📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍
•
•
•I hope you enjoy reading this. 🔍
×××
Jam istirahat sekolah membuat Shaletta dan Dilla kompak menghembuskan nafas lega. Rasa lapar kini mulai tak tertahankan."Gila, melepuh udah ni otak gue." Dilla menggandeng Shaletta.
"Lo jadinya masuk di PMR? Duh, anak UKS dong nih."
Shaletta mengangguk, "Hari ini bagian gue jaga. Jadinya gue ga bisa nemenin lo makan dikantin nih."
"Ga masalah, ntar gue juga mau balik kelas aja ma yang lain."
Tiba-tiba tarikan dari sampingnya membuat Dilla melotot kaget, Shaletta yang juga ke ikut tertarik, menatap ke samping Dilla.
Jeremi sendiri, menatap Dilla.
"Bareng aja, mau?"
"Loh, kak Jeremi?" Shaletta kini menatap bingung. Ia menatap temannya dan kakak kelasnya itu curiga.
"Kalian lagi PDKT, ya? Atau udah jadian?"
Pertanyaan Shaletta kompak membuat Dilla memerah malu, dan Jeremi yang refleks membuang mukanya menatap kearah lain.
"Apaan sih, Ta?" Malu Dilla sambil memukul pundak Shaletta.
Shaletta tertawa, lalu mengangguk saja. "Yaudah gue nitip temen gue ya kak. Awas, orangnya galak."
Dan kini Shaletta beranjak pergi, meninggalkan Dilla dan Jeremi berdua. Sebelum pergi ke UKS, Shaletta menyempatkan dirinya untuk membeli roti dan minum untuk mengganjal rasa laparnya.
Shaletta kini berjalan menjauhi kantin, menuju UKS. Ia melihat handphone nya yang tidak mendapatkan notifikasi apapun.
"Kak Genta dimana, ya?" Batinnya.
.
.
.Dara, salah satu teman sekelasnya, yang juga sama-sama satu bidang dengannya sudah menunggunya. Shaletta memberikan roti dan minuman yang ada ia beli lebih tadi. Meletakkan nya dimeja depan Dara. Dara berbinar senang.
"Aw, i love you so much, thanks makanannya." Senang Dara.
Shaletta duduk di sebelah Dara. "With my pleasure."
"Gue seneng banget lo join disini. Akhirnya gue ada temen. Tau sendiri kan lo karna gue anak bawang disini, selalu kena suruh-suruh senior."
"Jadi, lo seneng ada temen yang ikut menderita kayak lo?" Shaletta berucap bercanda.
Dara ikut tertawa, "Bener juga sih, derita bareng-bareng. Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, gue malah seneng tau. Anak-anak yang luka kan rata-rata anak olahraga tuh, duh mana cakep-cakep lagi. Cuci mata mulu gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA✔
Teen Fiction[DISELESAIKAN] Entah sebutan apa yang pantas untuk sosok seorang Gentala. Berandalan, biang onar, perusuh, bad boy, brengsek, hingga kata bajingan pun tidak segan-segan disandingkan dengan sosoknya. Si biang onar nomor satu disekolah SMA Ravindra U...