Chapter 14

1.4K 74 2
                                    


"Apa yang mau kamu omongin?".tanya Davina langsung to the point.

Saat ini, Revan dan Davina sedang berada dikantin rumah sakit setelah  Revan tau bahwa Davina memang berada di rumah sakit karna tantenya yang sedang sakit dan dirawat disana.

Revan menyempatkan untuk bertemu Davina pagi ini. Ia ingin membicarakan sesuatu kepada Davina. Sebenarnya ia tak mau melakukan ini. Tapi ucapan Karin semalam sukses membuatnya merubah keputusannya itu.

Revan menatap Karin lekat-lekat. Disana, Revan mendapati sosok Davina yang begitu teduh dan menenangkan seperti beberapa tahun yang lalu. Ah... andai saja semua itu tak terjadi, pasti saat ini ia telah menjadi suami Davina.

"Davina.., maaf karna aku udah egois sama kamu dan gak pernah mau nanggapin permintaan maaf kamu".ucap Revan.

Davina menyambut ucapan Revan tadi dengan senyuman.

"Aku gak pernah masukin ke hati kok semua sikap dingin kamu sama aku. Harusnya aku yang minta maaf sama kamu atas kesalahan yang telah aku perbuat sama kamu dan keluarga kamu. Aku merasa sangat bersalah sama kamu Van. Sampai-sampai hingga saat ini aku belum bisa maafin diri aku sendiri kalo aku belum bisa dapetin maaf dari kamu Van".jelas Davina yang masih merasa sangat bersalah.

Hening sejenak.

"Revan... sekali lagi aku benar benar minta maaf sama kamu".ucap Davina pelan sambil menunduk. "Walau aku sadar, mungkin aku gak pantes buat dapetin maaf dari kamu".sambung Davina lirih.

Revan bergeming. "Aku udah maafin kamu kok. Jadi kamu gak perlu merasa bersalah seperti itu lagi".ucap Revan kemudian.

Davina menatap Revan sendu. Ingin sekali rasanya ia memeluk Revan saat ini. Namun, hal itu mustahil terjadi.

"Kamu serius?".hanya pertanyaan itu yang berhasil keluar dari bibir Davina.

Revan mengangguk sambil tersenyum manis. Davina sendiri merasa terpana oleh senyuman Revan yang sudah lama ia rindukan itu.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Ada hal penting yang harus aku selesaikan".ucap Revan selanjutnya yang membuat Davina sadar dari lamunannya.

Davina menatap Revan yang perlahan bangkit. Entah apa yang mendorongnya, hingga ia juga bangkit dan memanggil Revan lirih.

"Revan".

Revan tak sempat menghiraukan panggilan Davina karna ia harus segera memeriksa keadaan pasiennya. Davina yang melihat Revan tak mengindahkan panggilannya, kembali bersuara.

"Apa masih ada harapan buat aku untuk kembali ke dalam hati kamu?".untuk kedua kalinya Davina melontarkan pertanyaan itu.

Revan yang mulai menjauh, seketika langsung menghentikan langkahnya takkala mendengar ucapan Davina. Revan pun membalikkan badannya dan menatap Davina.

"Aku rasa kamu gak butuh alasan untuk suatu hal yang memang mustahil terjadi itu. Aku akan merasa malu pada masa depanku jika aku masih melakukan kesalahan yang sama. Kurasa hal itu sudah lebih dari cukup untuk menjelaskan posisi kamu sekarang bagi aku. ".jelas Revan yang membuat jiwa Davina seakan runtuh seketika.

Hening ..

Itulah yang terjadi.

"Apa karna kamu udah ada yang lain?". Davina bertanya lagi disela redupnya jiwanya kini.

Mendengar itu, pikiran Revan melayang disaat dimana hatinya hancur karna Davina menghilang di hari pertunangannya hingga disaat dimana beberapa hari yang lalu ia bertemu seseorang yang mampu membuatnya bertekuk lutut pada orang itu pada pandangan pertama.

Ya...
Orang itu adalah Mayza. Orang yang berhasil mencuri hatinya.

"Aku rasa kamu gak perlu tau masalah itu".jawab Revan akhirnya.

Tanpa basa basi lebih lanjut lagi, Revan segera berbalik dan bergegas pergi meninggalkan Davina yang tenggelam dalam berbagai perasaan yang menyelimutinya.

Ternyata disisi lain, Mayza yang seperti biasa akan menjenguk Fathur--kebetulan hari ini ia kuliah siang--tak sengaja melewati kantin dan melihat Revan sedang bersama seseorang yang kemarin tak sengaja d
bertabrakan dengan dirinya.

Dari percakapan mereka tadi yang terdengar samar-samar di telinganya, ia memastikan bahwa wanita itu bernama Davina.

Mayza merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Mengapa Davina terlihat sedih sedangkan Revan berlalu begitu saja.

"Sebenarnya ada hubungan apa antara kak Revan sama wanita itu?". Batin Mayza.





TBC

sorry ya semuanya.
Pada chapter ini author nulisnya dikit😂
Soalnya ngantuk berat nih😴😴😴
Tapi author janji deh bakal cepet update nya😉😉

Semangat terus ya bacanya 🤗🤗
Jangan lupa vote dan komen kalian😉😉
Biar author makin semangat nulisnya dan bisa membuat kalian semua senang😘😘😇😇
Ok😉😎😘😇

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang