📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍
•
•
•I hope you enjoy reading this. 🔍
×××
Beberapa hal kadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Shaletta pun begitu. Bertemu dengan perempuan yang saat ini menatapnya dengan tersenyum ramah, merupakan salah satu takdir yang sangat tidak diinginkan oleh Shaletta sendiri.
Kanzia merupakan perempuan yang patut untuk Shaletta sendiri khawatirkan kehadirannya.
Shaletta masih berdiri mengantri untuk mendapatkan makanan yang diinginkan.
"Lo tau gue kan?" Tanyanya.
Shaletta menatap Kanzia, menaikkan alisnya. Bertanya-tanya apa tujuan manusia itu bertanya kearah sana.
"Dan lo berharap gue jawab apa?" Shaletta tersenyum. Melihat antriannya mulai berkurang, Shaletta segera mengambil cenil, dan mengambilnya dalam porsi banyak. Tentu saja, ini akan dimakan olehnya dan Gentala.
"Gentala tidak akan semudah itu melupakan cinta pertamanya." Kanzia kembali memanasi Shaletta.
Shaletta terkekeh, "Of course." Ya lagian, cinta pertama Gentala kan Shaletta.
"Dan menurut lo, posisi lo yang saat ini sebagai pacarnya karna apa? Pe-lam-pi-a-san." Tekan Kanzia. Dan tersenyum meremehkan.
Shaletta memutar bola matanya malas. "Iya deh, gue pelampiasan. Elo udah barang sampah, jadi.. - tolong minggir." Dan Shaletta segera pergi dari sana sebelum amarahnya memuncak.
Dari jauh, Kanzia mengepalkan tangannya benci.
.
Gentala kini khawatir dengan keberadaan Shaletta. Saat tadi ia mengambil minuman. Mike mengabarinya, bahwasannya saat ini Kanzia menghadiri acara pertunangan Nicholas dan Dara.
Tapi begitu melihat Shaletta yang berjalan sendiri dengan makanan ditangannya, Gentala langsung menghembuskan nafas lega. Segera ia mendekati Shaletta.
"Sayang"
Shaletta bersemu malu karna panggilan kencang Gentala, bagaimana tidak orang-orang sekitar kini menatapnya dan Gentala.
"Diliatin orang tau." Ucap Shaletta berbisik.
"Biar aja." Gentala menatap sekitar. Lalu kembali memfokuskan pandangannya pada Shaletta. "Kamu gapapa kan? Ada manusia aneh yang dekatin kamu?"
Shaletta tentu paham siapa manusia yang dimaksud Gentala.
"Duduk dulu, aku juga laper nih."
Gentala mengangguk. Lalu membawa makanan yang dibawa Shaletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA✔
Novela Juvenil[DISELESAIKAN] Entah sebutan apa yang pantas untuk sosok seorang Gentala. Berandalan, biang onar, perusuh, bad boy, brengsek, hingga kata bajingan pun tidak segan-segan disandingkan dengan sosoknya. Si biang onar nomor satu disekolah SMA Ravindra U...