenyak, menyelami mimpi indahnya.

Pintu yang kini sudah terbuka lebar karna kelakuan dua kembaran itu terbuka lebar, dua pelaku yang tidak merasa bersalah berjalan cepat kearah kasur adik bungsu mereka.

"DEK!" Izza dan Lio membangunkan Shaletta yang masih tertidur pulas.

"Bangun dulu" Ucap Lio.

Izza menggoyangkan badan Shaletta gemas.

"Kakak traktir pizza sepuasnya." Ucap Izza.

Shaletta langsung membuka matanya cepat. "Oke deal."

"Kamu sekolah di SMA Ravindra?" Tanya Lio cepat.

Shaletta yang mengerti arah pembicaraan kedua kakak kembarnya ini, memilih untuk menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh dan kepalanya sendiri.

"Jawab dulu dong, bener ga?"

"Iyaaa" Jawab Shaletta panjang.

Izza menarik selimut yang menutupi wajah Shaletta. "Kok disana. Janjinya kan sama kakak bakalan di SMA Negeri. Lebih bagus."

Shaletta bangun dari tidurnya, "Lah, Letta udah nyari kok testimoninya. Bagusnya sama aja, seimbang lah sama SMA Negeri. Lagian disana lebih banyak cogannya." Untuk kalimat terakhir, Shaletta mengecilkan suaranya.

Izza dan Lio kompak menatap tajam adik bungsu kesayangan mereka itu. Shaletta menyengir.

"Ga, ga boleh. Disana ada geng ga jelas. Suka bikin keributan. Kakak ga setuju. " Ucap Lio.

Izza dan Lio walau kembar, perbedaan sifat mereka tentu terlihat jelas. Izza yang patuh, disiplin dan merupakan siswa dengan title baik-baik, disukai guru-guru, mantan ketua OSIS terbaik di SMA nya, terbanding terbalik dengan  Lio yang merupakan ketua geng dan ketua onar disekolah yang sama dengan Izza. Penanganan terhadap Lio yang suka berontak, cukup bisa teratasi dengan Izza yang pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Tapi, itu kembali tidak berguna ketika mereka sudah kelas 12 SMA. Izza sudah pensiun dari jabatannya, dan Lio yang senang kembali melakukan aksi nya.

"Mirror, please" Ucap Izza memutar bola matanya.

"Pertemanan gue sama si anak Ravindra tuh ga bisa disamain ya, mereka lebih parah dari gue. Geng gue mah tampang aja agak sangar, isinya Sugar semua. " Jelas Lio.

"Tetap aja."

"Ets, lo bisa kena pencemaran nama geng karna menyamakan geng sana dengan geng gue yang suka menolong orang yang lemah."

GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang