Chapter 26

1.4K 78 5
                                    


Sudah seminggu berlalu sejak kemunculan Fathur kembali. Kini dalam kamus hidup Mayza sudah terukir nama lain yang menghiasi separuh jiwanya kini.

Mayza keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan. Di ruang makan ia telah disambut oleh kedua orang tua nya yang sudah duluan sarapan.

"Papa berangkat kerja dulu ya May".ucap papa sambil mencium kening Mayza.

" Iya pah. Hati-hati". Mayza tersenyum simpul.

" O ya May".papa menghentikan langkahnya. " Besok Revan sama keluarganya akan datang kesini. Jadi kalau ada sesuatu yang mau disiapin, siapkan segera". Lanjut papa.

"Emang ada acara apa sih pah, kok kak Revan sama keluarga nya datang ke rumah?"tanya Mayza.

" Papa kurang tau kalo masalah itu. Ya sudah papa berangkat dulu. Assalamualaikum ".ucap papa lagi akhirnya dan segera pergi.

" Waalaikum salam."

Mayza berjalan ke arah mamanya yang sedang membereskan meja makan.

"Mah, sebenarnya kak Revan mau ngapain ke sini?. Minggu lalu Karin sempat bilang kalo mereka sekeluarga akan datang ke rumah. Katanya mau silaturrahmi ".ucap Mayza.

Mama Mayza menghentikan aktifitasnya dan duduk di kursi di ikuti oleh Mayza yang duduk di sebelahnya.

" Lebih dari itu, mereka butuh kepastian dari kamu May".ucap mama serius.

" Kepastian apa mah?".Mayza tak mengerti.

" Kamu lupa May, Revan pernah ngelamar kamu. Tapi kamu minta waktu. Tiga tahun berlalu tapi sampai sekarang kamu masih belum kasih kepastian apa pun". ucap mama mengingatkan kejadian tiga tahun lalu.

Mayza terdiam sesaat mencoba mencerna kata-kata mamanya tadi. Dalam hati ia merasa bersalah pada Revan karena sampai sekarang ia belum memberikan penjelasan apa pun.

" Mah... Jujur Mayza masih be--".

" Jangan pernah kamu bilang kamu belum siap".potong mama cepat. "Kamu sadar kan apa yang sudah kamu perbuat selama ini. Kamu menggantungkan harapan laki-laki yang mau berniat baik sama kamu".ucap mama lembut mengingatkan.

"Tapi mah".

" Mayza.. Mama gak pernah ajarin kamu hal seperti itu. Jika kamu tidak menyetujui hal ini, kenapa kamu gak bilang dari dulu. Sehingga Revan gak perlu tunggu kamu dan menutup hatinya untuk orang lain. Kalo saat ini kamu kurang berkenan sama Revan, apa kamu tau jika di luar sana ada banyak wanita lain yang begitu memujanya".

" Kamu gak lupa kan May apa yang udah Revan korbanin buat kamu. Dia begitu menghargai kamu hingga dia gak pernah menanyakan kepastian kamu sama sekali selama tiga tahun ini".

"Mama rasa itu lebih dari cukup sebagai bukti kalo Revan benar-benar serius sama kamu".jelas mama panjang lebar sambil menggenggam tangan Mayza.

"Apa gak ada kemungkinan lain yang bisa aku ambil untuk menghindari hal ini".tanya Mayza pelan. Ia yakin mamanya pasti tak menyukai pertanyaan nya tadi.

"Mama gak suka kamu bertanya seperti itu May. Apa kamu mencintai laki-laki lain selain Revan".tanya mama akhirnya.

Mayza bungkam. Lidahnya tak sanggup berkata apa pun bahwa memang benar ia mencintai seseorang yang lain.

"Mayza, jawab mama nak". Ucap mama.

Mayza menarik nafas panjang. Ia harus mengakui hal ini. Bahwa ia mencintai seseorang yang lain yang tak lain adalah Fathur. Orang yang baru saja menyatakan cinta padanya beberapa hari yang lalu.

" Iya mah. Mayza mencintai orang lain". Ucap Mayza sambil menunduk.

"Astagfirullah Mayza".mama Mayza merasa kaget. "Kenapa kamu gak bilang sama mama".

" Mayza gak bisa bilang mah. Karna Mayza belum yakin kalo orang yang  Mayza cintai juga mencintai Mayza. Dan baru beberapa hari lalu orang itu mengatakan dia juga mencintai Mayza".ucap Mayza.

" Apa hal itu yang membuat kamu gak pernah memberikan jawaban pada Revan? Kamu menunggu seseorang yang belum jelas apa dia memiliki rasa sama kamu dan memilih mengacuhkan orang yang sejak dulu menyatakan cintanya dan ingin menikahi kamu".  Ucap mama Mayza lembut, berharap putrinya mau mengambil keputusan yang tepat.

"Mah.. Mayza minta maaf".ucap Mayza akhirnya mengakui bahwa ia sempat mengambil keputusan yang salah.

"Kamu gak perlu minta maaf sama mama. Tapi kamu perlu minta maaf sama Revan. Apa kamu tau bagaimana perasaan Revan. Ia berada di posisi yang serba salah. Ia mencintai kamu sedangkan kamu tak pernah memberikan jawaban yang membuat dia juga tidak bisa membuka hatinya pada yang lain."

''Jika sebelumnya mama gak pernah memaksakan kehendak mama pada kamu, tapi kali ini mama mau kamu mengikuti kehendak mama. Mama tidak mau ada penolakan. Lanjutkan lamaran ini dan terima dia".

"Mama gak mau kamu menyesal di kemudian hari dengan meninggalkan laki-laki sebaik Revan. Mama harap kamu bisa ngerti. Mama kasih kamu waktu sampai besok sampai mereka datang".

"Semoga penjelasan mama tadi cukup kuat untuk meyakinkan kamu untuk memilih Revan sebagai imam kamu. Dan mengubur rasa cinta kamu sama laki-laki lain. Cukup sudah Revan diambang oleh ketidakpastian yang kamu berikan. Sekarang sudah saat nya kamu membalas kebaikan Revan".

" Terima lamaran dia dan menikahlah dengannya. Mama mengatakan ini karena mama mau yang terbaik untuk kamu dan karena mama sangat menyayangi kamu". Ucap mama lalu memeluk Mayza dan mencium pucuk kepala Mayza.

Lama Mayza dalam pelukan sang mama, akhirnya Mayza melepas pelukan mamanya dan segera pamit untuk berangkat ke rumah sakit.

Mayza berjalan gontai menuju mobilnya. Ia segera memasuki mobilnya dan segera melesat ke rumah sakit.

Dalam perjalanan Mayza masih saja memikirkan ucapan mamanya tadi. Ia masih dilema dengan pilihan yang akan ia ambil.

Ia sadar kalau ia tak boleh egois.  Tanpa sadar ia sudah melukai perasaan Revan. Harus ada salah satu yang dikorbankan.

Fathur yang ia cintai tapi baru saja mengungkapkan cintanya beberapa hari yang lalu atau Revan, yang bahkan sudah melamarnya dari tiga tahun lalu yang sudah pasti amat mencintai dirinya.

'Aku harus memutuskan salah satu dari mereka. Jangan sampai aku melakukan kesalahan lain yang lebih menyakitkan. Bukan bagiku, tapi bagi orang lain '. batin Mayza.








TBC

Waduhh. Kira-kira siapa ya yang akan dipilih Mayza🤔🤔

Baca terus ya. Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian😇😇😘

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang