Chapter 12

1.5K 77 1
                                    


"Apa? Maksud kamu apa?".Mayza merasa terkejut dengan pernyataan Fathur sebelumnya.

Fathur menarik napas panjang. Ia berniat jujur sama Mayza atas niat jahatnya. Ia berpikir bahwa Mayza terlalu baik untuk dijadikan mainan nya.

"Sebelumnya gua minta maaf. Sebenarnya waktu loe nampar gua di depan anak anak kampus tempo lalu, gua punya niat buat balas dendam sama elo karna gua merasa dipermalukan. Tapi sekarang...entah kenapa semua niat itu berubah setelah gua...".Fathur menggantungkan ucapannya.

"Setelah apa?".Mayza merasa penasaran.

"Setelah gua tau kalo loe tulus nolongin gua. Padahal gua selalu ganggu loe dan sebelumnya gua juga udah maluin elo di depan umum.".ucap Fathur mengingat kejadian kemarin saat ia mengumumkan bahwa ia jatuh cinta sama Mayza.

Mayza menatap manik mata Fathur mencari kemungkinan Fathur berbohong. Tapi ia tak menemukan kebohongan itu.

"Sekali lagi gua minta maaf".ucap Fathur lirih.

Mayza terdiam sesaat, kemudian ia tersenyum lembut pada Fathur. "Gak masalah kok Fat. Aku udah maafin kamu. Aku juga merasa bersalah saat aku nampar kamu. Untuk itu aku juga minta maaf sama kamu".ucap Mayza juga meminta maaf.

"Thanks ya May. Dan kamu gak perlu minta maaf sama aku. Kan aku yang mulai duluan. Dan makasih karena elo udah mau dengerin cerita gua sampe gua tadi sempet nangis".

"Ya gak papa kok. Aku seneng kok bisa bantuin kamu".jawab Mayza ramah.

"Satu lagi. Saran gua sih sama loe... coba loe sedikit lebih terbuka lagi sama orang-orang. Kamu tu cantik, baik, taat agama. Orang-orang pasti senang bisa kenal sama kamu. Kamu cuma perlu lebih terbuka lagi dan jangan takut memulai. Dunia ini luas May. Gak semua orang sifatnya kayak aku yang suka isengin orang melulu".saran Father kepada Mayza dengan cengirannya.Maklum selama ini Mayza memang sedikit tertutup sehingga orang segan terhadapnya.

Mayza tersenyum lembut. "Makasih ya Fat atas masukannya. Insya allah aku akan menjalankan nasehat kamu".

Fathur tersenyum ramah melihat Mayza yang dengan baik mau menerima masukannya.

"Oo ya May. Kenapa kamu gak biarin aja pintunya ketutup?".tanya Fathur karna sebelumnya Mayza sengaja membuka pintu setelah Karin pergi.

"Oh itu. Itu karna kita saat ini kita sedang berdua. Kita bukan mahram. Walaupun kita gak punya niat macam-macam, tapi kan tetap aja kalo ada orang yang bukan mahram berduaan maka orang ketiganya adalah syaitan. Makanya aku bukain pintu. Itu pun biar gak terjadi fitnah diantara kita".jelas Mayza.

Fathur manggut-manggut mendengar penjelasan Mayza. Ia merasa salut terhadap Mayza.

"Oo ya Fat. Kayaknya aku harus pergi. Kamu gak papa kan aku tinggal sendiri?".tanya Mayza pada Fathur.

Fathur tersenyum tipis. "Gak papa. Kamu pulang aja. Lagian kan gak mungkin kamu terus terusan temenin aku. Btw, makasih ya udah mau nemenin aku".ucap Fathur diakhiri senyum.

Mayza merasa terkesan dengan senyuman Fathur. Baru kali ini ia melihat Fathur tersenyum. Mayza pun mengangguk lalu segera bangkit dan bergegas pergi.

"Assalmualaikum".ucap Mayza segera pergi.

Belum sempat ia membalikkan badannya, Fathur segera menyambar lengan Mayza. Mayza menghentikan langkahnya. Waktu terasa berhenti berputar. Ada yang beda disana. Fathur yang melihat Mayza berhenti, seketika langsung melepas tangannya. "Oh sorry. Sekali lagi makasih ya May".Ucap Fathur yang disambut anggukan Mayza.

Mayza pun bergegas pergi. Jantungnya berdebar secara abnormal. Baru kali ini tangannya dipegang oleh laki laki. Mayza segera mengatur detak jantungnya. Dalam hati, ia segera beristiqfar.

~~~~~~~~~~~

Saat pulang dari rumah sakit, suasana hati Karin tak karuan. Ada sesuatu yang sangat mengganjal di hati dan pikirannya. Ia memutuskan untuk pergi ke cafe langganannya.

Selesai menyuruput segelas cappucino, Karin segera beranjak kembali kerumahnya. Saat ia keluar dari cafe, ia tak sengaja berpapasan dengan seorang wanita yang tak asing baginya. Dengan cepat, Karin memanggilnya.

"Kak Davina".

Iya. Wanita itu adalah Davina. Davina yang mendengar namanya dipanggil, segera menoleh. "Karin".ucapnya yang dibalas senyuman oleh Karin.

"Gimana kabar kamu?".Davina mulai membuka pembicaraan.

"Kabar aku baik. Kakak sendiri gimana?".tanya Karin ramah. Ia berusaha bersikap biasa saja walaupun waktu Davina membatalkan pertunangannya dengan Revan, Karin juga sangat kecewa sama Davina.

" Kakak juga baik".jawab Davina.

Davina melihat ada kekecewaan yang masih tersirat dibalik wajah Karin. "Kakak minta maaf ya atas kejadian empat tahun lalu. Kakak tau kamu kecewa sama kakak. Tapi kamu memang pantas membenci kakak karna kakak memang salah".ucap Davina merasa bersalah.

Karin menatap Davina lekat. Dalam hati sudah lama ia memaafkan Davina. "Aku udah maafin kakak kok. Kakak gak perlu merasa bersalah gitu".

Davina tersenyum tipis. Ia terdiam sesaat. Lalu melanjutkan ucapannya. "Tadi pagi kakak sempat ketemu sama Revan di rumah sakit."

"Trus apa tanggapan kak Revan?".Karin merasa penasaran.

"Revan sepertinya masih marah sama kakak. Sampai sekarang kakak merasa sangat bersalah. Kakak bahkan udah menerima ganjaran atas kesalahan kakak. Kakak ninggalin Revan karna kakak lebih memilih laki laki lain. Ternyata kakak cuma dimanfaatin. Sampai sekarang kakak masih belum bisa maafin diri kakak sendiri".ucap Davina sedih. Tampak beberapa bulir bening mengalir di pipinya.

Karin merasa prihatin. Ia pun memeluk Davina. "Kak aku turut prihatin ya".

"Makasih ya Rin".ucap Davina sambil melepas pelukan Karin.

"Kalo gitu aku pamit dulu ya kak".pamit Karin.

"Oh iya. Silahkan. Salam ya buat mama sama papa. Juga buat...Revan".ucap Davina.

Karin mengangguk sambil tersenyum. Lalu, Karin segera bergegas pergi.









TBC
Gimana.....
Masih aman kan??😀😀

semangat terus ya bacanya
Jangan lupa meninggalkan jejaknya dengan cara vote dan komen ya😉😉😄😘🤗😇😇

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang