BAB 10

21.6K 1.6K 41
                                    

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍


I hope you enjoy reading this. 🔍

×××

"SUMPAH DEMI APA?!" Jerit Dilla tertahan. Pandangannya fokus ke layar handphone.

Shaletta yang asik dengan makanannya, tersedak. Dengan cepat ia mengambil minuman, dan meminumnya menghilangkan rasa perih akibat tersedak tadi.

"Halal banget ni anak disembelih." Shaletta memandang Dilla kesal.

Dilla tersenyum bersalah, "Sorry bestie. Tapi lo harus tau ini,.. " Dilla menunjukkan handphonenya.

"Wah? SUMPAHHH?! AAAAA SENENG." Shaletta berhigh-five ria dengan Dilla.

Akan ada festival besar-besaran, dan yang pasti akan ada Skateboard Competition yang sangat-sangat ditunggu Shaletta. Dilla sendiri menantikan malam penuh cuci mata akan cogan-cogan. Apalagi dengan adanya beberapa kompetisi pada festival nanti.

D'Youth Competition Festival merupakan festival rutin yang diadakan setiap 2 tahun sekali di kotanya. Setiap festival ini, Shaletta pasti akan kabur dari asrama. Dan diam-diam akan pergi bersama-sama temannya untuk pergi melihat festival. Khusus untuk Shaletta, ia akan turut andil pada kompetisi skateboard.

Dering telpon mengalihkan pandangan Shaletta.

Big broo Za is calling...

"Siapa, ta? Kak Gentala? " Tanya Dilla.

"Kak Izza. Bentar."

"Iya, halo my Big Brother kesayangan."

"Kamu dimana, dek?"

"Di Cafe lagi sama Dilla, nongki-nongki manjah." Balas Shaletta.

"Masih pakai seragam sekolah?"

"Iya? Kenapa kak?"

"Kakak nampak kamu, coba liat keluar, deh."

Pandangan Shaletta beralih keluar cafe. Ada kakaknya disana. Shaletta melambaikan tangannya.

"Masuk sini, kak."

Telpon mati, Dilla memandang bertanya.

"Kak Izza kemari?"

"Iya. Tuh, emang udah didepan kafe."

"Duh, muka gue ada dekil ga sih? Nyesel pulang sekolah langsung dimari." Dilla memandang wajahnya pada layar handphone miliknya. Shaletta memutar bola matanya malas.

Izza dan temannya, yang Shaletta tau bernama Bagas itu, kini duduk bersama di meja yang sudah ditempati Shaletta dan Dilla. Izza mengelus rambut adeknya sebelum duduk.

GENTALA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang