Kulihat Yoonwon yang tengah sibuk dengan gelas yang berisi serbuk susu. Sesekali dia berlarian kesana kemari untuk mencari pelengkap minuman yang dia buat. Seakan menyadari keberadaan ku, Yoonwon menyuruhku mengambilkan nya gula. Aku mengambil gula dan memberikannya pada si kecil Yoonwon.
"Yoonwon selalu buat susu sendiri?" Tanyaku padanya.
"Papa yang selalu buatin Yoonwon, tapi sekarang Papa masih tidur. Padahal Yoonwon udah bangunin lebih dari empat kali." Jelasnya dan meletakkan gula secara asal.
"Paman mau Yoonwon buatin kopi atau susu?" Ucapnya padaku.
"Emang Yoonwon bisa buatin Paman kopi?" Tanyaku balik. Dia terlihat berpikir sejenak. Susu yang ada dihadapan nya digeser sedikit.
"Emm... kayak nya bisa Paman." Jawab nya ragu.
"Kopinya Paman ambil dulu ya." Ucapku padanya. Dia mengangguk dan turun dari kursi untuk mengambil gula yang dia letakkan tadi. Aku memasukkan serbuk kopi kedalam gelas dan segera kuberikan pada Yoonwon.
"Gulanya 2 sendok aja oke? Paman mau kekamar dulu ambil ponsel." Jelasku dan meninggalkan Yoonwon didapur sendirian.
Aku berjalan menuju kamarku dan segera mengambil ponsel yang tergeletak di kasur. Aku menghubungi Heeseung untuk membelikan beberapa tiket yang aku perlukan. Hari ini aku akan mengajak Yoonwon dan Jungwon jalan-jalan ke kebun binatang dan ke taman bermain. Sebelum menemui Yoonwon, kakiku melangkah ke kamar Jungwon dan membuka pelan pintu kamarnya.
Aku melihat Jungwon yang masih tertidur dengan nyaman. Setelah memastikan Jungwon tidak akan terbangun, karena Jungwon memang tipikal orang yang sulit bangun. Kami pernah se rumah selama satu bulan. Dan aku tau kebiasaan nya tidur. Dia seperti putri tidur. Dia akan terbangun jika wajahnya dicium, membuatku lebih sering membangunkan nya dengan lumatan-lumatan yang membuat kami terlambat berangkat ke sekolah.
Aku hanya tersenyum samar saat mengingat kenangan itu. Kaki ku melangkah semakin dekat, dan sekarang aku sudah berada disamping nya. Dengan perlahan aku mendorong pelan bahu Jungwon agar dia tidur terlentang, setelah nya aku menurunkan sedikit selimut miliknya.
Aku berjongkok dipinggir tempat tidur hingga wajahku berada tepat disamping perut nya. Perlahan aku menarik ke atas kaos yang dikenakan Jungwon untuk melihat perut nya. Bekas jahitan yang dikatakan Yoonwon waktu itu dapat kulihat dengan jelas. Tanganku menyentuh pelan garis yang membelah perutnya demi mengeluarkan Putraku, Putra kecil kami.
"Engh~" Dia mengerang dalam tidur nya dan aku segera menghentikan aktifitasku. Segera ku benarkan kembali kaosnya dan menaikkan kembali selimut nya.
Jantung ku berdesir hangat saat melihat bekas jahitan itu. Ada rasa kagum dan bangga yang menyelimuti hatiku. Hatiku bahkan menjerit senang saat jemariku menyentuh bekas operasi nya. Bahkan ritme jantungku semakin cepat membuatku harus menekan nya agar tidak keluar dari tempatnya.
Aku beranjak kembali kedapur, namun bel apartemen berbunyi dan segera aku membukakan pintu. Kudapati Yuna yang tengah berdiri dengan gaun peach nya.
"Kurasa kita tidak ada janji hari ini." Ucapku sambil menatapnya datar. Yuna menghampiriku lalu memeluk dan memberikan ciuman seperti biasa.
"Memang, Aku hanya ingin menghampiri tunangan ku saja." Katanya. Tanpa disuruh, dia langsung melewatiku dan berjalan menuju sofa.
Yuna berjalan dengan anggun sedangkan aku mengikutinya dibelakang.
"Paman—"
Suara teriakan Yoonwon terhenti saat melihat atensi Yuna. Yoonwon terlihat meneliti lalu menyunggingkan senyum sopan. Tangan kecilnya membawa kopi yang ia buat untukku. Dengan hati-hati dia membawakan minuman ku. Tinggal beberapa langkah lagi kopi yang dibawa Yoonwon menggunakan nampan malah tumpah membasahi gaun yang dipakai oleh Yuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fanfiction'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon