Chapter 17

1.5K 72 0
                                    


Seminggu lebih sudah sejak kejadian saat Fathur mencoba untuk bunuh diri. Hari ini hari senin. Seperti biasa Mayza pergi ke kampus diantar pak Joel hingga sampai di depan kampus. Mayza turun dari mobil dan segera berjalan menuju koridor kampus.

Baru beberapa langkah ia melangkah, terdengarlah suara motor yang tak asing ditelinga nya. Refleks, ia segera memalingkan wajahnya dan menoleh ke asal suara.

Suara motor itu adalah milik Fathur. Seperti biasa, ia selalu disambut bak seorang pangeran oleh para rakyat kampus.

Tentu saja hari ini ada yang beda. Hari ini, semua orang baik yang cewek maupun yang cowok semuanya mengurumuni Fathur yang sedang berjalan menuju koridor.

Maklum...hari ini adalah hari pertama Fathur kembali ke kampus setelah hampir tiga minggu lamanya ia tak masuk kampus.

Tentunya mereka semua ingin mengucapkan selamat kepada Fathur karena ia telah kembali ke kampus.

Mayza menatap Fathur sendu. Ada rasa bahagia yang menyelimuti relung hatinya. Namun, tiba-tiba saja Karin datang sambil menepuk pelan pundaknya.

"Hey May, ngelamun aja kamu".

"Oh.. ngak kok. Aku gak ngelamun".

"Ok..ok..ok. Oo ya May, sekarang loe liat ke belakang".minta Karin.

"Ngapain? Kan kelas kita didepan. Kalo dibelakang itu namanya kita mau pulang".ralat Mayza.

"Ya ampun... cape deh. Kalo itu mah aku juga tau. Udah gak usah banyak nanya, liat aja".ucap Karin sambil memutar kepala Mayza ke belakang.

Deg..

Matanya menangkap sosok teduh Revan yang berada dalam mobil dan hendak berlalu. Sebelum berlalu, Revan yang juga melihat ke arah Mayza, langsung melambaikan tangannya pada Mayza plus melayangkan sebuah senyum manisnya.

Setelah itu, mobil Revan segera berlalu. Mobil Revan sudah berlalu, tapi Mayza masih belum memalingkan pandangannya.

Benar...
Saat ini ia baru saja terjangkit virus merah jambu akibat terpana akan senyuman manis Revan. Laki-laki itu ternyata memiliki lesung pipi. Mayza tak menyangka bahwa ia akan mendapat senyum seindah itu.

Namun, apa yang ia rasakan ini?? Apakah dokter sudah mengvonisnya terkena penyakit cinta???

Karin menatap sahabatnya itu yang masih bergeming ditempatnya.

"Hey..".Karin menyentuh pundak Mayza agar sahabatnya itu sadar dari lamunannya.

"Oh..i..iya. Kenapa Rin?".Mayza gelagapan.

"Cie..cie. Ada yang baru kepanah asmara nih".goda Karin.

"Emang siapa Rin orang yang kamu maksud?".tanya Mayza sok polos.

"Ya ampun May. Orang yang aku maksud itu kamu Mayza Nabila Aprilia".ucap Karin sambil mencubit hidung Mayza gemas.

"Awww".rengek Mayza."Kamu apa-apaan sih".sungut Mayza segera berjalan menuju koridor diikuti Karin dibelakangnya.

"Oo jadi benar ya..kalo sahabat aku yang cantik ini lagi terkena virus cintanya seorang pangeran bernama Revan?" goda Karin lagi sambil menyamai langkahnya dengan Mayza.

"Kamu apa-apaan sih Rin".ucap Mayza sambil mencubit pelan lengan Karin.

Karin terkekeh dengan tingkah sahabatnya itu. Mayza langsung berjalan cepat menuju kelasnya. Ia tak mau Karin melihat wajahnya yang sekarang ia rasa menjadi merah karna tersipu malu.

Saat tiba dikelas, Mayza dan Karin langsung menempati tempat mereka masing-masing. Mayza merasa terkejut ketika mendapati ada sebuah surat kecil diatas mejanya. Segera ia membaca surat itu.

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang