BAB 23

13.9K 1.1K 476
                                    

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍


I hope you enjoy reading this. 🔍

×××

❗WARNING, WAJIB DIBACA SECARA MENYELURUH, ALUR CERITA MULAI MENUJU KONFLIK.❗

_____

Hari berganti hari, perempuan itu mendengus kencang saat mendengar bel tanda pulang berbunyi.

Tak suka, ia kesal.

Dara dan Dilla kompak tertawa mengejek. Senang dengan menderitanya teman mereka itu.

Setelah hari dimana Shaletta menceritakan pertemuannya dengan Hendra. Gentala semakin menjaganya ketat. Kemanapun. Bahkan untuk girls day out saja, Gentala akan memantaunya dari jarak 10 meter bersama anak Zephyr yang lain.

Shaletta kini menelungkupkan kepalanya diatas meja. Pesan masuk tak lama setelah bel berbunyi dari manusia posesifnya, menyuruhnya agar tetap stay menunggu dikelas.

"Kan demi kebaikan lo, juga. " Ucap Dilla. Dara mengangguk setuju.

"Nah, itu dia." Shaletta langsung menghadap, menatap serius kedua sahabatnya itu.

"Cerita ke gue. Sebenarnya ada hubungan apa Gentala dan Hendra? Gue liat lo juga sebegitu bencinya liat Hendra, Dar."

Karna penjagaan ketat dari Gentala, Shaletta sampai melupakan niatnya yang ingin bertanya soal tidak baiknya hubungan antara Gentala dan Hendra.

Dara kini duduk di samping Shaletta. Diikuti Dilla yang juga ingin mengetahui detail kejadian. Setau apapun Dilla tentang apapun yang berkaitan tentang Zephyr, perkara ributnya Gentala dan Hendra ini sangat ditutup rapat-rapat anak Zephyr. Diluar geng mereka, tidak ada satupun yang mengetahuinya.

"Awalnya, Gentala dan Hendra temenan. Bahkan dari sekolah dasar mereka sudah saling kenal." Dara memulai ceritanya.

"Dari Kak Niko, Kak Mike, Kak Jeremi, dan Kak Rafa. Mereka akhirnya ketemu di sekolah menengah pertama, dan ga ada satupun yang gatau, betapa kompaknya mereka berenam dulu."

"Sampai ada kejadian, lost contact nya Hendra saat kelas 3 SMP kalau ga salah. Dia tidak masuk sekolah. Gue ga begitu tau detail karna apa. Kak Niko sendiri juga ga cerita masalah itu. Tapi, yang gue tau, sewaktu Hendra balik lagi kesekolah dia jauh lebih ganas."

"Ganas?" Shaletta bertanya bingung. Dilla menepuk tangannya tanda tau.

"Oh, gue tau. Kabar kak Hendra yang dulu bikin anak sekolahnya babak belur, kan? . Padahal banyak yang kagum sama dia karna bahkan untuk bully orang-orang 'kecil' aja dia enggan. Eh, tau-tau ada kasus langsung mukul anak orang." Jelas Dilla.

GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang