Chapter 47

156 16 4
                                    


Hari H, hari pernikahan Mayza dan Revan. 30 menit sebelum akad nikah, Mayza sudah siap dengan balutan busana pengantinnya. Hanya tinggal menunggu kedangan mempelai pria dan keluarga.

Mama Mayza menghampiri Mayza dan memeluknya sambil menangis bahagia. Mayza dengan hangat menyambut pelukan mamanya sambil tersenyum semringah.

"Selamat ya nak, dan terima kasih sudah membuat keputusan yang tepat. Mama do'a kan semoga kamu bahagia dan rumah tangga kamu nanti nya bisa sakinah, mawaddah, warahmah."

"Terima kasih ya mah do'a nya. Insya Allah aku siap dan ini adalah keputusan terakhir aku." ucap Mayza tersenyum.

Dilain sisi, Revan dan keluarga nya juga sudah siap menuju rumah Mayza. Revan buka instagram nya dan melihat insta story MUA yang menangani pernikahan Mayza. Alangkah terkejutnya Revan kala melihat wajah cantik yang sedang tersenyum milik Mayza disana.

Perasaan Revan makin tak karuan, jantungnya berdegup kencang, terpesona akan kecantikan Mayza yang sungguh luar biasa. Sebentar lagi wanita cantik itu akan menjadi isterinya. Revan berzikir dalam hatinya sambil berdoa, berharap semoga pernikahan nya ini bisa berjalan lancar dan khitmad.

Mama Revan yang duduk di samping Revan menangkap ekspresi senang di wajah anaknya itu. "Kamu kenapa senyum-senyum sendiri Revan? Hem....pasti kamu sudah tidak sabar kan untuk segera bertemu dan menikahi calon isterimu." Goda mama.

"Mama tau aja." ucap Revan malu-malu kucing.

"Sudah dong mah, jangan digodain anaknya. Kan sayang dianya malah salah tingkah." Ucap Papa Revan yang duduk kursi depan.

"Revan... Ingat pesan papa dan mama untuk pernikahan kamu. Kamu harus jadi imam yang baik dan bertanggung jawab serta selalu menemani isterimu dalam suka maupun duka." Papa kembali mengingati Revan nasehatnya.

" Iya pah, mah, Insya Allah aku akan amanah dan akan selalu ingat pesan dari papa dan mama." Jawab Revan mantap.

Revan lalu melihat semua awak dalam mobil. Hanya ada papa, mama dan sopir. Lalu dimana Karin?

"Mah, Karin mana mah? Kok dia ngak ikut?" Revan bertanya pada mama.

"Ouh itu Karin katanya harus ketemu sama seseorang. Nanti dia nyusul kok, tenang aja." Jawab mama.

"Ouh." Tanggap Revan singkat.

Selama perjalanan, Revan tak hentinya berzikir dan memantapkan hatinya. Selama perjalanan pula, senyum dibibirnya tak sedikitpun memudar. Sungguh, ia semakin tak sabar untuk segera bertemu Mayza.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

'Mayza, tolongin aku... Aku sekarang ada di taman dekat rumah kamu. Pleaseee, cepat.'

Mata Mayza membesar saat membaca  pesan dari Karin. Disaat bersamaan pernikahan hanya tinggal beberapa menit lagi. Tapi ia merasa sangat panik sekaligus bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi pada Karin. Apa dia sedang dalam bahaya?

Tanpa banyak berpikir, Mayza langsung bangkit dan berlari kecil keluar dari kamarnya. Baru saja ia melangkah keluar, mama muncul dan mencegahnya. "Kamu mau kemana May? Sebentar lagi acaranya mau dimulai."

"Maaf mah, aku perlu pergi sebentar. Ini darurat dan aku ngak bisa jelasin sekarang. Mama tenang aja, aku ngak akan lama." Mayza terburu-buru dan langsung melesat pergi.

Mayza mengangkat sedikit gaunnya agar bisa leluasa berlari dan agar gaunnya tak kotor. Dengan tergesa Mayza langsung keluar rumah lewat pintu belakang. Kini yang ia pikirkan hanyalah Karin. Meski hubungan mereka sempat renggang, tapi mau bagaimana pun Karin tetap sahabatnya.

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang