Chapter 8

1.6K 84 6
                                    


Pagi hari menyambut. Mayza memutuskan untuk mampir ke rumah sakit terlebih dulu sebelum ia ke kampus. Setibanya di rumah sakit, Mayza berlari kecil menuju kamar rawat Fathur. Dengan napas terengah-engah, Mayza segera masuk ke dalam dan mendapati Fathur sedang asyik menonton acara televisi.

"Loe kenapa May?".tanya Fathur melihat kedatangan Mayza dengan napas terengah-engah.

"Pakek nanya lagi?".ucap Mayza dingin.

"Ya elahhh, pakek acara ngambekan segala lagi".protes Fathur.

Kemudian Mayza segera ambil tempat di kursi di samping ranjang Fathur.

"Ya udah cepetan kamu bilang, apa maksud kamu nyuruh aku datang kesini?".tanya Mayza sambil mengatur napasnya.

"Ya ampun Mayza..Mayza. Santai aja kali".kata Fathur dengan santai nya.

Mayza tak menghiraukan ucapan Fathur yang ia anggap tak penting tadi.

"Ok. Jadi sebelum gua jawab pertanyaan elo, mending elo jawab pertanyaan gua aja dulu".kata Fathur yang membuat Mayza bingung karna sebelumnya ia tak bertanya apa pun sama Mayza.

"Gua cuma mau nanya satu hal sama elo. Elo ya..yang udah bayarin biaya rumah sakit gua?".tanya Fathur serius.

"Udalah..gak usah dibahas lagi. Aku ikhlas kok nolongin kamu".jawab Mayza ramah sambil mengusahakan seutas senyuman.

"Loe baik banget sih sama gua".

"Udah...gak usah ngegombal".tegur Mayza kembali judes.

"Hellooo, emang siapa yang ngegombal?".bantah Fathur.

"Ya ampun Fathur, kamu kira aku gak tau kebiasaan kamu yang awal-awalnya aja sok manis gitu. Tapi ujung-ujungnya pasti ngegombal juga".ucap Mayza.

"Ok ok, terserah elo aja lah mau anggap apa. Oo ya May, nanti gua bakalan ganti ya uang loe".tawar Fathur.

"Terserah kamu aja".jawab Mayza judes.

"Galak amat sih..hehehh".nyinyir Fathur.

Mayza tak menghiraukan ucapan Fathur. Tiba tiba, terdengar suara ketukan pintu. Sesaat kemudian, dibalik daun pintu-- yang memang sengaja tak di tutup Mayza saat datang tadi--terlihat seorang dokter dan suster masuk.

Fathur memperhatikan sang dokter dan suster itu masuk. Ternyata, dokter tersebut adalah Revan. Revan melihat ke arah wanita yang duduk memunggunginya.

Entah kenapa, Revan menebak bahwa wanita itu adalah Mayza. Untuk memastikannya, Revan segera memanggilnya. "Mayza..".

Mayza yang mendengar namanya dipanggil, seketika langsung menoleh. "Kak Revan".ucap Mayza lirih sambil bangkit dari duduknya.

Keduanya pun mulai salah tingkah. Sedangkan Fathur kembali menyaksikan acara televisi karna ia anggap tak ada untungnya juga ia menyimak pembicaraan dibalik sebuah pertemuan yang di anggapnya konyol itu.

"Kak Revan kerja disini?".tanya Mayza berusaha biasa saja.

"Eum iya".jawab Revan seadanya.

"Ooh".tanggap Mayza singkat.

"Oo ya May, emang siapa nya yang sakit?".tanya Revan sambil melirik ke arah Fathur.

Fathur yang mendengar pertanyaan dari Revan tadi, langsung menatap tajam ke arah Revan. Terlintas di pikiran Fathur sebuah ide konyol yang ingin ia lancarkan saat itu juga.

Segera Fathur meraih tangan Revan untuk menjabatnya dan memperkenalkan diri.

"Kenalin, nama saya Fathur. Saya adalah salah satu mahasiswa berprestasi dikampus sekaligus mahasiswa yang paling ganteng plus populer di kampus. Selain kuliah, saya juga berprofesi sebagai seorang fotografer. Dan satu lagi yang paling penting adalah...saya adalah pacarnya Mayza".ucap Fathur dengan bahasa formal.

Jelas, pernyataan Fathur tadi membuat Mayza dan Revan saling berpandangan. Mayza menggelengkan kepalanya sebagai isyarat men-tidakkan pernyataan Fathur tadi.

Revan lumayan mengerti maksud Mayza, langsung membalas perkenalan Fathur. "Saya Revan".ucap Revan, lalu segera menurunkan tangannya.

"Ok kalau begitu saya periksa dulu keadaannya".ucap Revan professional.

Revan segera memeriksa keadaan Fathur. Setelah selesai, Revan segera permisi dari kamar Fathur.

Sesudah Revan keluar, Mayza seketika kembali terbayang saat ia bertemu kembali dengan Revan. Lama Mayza membiarkan pikirannya terbang bebas, akhirnya pikiran indahnya buyar saat Fathur menjitak kepalanya.

"Auuu..".rengek Mayza.

"Mikirin apaan loe?".tanya Fathur.

"Udahlah gak penting. Ya udah, aku mau ke kampus dulu".ucap Mayza bersiap-siap pergi.

"Loe mau ke kampus atau pengen ngobrol sama si dokter Revan yang ya...lumayan lah. Tapi kalo dibandingi sama gua sih..., jelas gua lah yang lebih ok".ucap Fathur membanggakan diri.

"Ah..terserah kamu lah. Males debat terus sama kamu".

"Ya udah kalo terserah".ucap Fathur sinis.

"Oo ya, sebelum aku pergi, kamu jawab dulu pertanyaan aku. Kenapa kamu minta aku datang kesini?".Mayza mulai serius.

"Ooo soal itu ya... Itu karna...ya...gua kangen sama elo May".Fathur mulai menggoda Mayza dengan cengirannya.

Dengan perasaan geram Mayza segera keluar tanpa menghiraukan Fathur lagi.

Fathur yang melihat Mayza keluar tanpa pamit dari kamarnya begitu saja, hanya tertawa jahil.



TBC

Semangat terus ya bacanya🤗🤗

Jangan lupa vote dan komen ya😎😃😀🤗😘😇😇

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang