Jay berdiri dihadapan Jungwon dengan kesempurnaan yang tetap dia miliki. Mata cokelat tajamnya yang dia wariskan pada sang putra kecilnya membuat Jungwon tak bergeming. Ia menunduk dengan cepat.
"Maafkan saya.. Saya tidak sengaja." Ucapnya. Tak ada jawaban atau bentakan yang keluar dari orang dihadapannya. Hanya keheningan yang dia ciptakan.
Jungwon melihat seseorang mendekat kearah mereka berdua. Dia Jeon Soyeon.
"Maafkan saya Pak, dia memang cerobah." Ucap Soyeon memohon maaf. Jungwon hanya menunduk. Tak ada jawaban apapun sampai akhirnya Soyeon menarik tangan Jungwon menjauh. Ketika mereka sudah menjauh, Soyeon memarahi Jungwon habis-habisan.
"Aku tau kau itu tidak tamat sekolah dan bodoh. Tapi bisakah kau tidak melakukan hal yang membuatku marah? Demi Tuhan Jungwon dia itu Presiden Direktur sekaligus pemilik PJS Departement Store. Gajimu aku dipotong 10% bulan ini." Final Soyeon. Jungwon menelan ludahnya kelu. Namun kenyataan gajinya dipotong membuatnya memohon dan mengemis pada Soyeon.
"Kumohon jangan potong gaji ku. Aku sangat membutuhkan uang itu." Mohonnya. Soyeon hanya mengabaikannya lalu beranjak meninggalkan Jungwon sendirian.
Jungwon berjalan dengan lesu untuk melakukan pekerjaannya yang tertunda. Ia harus memikirkan banyak hal. Bertemu dengan Jay tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Setaunya, Jay tengah berada di Amerika. Tapi kenapa dia bisa berada disini? Sungguh ini semua diluar perkiraan Jungwon.
Jungwon meremat ujung seragam kerjanya. Lalu pemikiran mengenai Jay membuatnya takut. Ia tidak akan membiarkan Jay bertemu dengan sang putra kecilnya, Yoonwon.
Jungwon kembali mengelap kaca dengan pikiran kalut. Ia berjanji akan membelikan Yoonwon mainan baru. Tapi gajinya baru saja dipotong. Bulan ini ia harus membayar uang sewa yang sudah telat selama dua bulan.
Seseorang berdiri dibelakang Jungwon. Dengan perlahan, Jungwon memutar tubuhnya dan mendapati Jake yang tengah tersenyum didepannya. Jake ini mantan partner sex nya. Jungwon pernah menjual dirinya saat ia sangat membutuhkan uang untuk menghidupi Yoonwon. Dan sekarang, ia sudah berhenti karena Jungwon tidak mau menghidupi anaknya dengan uang haram.
Jungwon hanya beberapa kali melayani mereka. Hanya 2 atau 3 kali sampai akhirnya ia memutuskan untuk berhenti melakukannya. Jake menatapnya lekat-lekat. Membuat Jungwon malas untuk berhadapan dengan orang didepannya.
"Apa kau tidak bekerja?" Ucapnya ketus. Jake bekerja disalah satu perusahaan ternama sebagai Manager. Jungwon tau itu. Makanya ia sedikit heran ketika melihat Jake berada disini.
"Day off."
"Ingin makan malam denganku?" Ajaknya. Jungwon segera menolaknya karena ia tdak bisa dan tidak ingin pergi.
"Kau bisa mengajak Yoonwon."
"Hyung, sudah kubilang hentikan semua ini. Ini sia-sia." Ucapnya memperingati. Jake hanya tersenyum kecut.
"Aku hanya mencoba Jungwon."
"Sekarang pergi dari hadapanku! Aku sedang bekerja. Kumohon." Usirnya pada Jake. Sebelum dia pergi, Jake mendekat kearah Jungwon.
"Aku akan menjemput Yoonwon. Jadi Mommy Jungwon tenang saja." Bisiknya. Lalu dia pergi dari hadapan Jungwon. Yoonwon dan Jake lumayan dekat bahkan Yoonwon memanggil Jake dengan sebutan Vader.
Seseorang menghampiri Jungwon dan kini berdiri dibelakang Jungwon. Jungwon mengira orang itu adalah Jake. Dengan malas Jungwon membalikkan tubuhnya.
"Hyung sudah ku-" Ucapannya terpotong saat mendapati Jay tengah berdiri dihadapannya. Dia bukan Jake seperti dugaannya. Jay berdiri dihadapannya dengan wajahnya yang mempesona seperti dulu. Mungkin dulu Jungwon akan terpesona olehnya. Tapi kali ini tidak sama sekali.
"Jadi nama nya Jake." Gumam nya datar, amat sangat datar.
Jungwon hanya diam, lalu menundukkan kepalanya.
"Maafkan saya Tuan, saya pikir itu teman saya. Sekali lagi saya minta maaf."
"Angkat kepalamu dan tatap aku!" Ucapnya karena Jungwon tak kunjung melihatnya. Dengan perlahan, ia mengangkat pandangannya dan menatap Jay tepat dimatanya.
"Ck. Sudah kuduga itu kau Jungwon." Gumamnya datar. Jungwon hanya diam. Menatapnya, terdapat rasa sakit yang masih berbekas di lubuk hatinya.
"Maaf Tuan, anda mengenal saya? Iya saya Jungwon." Ucap Jungwon. Berpura-pura untuk tidak mengenalnya jauh lebih baik.
"Hentikan sandiwara kotormu Jungwon! Aku muak." Bentaknya.
"Maaf Tuan tapi ak-" Jungwon tidak menyelesaikan ucapannya saat melihat Jay sudah pergi dari hadapannya. Mencoba untuk tidak peduli, Jungwon kembali ke aktifitasnya. Selesai dari sini ia akan mencari pekerjaan lagi. Ia rasa, ia harus mengundurkan diri. Atau mungkin sebentar lagi, Jungwon sendiri yang akan dipecat.
Selesai dengan kaca lantai 2, Jungwon pergi kelantai 3 sampai seterusnya. Tempat ini terdiri dari 12 lantai dan hampir seluruh bangunannya dilapisi oleh kaca membuatnya sedikit lelah karena itu. Jungwon duduk dibangku panjang untuk mengambil napas dan istirahat sejenak.
Ia perhatikan sekelilingnya. Orang-orang berbelanja dengan sangat bahagia. Mereka menghabiskan banyak uang untuk hal yang ia rasa tidak terlalu berguna. Orang-orang berlalu lalang sembari tertawa mengenai apa saja. Pandangannya jatuh pada seorang anak kecil laki-laki yang tengah digendong ayahnya. Anak kecil itu tertawa bahagia kala ayahnya memberikan apa yang diinginkannya. Jungwon menunduk. Untuk sesuatu yang tidak jelas ia menangis.
Jungwon selalu berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Tapi malaikat kecilnya membuatnya bertahan. Kata bahagia sangat jauh darinya. Jungwon terlalu buruk untuk menjadi orangtua bagi Yoonwon. Kalau saja ia dan Jay tidak termakan nafsu, mungkin Jungwon tidak akan seperti ini. Mungkin kehidupannya akan jauh lebih baik. Tapi jika ia dan Jay tidak melakukannya saat itu, Jungwon tidak akan pernah memiliki malaikat kecilnya, Yoonwon. Baginya Yoonwon adalah sumber kebahagiaan. Jungwon rela memberikan nyawanya sendiri demi Yoonwon. Yoonwon adalah segalanya bagi Jungwon.
[ X O X O ]
©XOXO(Hugs &Kisses)
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fanfiction'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon