"Jay hyung, aku hamil." Ucapnya. Jungwon ini pria dan dia hamil, pasti Jay akan menganggapnya tidak waras.
"Jangan bercanda Jungwon. Aku sedang tidak dalam kondisi baik untuk bercanda." Balas Jay.
"Aku tidak bercanda. Kita selalu melakukan itu... Aku-" Ucapnya gugup sambil meremat ujung baju yang ia kenakan. Jungwon menunduk takut sementara Jay sudah berdiri didepannya, Jay mengangkat dagu Jungwon untuk melihat wajahnya.
"Kau gila. Kalaupun aku harus bertanggung jawab aku tidak mau. Aku tidak bermimpi untuk menikah dan hidup dengan seorang pria. Ck."
"Hyung. Aku mohon aku... Ak-"
"Sudahlah, aku tidak menginginkanmu ataupun anak yang kau bilang itu. Kalaupun anak itu benar ada, gugurkan saja anak sialan itu." Itu kata Jay. Jungwon terluka tentu saja tapi dia tidak akan menyerah, Jungwon dan calon anaknya harus diterima oleh Jay.
"Hyung kumohon percaya padaku, bukankah kau bilang kau menyukaiku... Jongie hyung?"
"Berhenti memanggilku dengan sebutan itu, nama menjijikan yang kau berikan membuatku muak. Aku hanya menyukaimu saat kau memuaskan ku, hanya itu. Astaga aku akan gila. Sekarang pergi dari hadapanku Jungwon, kau itu sangat menjijikan kau tau. Seharusnya aku tidak menerima tantangan mereka. Ck."
"Tantangan, aku?"
"Ya, kau tak lebih dari barang taruhan. Kau pikir lelaki sepertiku mau dengan gay sepertimu? Kau terlalu memainkan peran sebagai kekasihku."
Air mata Jungwon seketika jatuh. Jungwon tersenyum kecut lalu saat hendak meninggalkannya, Jay mencegahnya.
"Aku yang meninggalkan, bukan kau." Ucapnya. Lalu Jay melangkah menjauh dari Jungwon. Jungwon mengusap perutnya yang masih rata.
"Pria itu menolak kehadiran kita sayang." Ucapnya. Jungwon melangkah keluar dari ruangan yang tak terpakai itu. Berjalan keluar dari gerbang untuk tidak kembali lagi.
Sampai dirumah, ia menemui Mama nya yang sedang memasak untuknya dan sang Papa.
"Mama." Ia menangis sambil memeluk Mama nya. Mama nya seketika mematikan kompornya lalu memeluk Jungwon sambil menenangkannya.
"Ma, Mama boleh benci Jungwon, Mama boleh caci Jungwon, Mama boleh usir Jungwon... Ma-"
"Anak Mama kenapa? Mau cerita?" Mama nya mengelus kepala sang anak dengan sayang membuat Jungwon semakin mengeraskan tangisannya.
"Jungwon.. Hiks... Jungwon gay.." Ucapnya. Mama nya terkejut namun dia tak bereaksi seperti yang Jungwon pikirkan. Mama nya hanya diam sambil terus mengelus kepala Jungwon lagi.
"Dan Jungwon hamil." Ucapnya. Mama nya menghentikan elusan nya. Ditatapnya Jungwon, namun ia kembali diam.
"Jungwon."
"Jungwon kotor dan menjijikkan. Jungwon... Maafin Jungwon Ma."
"Berapa usia kandungan kamu?"
"6 minggu."
"Apa dia baik baik saja? Cucuku." Ucap Mama nya sendu namun terdengar suaranya menyiratkan rasa kecewa. Mama nya mengelus perut Jungwon yang masih rata.
"Dia baik Ma." Jawabnya. Saat Mama nya menuntun Jungwon ke meja makan. Tuan Yang tiba dengan keadaan yang buruk. Sepertinya ia sedang stres.
"Papa kenapa?"
"Papa dipecat Jungwon." Jawab Tuan Yang. Jungwon seketika mengurungkan niatnya untuk memberitahu keadaannya pada sang Papa. Namun hati kecilnya menyuruhnya untuk segera mengatakan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fanfiction'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon