BAB 29

11.5K 697 46
                                    

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍


I hope you enjoy reading this. 🔍

×××

Mendekati hari ujian tengah semester. Shaletta dkk memilih untuk belajar di perpustakaan kota.

Karna juga hari ini libur, mereka bertiga sekalian untuk keluar main bersama.

Shaletta yang masih asik dengan bukunya itu mendongak ketika Dara dan Dilla tampak menatapnya tak berkedip.

"Kenapa sih? Kalian ga belajar? "

"Lo.. Udah jumpa nenek lampir itu, ya?" Pertanyaan Dara dibalas anggukan Shaletta.

"Iya, ada sempat bicara juga, kok."

Dilla terkejut, "Hah? Idih, ngapain? Harusnya lo langsung ngejauh, dia itu virus."

Dara mengangguk setuju perkataan Dilla.

"Sok cantik, playing victim." Jelas Dara.

"Penasaran gue kemarin model orangnya gimana, ya kan kualitas ga bisa diliat dari luarnya aja." Shaletta berucap. Dilla dan Dara terkekeh kecil, meminimalisir suara mereka, jaga-jaga agar tidak membuat keributan.

"Udahlah, ga usah bahas orang. Mending bahas lo. Kok bisa lo pergi sama kak Jeremi? Bukannya bilang mau move on?" Tanya Shaletta.

Dara tampak bingung. "Eh, eh, gimana?"

"Ni orang kemarin pergi bareng Kak Jeremi di acara lo. Gue aja sempet kaget." Kata Shaletta membuat pipi Dilla bersemu.

Kini Shaletta dan Dara memandang Dilla meminta penjelasan, dan Dilla mulai bercerita. Akhirnya, mereka pun memilih untuk tidak belajar.

.

Angin kencang dan hujan mulai perlahan turun, Shaletta menatap jam ditangannya. Sudah jam tiga sore. Dan masih ada waktu dua jam lagi untuknya pulang. Dilla dan Dara sudah duluan pulang, mereka sempat menawarkan untuk pulang bersama, tapi Shaletta menolaknya.

Shaletta tampak berpikir sejenak, sepertinya ia bisa berkeliling sebentar.

Hujan yang awalnya turun tidak begitu deras, kini mulai perlahan turun dengan derasnya. Shaletta mampir sebentar di salah satu market dan membeli payung bening untuknya pakai.

Shaletta menuju salah satu bus kota gratis. Ia menaiki itu dan mulai menyenderkan kepalanya yang mulai terasa berat. Bus sepi, hanya ada 6 orang didalamnya termasuk Shaletta.

Waktu dihabiskan Shaletta hampir setengah jam lamanya. Ia turun, akan menaiki bus kota arah lain yang berarah kerumahnya.

Handphonenya berdering. Panggilan dari kesayangan nya. Siapa lagi jika bukan Gentala.

GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang