Chapter 11

1.5K 75 6
                                    


Usai kuliah, Mayza mengajak Karin untuk menjenguk Fathur di rumah sakit setelah semalam Mayza sempat memberi tau Karin perihal Fathur.

Mayza ikut mobil Karin karena sebelumnya ia sudah mengabari mamanya bahwa ia akan ke rumah sakit dengan Karin untuk menjenguk Fathur.

Dalam perjalanan, Mayza menceritakan semua kejadian tadi pagi termasuk memberi tau bahwa Revan bekerja di rumah sakit yang sama dengan tempat dimana Fathur dirawat.

Sesampainya di rumah sakit, mereka segera menuju kamar rawat Fathur. Di dalam kamar, Mayza dan Karin mendapati Fathur sedang asyik dengan ponselnya. Mayza melihat buku yang diberikannya pada Fathur tergeletak di atas nakas samping ranjang Fathur.

"Fat..kamu udah buka ya kado dari aku. Trus gimana...kamu suka kan bukunya?".tanya Mayza antusias.

Dengan cepat Fathur mengambil buku pemberian Mayza dan memperlihatkannya pada Mayza. "Ini ni yang kamu bilang hadiah? Kamu pikir aku anak kecil apa?".ucap Fathur kesal sambil menunjuk wajah Mayza dengan buku yang dipegangnya.

Karin yang melihat buku itu, tertawa lepas. "Hahaha. Ya ampun May..May. Kamu tu aneh banget ya. Masak kamu kasih Fathur buku kek gitu".

"Tu kan...Karin aja ketawain gua. Loe gimana sih?".sungut Fathur.

"Ya ampun Fat.., aku tu sengaja beliin yang kayak gitu biar-".

"Biar apa? Biar gua di ketawain gitu?" potong Fathur.

"Bukan gitu. Dengerin dulu penjelasan aku. Aku tu sengaja beliin yang kayak gitu biar kamu bisa lebih paham dan gak bosan bacanya. Niat aku baik kok".jelas Mayza.

"Gua udah gede kali. Jadi gua bukan anak kecil lagi dan intinya gua merasa di permainkan".ucap Fathur dengan nada tinggi.

Kemudian, Karin angkat bicara. "Ok..ok Mayza dan Fathur sayang. Kayaknya aku harus cabut nih. Ada urusan dadakan".

"Kalo gitu aku anterin sampe bawah ya".tawar Mayza.

"Gak usah. Kamu lebih baik temenin Fathur aja. Kasian dia masih ngambek tuh".canda Karin.

"Apa apaan sih Rin".Mayza merasa tak suka.

"Ya udah aku pamit ya".ucap Karin lalu bergegas pergi.

Mayza ikutan bangkit dan membuka pintu yang tadi di tutup Karin saat keluar. Lalu ia kembali ke tempatnya. Ia menatap Fathur yang terlihat masih kesal. "Maafin aku ya Fat. Kalo kamu emang gak suka, ya udah nanti aku balikin aja".Mayza merasa bersalah.

Fathur menatap Mayza sekilas. Lalu ia kembali menatap ponselnya. "Gak usah. Lagian gua belum baca tu buku. Siapa tau nanti gua bakalan suka".ucap Fathur dingin. Ya...setidaknya Mayza agak merasa sedikit lega.

"May...".panggil Fathur yang dibalas tatapan Mayza. "Kalo gua boleh tau, elo tau dari mana gua ulang tahun?".tanya Fathur penasaran.

Mayza merasa sedikit terkejut mendengar pertanyaan Fathur. Ia berusaha tetap tenang sambil menarik napas panjang, lalu dihembuskan perlahan. Mayza pun menceritakan semua yang ia dengar dari mamanya Fathur. Sehingga ia bisa tau hari ulang tahunnya Fathur.

"Cuma itu?" tanggap Fathur dingin setelah mendengar cerita Mayza.

"Fat...aku rasa, ada baiknya kalo kamu lupain aja semua permasalahan yang terjadi dalam kehidupan kamu. Kamu ikhlasin semuanya. Insya allah hidup kamu juga akan berkah".saran Mayza sambil tersenyum lembut.

Fathur menatap kedepan dengan tatapan kosong. Pikirannya sedang menyerap perkataan Mayza. Namun nyatanya, pikirannya saat ini malah sangat kacau.

"Gampang banget loe bilang kalo gua harus ikhlasin semuanya. Loe gak ngerti apa yang gua rasain".ucap Fathur kembali mengingat masa lalunya.

Dalam hati, Mayza merasa bahwa ia tak boleh salah kata, takutnya Fathur akan semakin terpukul atau bahkan membencinya.

"Fat..aku ngerti kok perasaan kamu tu gimana. Tapi coba kamu pikir pikir lagi, gak ada gunanya kan kamu mengingat masa lalu kamu?. Gak ada gunanya kan kamu membenci keluarga kamu?. Kamu tau, Allah itu pengatur skenario terbaik dan yakinlah Allah gak akan kasih cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya".ucap Mayza lembut.

Fathur mencerna ucapan Mayza. Tapi lagi-lagi ego menguasai dirinya. "Loe gak tau May, betapa hancurnya hati gua saat orang tua gua pisah. Ya.. gua bisa maklum sih, mereka aja nikah beda agama. Tapi, mereka bahkan gak nganggap gua anaknya demi kepuasaan diri mereka".ucap Fathur, suaranya melemah.

Ucapan Fathur tadi membuat Mayza sedikit terkejut.

"Nyokap gua emang muslim. Tapi bokap gua gak. Dia seorang katolik".Fathur mulai terbuka untuk menceritakan permasalahan keluarganya pada Mayza.

"Seiring berjalannya waktu, akhirnya mama tau kalo papa selama ini mempunyai banyak wanita simpanan. Mama pun minta cerai dengan syarat setengah harta papa jadi milik mama. Papa langsung menyutujui karna papa gak cinta lagi sama mama. Tapi tidak dengan persyaratan mama".

"Mereka sama sama gila harta. Waktu itu gua masih enam belas tahun. Dari kecil gua memang diasuh sama nenek gua. Karna nenek khawatir aku akan ketularan sifat papa sama mama yang  dari awal nenek udah tau kalo sifat mereka berdampak tidak baik terhadap gua. Baru waktu gua masuk SMA, gua pindah kerumah orang tua gua".

"Dulu, gua anak yang patuh. Termasuk soal agama yang memang sejak kecil nenek tanamin Islam sebagai agama gua. Gua selalu diam pas mama sama papa berantam hingga mereka memutuskan untuk pisah. Mereka gak pernah lagi merhatiin gua. Gua sabar sampe gua lulus SMA. Ternyata gak ada perubahan sejauh itu. Dari situ gua brutal. Gua kabur dari rumah. Gua kerja buat ngelangsungi hidup gua. Gua pun jadi Fotografer. Dan tentunya gua juga belajar dengan giat biar gua bisa dapat beasiswa supaya gua gak ngemis ngemis sama orang tua gua".Fathur menjelaskan panjang lebar.

"Tapi sayang, kehidupan gua brutal setelah itu. Gua malah jadi berandalan. Gua lupa sama kewajiban gua sebagai muslim. Bahkan, gua juga pernah ada niat jahat sama loe May".jelas Fathur yang membuat Mayza kebinguan.

"Apa? Maksud kamu apa?".





TBC

Hayooooo😂
Gimana ya reaksi Mayza waktu tau niat gak baiknya Fathur???😂

Baca terus ya...😘
semangat terus and jangan lupa vote dan komen ya😉😉🤗
Biar author makin semangat nulisnya😇😇😇

Tentang Rasa dan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang