BAB 3

25.1K 2.2K 97
                                    

PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍


I hope you enjoy reading this. 🔍

×××

Mata Shaletta menatap was-was sekitarnya. Empat orang yang dikenalkan oleh Dilla kemarin, juga ada disana. Oke, mendadak ia lupa dengan nama-nama mereka.

Gentala bangun dari sofa yang ia duduki. Berjalan pelan kearah Shaletta yang juga menatap Gentala.

Gentala menarik senyum smirk andalannya.

Menarik.

Gentala cukup banyak menemui orang, semua dari mereka tidak ada seberani gadis didepannya ini. Walaupun pandangan takut tak tertutupi dari diri Shaletta, tapi matanya yang tetap menatap Gentala itu cukup membuat Gentala ingin merasa kenal lebih jauh gadis bercelana training itu.

"Nama lo?" Gentala bertanya. Kembali ia mengisap rokoknya, dan menghembuskannya kearah Shaletta.

Shaletta menutup hidungnya.

"Ga tau ya perokok pasif itu lebih rentan berbahaya daripada perokok aktif?" Ujar Shaletta kesal.

Gentala menatap Shaletta dingin. Shaletta merutuki dirinya sendiri yang kelepasan.

"Saya Senna, kak" Ucap Shaletta. Memberikan senyuman manisnya. Apakah senyuman yang biasa ia beri ke orang tua dan kedua kakak kembarnya itu akan berpengaruh ke pria berandalan didepannya ini?

Gentala terpaku sebentar. Ia membuang rokoknya, lalu menginjaknya.

"Senna?"

"Iya, kalau kakak?"

"Gentala, lo bisa ingat baik-baik nama gue sekarang. Kita satu sekolah" Ucap Gentala datar.

Shaletta bersyukur, name tag miliknya belum terpasang saat ini. Menyamarkan nama merupakan salah satu tujuannya agar tidak diketahui lebih banyak oleh Gentala.

Dibelakang Gentala, gerombolan laki-laki yang berjumlah lebih dari 10 orang itu menahan kagum. Baru ini mereka melihat Gentala berbicara lebih banyak dari seharusnya.

Rafael berjalan kearah Gentala, lalu mengulurkan tangannya. "Lo manis dan cantik banget, sesuai tipe gue. Boleh kenalan? Gue Rafael." Ucap Rafael mengulurkan tangannya.

Shaletta yang ingin membalas uluran tangan itu malah ditarik oleh Gentala.

"Lo pergi sama yang lain." Ucap Gentala. Matanya masih memandang kearah Shaletta walaupun memberikan perintah kepada Rafael.

GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang