BAB 7

24K 1.9K 89
                                    

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍


I hope you enjoy reading this. 🔍

×××

Gentala berjalan dengan santai menuju ruang makan. Raut datar kejamnya langsung berubah kalem, begitu melihat sang Bunda, Galina Ravindra yang sedang sibuk menyiapkan makan pagi mereka.

Mengecup pipi Galina, "Pagi, Bunda" Ucap Gentala, lalu menarik kursinya.

Kepala keluarga Ravindra melotot melihat itu.

"Genta, kamu ngapain sembarangan cium pipi istri orang?" Gustin Ravindra menatap garang anaknya itu. Sesegera mungkin ia menghapus bekas ciuman Gentala dipipi sang istri.

Galina memutar bola matanya malas.

Gentala hanya mencibir saja perlakuan Gustin yang terlampau possessive kepada sang Bunda.

"Bulol" Ucap Gentala lalu menarik kursi.

"Bulol?" Tanya Galina.

"Bucin tolol" Jawab Gentala dan setelahnya melihat wajah murka Gustin.

Galina menahan tawanya.

"Kamu kok ketawa, cinta?" Dengus Gustin. Menatap cemberut dan sebal ke arah Galina yang kini sudah melepaskan tawanya.

"Ya, gimana, ya? Lagian bener juga kok" Senyum Galina. Lalu mengelus pipi sang suami yang merajuk. "Udah ya, kan akunya seneng kalau kamu bucin sama akunya. Gemes deh" Sambung Galina. Gustin berdehem, menahan senyum, telinganya sudah memerah karna malu.


Gentala hanya menampilkan raut datarnya. Menggelikan sekali kedua orang tuanya ini.

Tak lama, si bungsu Ravindra, Gibran Ravindra menangis keras. Masih dengan pakaian tidurnya, nanny yang mengendong Gibran memberikan Gibran kepada Galina.

"Kenapa, anak bungsu Bunda?"

"Males lah, bangun-bangun Giblan ga lihat Bunda." Cemberut nya. "Mana ada, bang Genta lagi. Makin males."

Gentala memandang datar adiknya itu. Sepertinya saat Galina lengah, ia bisa membawa adiknya itu dan meninggalkannya di tempat asing.

***

Melepaskan helm yang terpasang, Gentala mengacak pelan rambutnya.

GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang