📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍
•
•
•I hope you enjoy reading this. 🔍
×××
"Jadi, karna Giblan anak bunda yang baik dan ganteng. Giblan maafin Putla, bialpun Putla lebut mainan Giblan tadi." Curhat Gibran.
Saat ini, tepatnya didapur. Shaletta, Galina dan beberapa pelayan yang ikut membantu menyiapkan acara besok untuk anak bungsu Ravindra itu sesekali mendengarkan celotehan Gibran.
"Keren banget, bangga sama Gibran." Shaletta memberikan jempolnya bangga.
Gibran sudah memerah malu-malu.
"Belalti mau dong, kalau kakak cantik jadi pasangan Giblan besok?" Gibran menatap Shaletta berbinar.
Galina menatap putra bungsunya itu geleng-geleng. Genit sekali anaknya itu. Besok pasti akan ada pertumpahan darah antara kedua anaknya kalau rebutan Shaletta terus berlanjut.
Shaletta yang sembari menghias cupcake itu mengangguk memberikan jawaban. "Oke, besok kak Letta jadi pasangan Gibran."
Gibran sontak berseru senang, ia langsung berlarian mengelilingi dapur. Berhenti sejenak, Gibran terpikirkan sesuatu. Segera ia menatap bundanya yang sedang memasak masakan lain.
"Giblan mau keatas. Ke kamal abang." Seru Gibran, lalu langsung berlari. Diikuti oleh nanny-pengasuhnya.
Shaletta dan Galina sontak saling pandang. Galina menghembuskan nafasnya kasar. Keributan dirumahnya akan dipenuhi dengan pertengkaran Gentala dan Gibran sekarang.
"Maaf, ya, Letta. Emang dua-duanya bikin sakit kepala aja."
Shaletta mengangguk, "It's ok, Bunda. Letta malah gemes jadinya."
Galina terkekeh kecil.
"Hm, karna dua-dua anak bunda ngerebutin kamu. Bunda jadi ga masalah siapa yang akhirnya sama kamu. Yang penting salah satu anak bunda bisa sama Letta." Galina mengedipkan matanya, menggoda Shaletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA✔
Teen Fiction[DISELESAIKAN] Entah sebutan apa yang pantas untuk sosok seorang Gentala. Berandalan, biang onar, perusuh, bad boy, brengsek, hingga kata bajingan pun tidak segan-segan disandingkan dengan sosoknya. Si biang onar nomor satu disekolah SMA Ravindra U...