📍PENULISAN INI DILAKUKAN DALAM TEMPO YANG SEDALAM-DALAMNYA. SELAMAT MEMBUCIN RIA! 📍
•
•
•I hope you enjoy reading this. 🔍
×××
Berbeda dengan pabrik produksi skateboard pada umumnya. Pabrik milik Robi, hanya perumahan minimalis biasa. Di sekitar rumahnya, terdapat lapangan futsal yang luas, dengan skatepark yang jauh lebih besar luasnya daripada rumah produsen itu sendiri.
Jadi, jangan heran jika tempat ini, akan ramai oleh muda-mudi yang bermain skateboard atau futsal.
Shaletta tanpa skateboard kesayangannya, kini berjalan menuju ruangan Robi. Sesekali dia tersenyum dan mengangguk, membalas sapaan orang-orang sekitar. Tentu saja mereka semua mengetahui skater girl itu.
"Aw~ tiba juga lu, baby." Robi dengan khasnya berekspresi senang melihat kedatangan Shaletta.
"Gue ga bikin lo nunggu kan?" Shaletta langsung duduk di sofa mengambil air minum yang sudah tersaji. Dan meneguknya hingga tandas.
Tidak jaim dan malu-malu kucing, walaupun tempat itu bukan rumahnya. Ya, lagian tamu kan raja.
Robi mendengus kesal.
"Ga tau malu, lo. Baby, pawang lo mana?" Robi celengak-celinguk. Berharap melihat mas ganteng. Siapa lagi jika bukan Gentala.
Shaletta memutar bola matanya malas. "Tolong ya, itu jiwa-jiwa beringas nya di kurung dulu."
"Kak Genta, ga ada. Jangan berharap banyak."
"Ngomong-ngomong mana skate barunya?" Shaletta bertanya antusias.
Robi bertepuk tangan, lupa niat awal mereka untuk berjumpa.
"Ikut gue. Gue yakin, lo bakalan seneng banget, baby~"
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTALA✔
Teen Fiction[DISELESAIKAN] Entah sebutan apa yang pantas untuk sosok seorang Gentala. Berandalan, biang onar, perusuh, bad boy, brengsek, hingga kata bajingan pun tidak segan-segan disandingkan dengan sosoknya. Si biang onar nomor satu disekolah SMA Ravindra U...