Chapter 25

1K 71 3
                                    


" May, kamu dari tadi kemana aja sih. Ditelpon gak diangkat, di kirim pesan gak di balas. Emang tadi kamu ngapain aja sih?".tanya Karin.

Kini Mayza dan Karin sedang makan siang di kantin rumah sakit.

"ooh itu aku tadi ada urusan dadakan. Mama aku minta aku buat temenin ke butik, nyari baju buat arisan". Jawab Karin bohong.

Karin cuma manggut-manggut mendengar penjelasan Mayza.

"Oo ya May, besok kamu ada acara gak. Rencananya aku, kak Revan, mama sama papa mau silaturrahmi ke rumah kamu. Tadi mama nyuruh aku buat nanyain hal ini sama kamu".

"Kayaknya kalo besok aku gak bisa deh. Soalnya aku harus urus sesuatu".

Mayza sedang berusaha menyembunyikan sesuatu. Sebenarnya besok ia ada janji dengan Fathur. Mereka berencana untuk makan siang bersama.

Mengingat tak ada orang yang tau bahwa Fathur telah kembali, terlebih Fathur yang juga tak ingin ada yang tau bahwa ia sudah kembali. Mayza memutuskan untuk tidak menceritakan apa pun tentang Fathur.

" May, kamu aneh banget sih. Dari tadi kayaknya kamu lagi nyembunyiin sesuatu dari aku ya?". Karin merasa curiga dengan sikap Mayza.

" Ng.. Ngak kok. Aku gak nyembunyiin apa-apa kok. Kamu percaya kan sama aku". Mayza menatap Karin lekat sambil menggenggam tangan Karin. Ia berusaha agar Karin tidak curiga padanya.

Karin terdiam lama. Sampai akhirnya  ia pun mengangguk. "Aku percaya kok". Karin mengulum senyum.

Mayza merasa lega sekali. Karin tak lagi curiga padanya. Harusnya ia bersikap lebih tenang lagi saat menghadapi pertanyaan Karin tadi.

"Oo ya May, kamu udah tau siapa pengirim bunga misterius itu?".tanya Karin yang membuat Mayza kembali tak karuan.

"Ooh aku belum tau Rin. Hari ini gak ada yang ngirim aku bunga". Mayza menggaruk kepalanya yang terbalut hijab coklat susu. Kembali, ia harus berbohong untuk kesekian kalinya kepada Karin.

"Kok aneh banget sih. Kemarin aja... Ngirim bunga gak jelas, eh sekarang malah gak ngirim lagi tanpa kasih tau sedikitpun petunjuk".gerutu Karin yang merasa kesal.

Mayza menatap Karin yang masih terlihat kesal dengan tatapan menyesal. Dalam hati, Mayza menyesali keadaan yang memaksa dirinya untuk berbohong.

'Maafin aku Rin, aku terpaksa bohongin kamu'.

~~~~~~~~~~~~~~

Pagi yang cerah. Jalanan di sepanjang kota Jakarta begitu padat dengan kendaraan yang lalu lalang.

Mayza dan Fathur berjalan menyusuri jalanan Jakarta yang terlihat agak sedikit lebih senggang daripada di kotanya.

Mereka berjalan menuju sebuah gerobak di pinggir jalan yang menjual bakmi langganan Fathur dari dulu.

"Kamu sering kesini? "tanya Mayza saat mereka sudah memesan bakmi untuk mereka berdua.

"Banget. Apalagi waktu kita masih kuliah dulu. Tiap pulang dari kampus aku pasti sempetin buat mampir. Lagian udah tiga tahun aku gak datang lagi. Sumpah aku kangen banget sama bakminya".ucap Fathur dengan mata berkaca-kaca.

"Fat, kayaknya ada yang beda dari cara kamu bicara deh. Biasanya kamu kan pakek loe-gue. Nah sekarang pakek aku-kamu".

"Kenapa, gak cocok ya kalo aku bicara gitu?".

"Cocok kok. Cocook banget malah. Aku senang kamu udah berubah".ucap Mayza jujur.

Sebuah senyuman terukir di bibir Mayza. Fathur yang duduk di depan Mayza ikut menyungging senyum saat melihat senyuman Mayza.

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang