Chapter 3 : Jay

11.7K 1.2K 245
                                    

Aku melarikan diri ke Seoul bulan lalu. Tak ada pilihan lain. Aku harus mengambil salah satu cabang yang dimiliki oleh kakek ku. PJS Departement Store merupakan satu dari sekian banyak apa yang dimiliki oleh keluarga Park. 80 persen saham dimiliki oleh ayahku, Park Seojoon. Dan selebihnya milik keluargaku yang lainnya. Kakek hanya memiliki ayahku sebagai anaknya dan aku cucu pertama yang dimilikinya. Setelah selesai melihat seluruh isi PJS Departement Store, aku keluar dari gedung yang memiliki 12 lantai ini. Diperjalanan, seseorang menabrakku sehingga ember yang dibawa olehnya mengenai sepatuku.

"Oh shit! Siapa dia?" Teriakku refleks.

"Kau bisa merusaknya." Bentakku dan menarik kaki ku kuat, dia terdorong sedikit kebelakang. Aku tidak menyesal melakukan itu.

Dia berdiri lalu menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Ak- aku minta maaf Tuan." Ucapnya. Suaranya bergetar dan terdengar sedikit tidak asing bagiku.

"Apa maaf bisa menyelesaikan semua nya?" Bentakku lagi. Dia perlahan menatapku, dan aku cukup yakin dia adalah Jungwon. Mata hitam yang dimilikinya, aku sangat ingat karena mata itu selalu menatap bahagia padaku dulu.

Kulihat dia yang menggunakan pakaian Office Boy. Wajahnya tirus, tubuhnya bahkan kurus. Dia kembali menunduk saat seseorang menghampiri kami. Dia memohon maaf atas kecerobohan yang dia lakukan. Lalu mereka pergi dari hadapanku. Wanita itu membawa pergi Jungwon. Aku mengikuti mereka. Sebelumnya aku menyuruh sekretarisku untuk meninggalkanku.

Aku tak punya alasan kenapa aku mengikutinya, aku hanya ingin saja. Sampai disana Jungwon terlihat menerima amukan dari wanita itu. Aku tak dapat mendengar percakapan mereka karena jarak kami cukup jauh.

Aku melihat jam tanganku, lalu entah kenapa aku menghububungi Heeseung.

"Pindahkan jadwal meetingku, aku ada urusan penting." Kataku.

Aku segera mematikan sambungan telepon, dan aku kehilangan jejak Jungwon. Mataku mencari keberadaan Jungwon, dan akhirnya aku menemukannya di eskalator. Kenapa dia tidak naik lift?

Lagi-lagi aku mengikutinya. Kulihat punggung kecil Jungwon dan entah kenapa aku kembali terdiam. Aku ingat saat punggung itu tertidur dikamar apartemen ku. Bahkan, dulu tubuhnya tak sekurus saat ini. Jungwon berhenti lalu mengambil alat bersih-bersihnya. Membersihkan kaca dengan tangannya yang seperti tinggal tulang saja. Tangan itu dulu sempat memegang milikku, tak ku sangka dulu hubungan kami sudah terlalu jauh.

Aku seperti tidak ada kerjaan, dan tentu saja aku tak peduli padanya. Aku segera meninggalkannya, tapi saat seseorang berbicara padanya membuatku menghentikan langkahku dan sedikit mendekat untuk mendengar obrolan mereka.

"Apa kau tidak bekerja?" Itu suara Jungwon. Kurasa hubungan mereka dekat?

"Day off." Jawab pria itu. Aku tak suka cara pria itu tersenyum pada Jungwon.

"Ingin makan malam denganku?" Ajak pria itu lagi. Aku masih diam ditempat mendengar apa lagi yang akan dikatakan oleh pria itu.

"Kau bisa mengajak Yoonwon." Pria itu kembali bicara. Yoonwon? Apa Yoonwon kekasih Jungwon? Lalu siapa pria dihadapannya?

"Jake hyung, sudah kubilang hentikan semua ini. Ini sia-sia." Terdengar suara putus asa dari Jungwon, ternyata Jungwon tetaplah seorang gay.

"Aku hanya mencoba Jungwon." Aku tetap mendengarkan obrolan mereka. Sampai akhirnya Jungwon mengusirnya dan entah kenapa membuatku tersenyum. Senyumku langsung pudar saat mendapati pria itu mendekati Jungwon-ku, maksudku Jungwon. Mereka sangat dekat, amat sangat dekat.

Seolah membisikkan sesuatu, lantas setelah itu dia pergi. Entah kenapa kaki ku malah mendekatinya, berdiri dibelakangnya.

"Jake hyung sudah ku-" Ucapan Jungwon terpotong begitu saja saat mendapatiku yang berdiri dihadapan nya.

XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang