Chapter 40

259 30 2
                                    

Sorry dah lama ngak up. Keadaan sekarang kurang mendukung sehingga kesehatan pun kembang kempis. Btw buat yang udah nunggu, makasih ya karena udah stay with my story. 😘😘

Jadwal up mengikuti jadwal semula ya...

......................

Seorang pria berjas abu-abu berjalan santai mengitari koridor rumah sakit. Rambutnya tertata rapi, kacamata hitam yang terkesan manly serta gaya berjalannya yang santai dan lembut.

Pria itu berjalan santai dengan tatapan tajam kedepan, melewati suster-suster yang terpana dengan pesona sang pria. Terlebih saat pria itu kini malah membuka perlahan kacamata hitamnya sehingga membuat wajahnya semakin dikenali. Para suster yang melihat wajah pria itu langsung melebarkan mata dan mulut mereka dengan mata tak berkedip. Sungguh miris...

Bukan para suster saja yang terpana, melainkan para pasien dan orang-orang lain disekitaran itu juga menatap takjub sosok yang sedang dilihatnya. Satu kata yang terdengar, woowww....

Pandangan mereka terus mengikuti setiap langkah pria itu. Hingga akhirnya pria itu berhenti didepan sebuah pintu. Pintu yang tak lain adalah pintu masuk ruang kerja Mayza.

Pria itu melihat kebelakang, mendapati seluruh orang yang ada disana sedang menatapnya dengan mulut menganga. Pria itu terkejut seketika mendapat perlakuan demikian. Namun, orang-orang yang menatapnya hanya diam tak bergeming. Akhirnya pria itu melayangkan sebuah senyuman manis kearah mereka. Seketika mereka langsung terlihat seperti ikan yang tergelepar-lepar saat keluar dari air. Ternyata senyuman pria itu begitu kuat menusuk kalbu mereka.

Tanpa menghiraukan orang-orang yang menjadi histeris akibat senyumannya, pria itu kembali fokus pada tujuan utamanya, yaitu menuju ruang Mayza.

Tok... Tok... Tok...

Pria itu mengetuk perlahan daun pintu ruangan itu. Didalam, Mayza yang mendengar suara ketukan meminta suster asistennya untuk membukakan pintu. Suster itu segera melangkah untuk membukakan pintu.

" Maaf... Ada yang bisa saya bannntuuu--" suster itu tidak menyelesaikan ucapannya dengan benar. Ia malah sedang senyum-senyum terpana dengan sosok Subhanallah yang ia lihat.

Tak terasa, tubuh suster itu perlahan mundur hingga terbentur tiang tirai pembatas. Ada darah segar mengalir dari lubang hidung sebelah kirinya. Namun, suster itu tetap tak berkedip dan tersenyum kearah pria itu.

Dilain sisi Mayza yang sedang meminum air, melihat tak ada tanggapan di arah pintu. Ia lalu langsung mengarahkan pandangannya ke pintu. Seketika, gelas yang dipegangnya jatuh dan pecah. Matanya membulat sempurna tak berkedip. Sedangkan bibirnya hanya kelu tak bisa mengucapkan apa pun.

" Selamat pagi Mayza." sapa pria itu.

" Se-se-lamat pa-pa-pagi-ii."

Sejenak, mata mereka bertemu. Sejenak, Mayza terhipnotis akan keindahan paripurna dihadapannya. Pria itu tersenyum kearahnya. Sedangkan ia hanya bisa menatap tanpa kata hingga akhirnya...

'Astagfirullah... ' ucap Mayza dalam hati.

" Emmm.. Kak Revan? " Mayza memastikan pria dihadapannya.

Pria itu adalah Revan. Ia melangkah masuk duduk dikursi pasien tepat dihadapan Mayza. Sedangkan sang suster yang masih terpesona itu, segera berjalan cepat keluar dari ruangan Mayza. Mungkin karena takut tiba-tiba menderita penyakit hati akut.

Hening sejenak. Hanya ada suara langkah kaki yang terdengar dibalik daun pintu diluar ruangan. Revan kembali tersenyum melihat Mayza yang seperti tak percaya bahwa dirinya benar-benar Revan.

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang