Prolog

6.4K 178 4
                                    


     Namaku Mayza Nabila Aprilia. Umurku hampir 22 tahun. Aku seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran semester akhir. Aku anak tunggal dalam keluargaku sehingga aku sangat disayangi oleh kedua orang tuaku yang berasal dari keluarga terpandang. 

     Papaku adalah seorang pengusaha sukses yang memiliki cabang perusahaan hampir di seluruh kota di pulau Jawa. Sedangkan Mamaku sendiri adalah seorang hijaber yang berprofesi sebagai desainer professional yang juga memiliki cabang butik di beberapa kota seperti  Jakarta, Bandung, Surabaya dan juga Yogyakarta.

     Walaupun berasal dari keluarga yang terpandang dan disegani, tidak membuatku gelap mata akan gemerlap nya duniawi dan memilih untuk hidup dengan bebas. Keluargaku selalu menanamkan nilai-nilai agama dan berbudi pekerti luhur dalam membentuk kepribadianku. Nilai-nilai agama tersebutlah yang membuatku untuk berhijab saat aku menginjak remaja.

     Dan...yup! Pagi ini aku akan ke kampus seperti biasanya. Hanya perlu waktu beberapa bulan lagi hingga aku bisa lulus. Pagi ini sungguh cerah. Kota Jakarta yang padat memang sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi mataku. Di kampus aku memiliki seorang sahabat yang sangat mengerti aku dan setia menemaniku baik susah maupun senang. Namanya Karina Ayu Lestari. Aku biasa memanggilnya Karin.

     Menurutku Karin adalah seorang gadis yang sangat baik dan penyayang. Rupanya yang menawan dan sifatnya yang terbuka membuatnya banyak dikagumi oleh para mahasiswa di kampus. Karin memang tak berhijab sepertiku, tapi ia sangat menyukai hijab. Saat ku tanya apa yang membuatnya tak mau berhijab ia hanya mengatakan bahwa belum pantas berhijab.

     Mungkin ia berpendapat seperti itu karna ya...dia sudah terbiasa dengan dunianya sendiri yang menurutku agak bebas. Ada satu hal yang membuatku sangat salut dengan sahabatku ini, karna apa? Karna sampai saat ini ia sudah memiliki mantan sebanyak 21 orang. Wooow..😱 Amazing..😂
 
     Dan...dari sinilah kisah yang paling berkesan dalam hidupku dimulai. Masa dimana aku mulai merasakan yang namanya...cinta. Karna jujur, selama ini aku belum pernah merasakan jatuh cinta yang sebenarnya. Dan kinilah saatnya sangat Maha Cinta memberikan warna baru dalam hidupku. Aku yakin segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah segala hal yang terbaik yang Allah berikan kepada hamba-Nya.

Masih ku ingat betapa orang yang sangat kucintai itu selalu mengganggu ku. Perasaan kesal selalu menghampiri ku. Namun, seiring berjalannya sang waktu aku mulai menikmati semua itu.

Kata katanya...yang kerap kali membuatku merasa muak, namun kata - kata itu pula yang membuatku semakin dekat dan mengenalnya hingga akhirnya menetapkan hati memilihnya.

Sang Maha pembolak balik hati manusia, kini juga telah membuat perasaan benci itu menjadi perasaan yang sangat sulit kujelaskan. Dan perasaan yang sulit ku jelaskan itu pun kini berubah seperti semula takkala ku sadari bahagiaku ternyata diatas tangis orang lain.

"Aku mencintaimu karna Allah". Kalimat itulah yang terakhir ku ucapkan kepada seseorang yang sangat kucintai. Walau kata itu pernah terucap kepada seseorang yang telah mengajarkan ku untuk lebih terbuka pada dunia.

Remang remang yang kurasa. Aku tak tau aku dimana. Semuanya terasa begitu terang hingga aku sulit membuka mataku.

Telingaku masih mampu mengabadikan suara yang selama ini selalu kudambakan. Suara yang begitu lembut.

Halus.

Menenangkan.

Menyamankan.

Menentramkan.

Ku harap, Allah berkenan mengizinkanku kelak mendekap dalam pelukannya di surga-Nya nanti. Bersama dia yang kini tak sempat kudekap.

Seseorang yang membuatku kembali mengikhlaskan cintaku. Tak mengapa, karna aku yakin Allah telah mempersiapkan yang terbaik untuk aku. Bahkan jauh lebih baik dari harapanku.

Ku harap waktuku tak berhenti di sini saja. Masih banyak inginku yang belum bisa ku penuhi. Terutama inginku untuk terus disisinya yang entah kapan menjadi sosok yang sangat berarti bagiku. Sosok yang terlambat kusadari bahwa dibalik bahagiaku ada sendunya yang tak pernah ia ucapkan.

Jika harus ku ingat kembali masa itu sangatlah menyakitkan. Bagaimana tidak, saat itu aku merasa menjadi wanita yang paling berdosa atas rasa sakit dari orang yang paling melangitkan namaku.

Tak tau harus dengan kata apa harus ku ungkapkan rasa bersalahku padanya. Bahkan di saat aku berada antara hidup dan matiku, sosoknya tak pernah beranjak sedikitpun dan selalu menggenggam tanganku. Andai semua bisa kuperbaiki, akan ku perbaiki perasaan ku padanya dan ku perbaiki keadaan agar tak menjebakku dalam perasaan yang sulit ku jelaskan ini.

Aku menatap kekosongan dalam kegelapan. Seakan waktu yang mengambil alih berbicara, waktuku seakan menyempit. Sesaat aku tak bisa merasakan apa pun, kini semua terasa hampa.

Sunyi

Senyap

Tak bernapas.

~~~~~~~~~~~~~~

Aku terbangun dengan napas memburu. Apa yang baru saja kumimpikan?

Aku meluruskan pandanganku ke depan. Tapi malah sesuatu yang tak ku inginkan yang terlihat. Sesuatu yang berkali - kali membuat sesak dadaku.

Yang ku lihat adalah seseorang yang terbaring lemah di bangsal rumah sakit dengan banyak alat medis terpasang di tubuhnya. Ternyata yang sebelumnya aku mimpikan adalah mimpi semata dimana aku sedang berada antara hidup dan mati. Terapi mimpi itu ada di kehidupan nyataku dengan alur berlawanan. Dan saat ini, dia lah yang berada di antara hidup dan mati.

Ku tatap lekat - lekat sosoknya yang sebelumnya tak pernah ku tatap selekat ini. Semakin ku tatap sosoknya semakin menyesakkan rasanya hati ini dan semakin tak tertahankan rasanya mata ini hingga perlahan bulir bening mengalir dari sana.

Tak terperi sakitnya hatiku kini menyadari bahwa aku benar - benar terpukul menyadari bahwa sosok yang kini terbaring lemah dihadapanku itu telah mengorbankan banyak hal untukku. Tapi bukan bahagia yang ku berikan padanya, melainkan luka yang berkali - kali ku beri yang berkali - kali ia terima dengan lapang.

Sosok itu adalah mimpiku kini
Sosok itu adalah tujuanku kini
Sosok itu adalah harapku kini
Dan sosok itu adalah inginku kini.

Sosok itu adalah....
Cinta yang terlambat ku sadari.









TBC

Baca terus ya...semoga kalian suka dengan karya pertamaku ini
Jangan lupa vote and coment ya...😘😘😊😃
    

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang