Chapter 24 : Jay

5.6K 513 30
                                    

Jantungku berdegup kencang saat langkah kecil Jungwon menghampiriku. Aku ingin menulikan telingaku, tidak ingin mendengar kenyataan buruk yang kapan saja bisa berada dipihakku. Jungwon berdiri dihadapanku yang kini masih berlutut.

"Berdiri." Suara Jungwon memasuki indra pendengarku. Aku masih diam tidak berdiri dari posisiku yang masih berjongkok.

"Kita akan pergi." Suara Jungwon lembut. Aku menatapnya tidak mengerti, lalu ia membantuku berdiri.

"Jungw—"

"Kita harus bawa Yoonwon pergi." Suara Jungwon lembut.

Jungwon berjalan menjauhiku dan berjalan melewati kedua orangtuanya. Dapat kudengar teriakan Tuan Yang yang memanggil Jungwon. Jungwon mengabaikannya, ia berjalan dengan membawa tubuh Yoonwon dalam gendongannya.

"Maaf, tapi aku mencintai Jay." Suaranya pelan, nada suaranya jelas bergetar saat mengatakan hal itu.

"JADI KAMU LEBIH MEMILIH PRIA ITU KETIMBANG ORANGTUAMU SENDRI?!"

"Iya, aku lebih milih kebahagiaanku sendiri. Aku egois, maaf."

"Jungw—"

Ucapanku terpotong begitu mendapati Jungwon yang sudah berdiri dihadapanku.

"Kita pergi, aku sudah tidak punya alasan lain untuk tinggal disini. Seperti yang kau lihat, aku diusir." Suaranya lirih, aku menatapnya sendu.

Aku mengambil tubuh Yoonwon dari gendongannya, dan membawanya kedalam gendonganku sendiri. Tidak kudengar suara apapun lagi kecuali pintu yang tertutup dengan sangat keras. Kudengar juga tangisan pelan Mama Jungwon. Seharusnya tidak begini, ini bukan hal yang kuharapkan.

"Aku akan baik-baik aja kan?" Ucapnya meyakinkan diri sendiri. Telapak tanganku menyentuh pucuk kepalanya untuk menenangkannya.

"Kau akan baik-baik saja, aku janji." Ucapku pelan. Jungwon mengangguk dan memelukku erat.

Aku memesan taxi online untuk mengantar kami pergi. Setelah taxi datang, kami segera masuk kedalam. Yoonwon sudah terlelap dalam tidurnya, sementara Jungwon masih terlihat melamun. Kami sudah pergi menjauh dari pekarangan rumah orangtua Jungwon.

Tidak ada percakapan diantara kami, hanya keheningan lama. Mataku sesekali melirik kearah Jungwon yang lebih memilih menatap kearah luar jendela. Ada rasa sakit saat melihatnya seperti itu, jauh dilubuk hatiku aku merasa senang. Kenyataannya Jungwon memilihku.

Jika bukan dalam kondisi seperti ini, banyak hal yang ingin aku tanyakan. Aku ingin menanyakan kehamilan muda nya. Malaikat kecil kami yang kedua, keinginan Yoonwon akhirnya terpenuhi.

"Jungwon, tidurlah. Kau pasti mengantuk. Baby diperutmu juga lelah." Ucapku pada akhirnya. Jungwon menoleh ke arahku dan dia tersenyum tipis. Tangannya menyentuh permukaan perutnya yang masih datar.

"Benar, dia pasti mengantuk. Aku orangtua yang egois hyung." Ucapnya pelan. Setetes air mata jatuh menuruni pipinya, namun segera ia hapus.

"Ju—"

"Ada baiknya kita mencari penginapan hyung." Ucapnya, kali ini aku mengangguk setuju.

[ X O X O ]

Aku menatap wajah Yoonwon dan Jungwon bergantian. Mereka terlihat tenang dalam tidur mereka. Aku manjauh dari ranjang, aku pikir aku akan kehilangan mereka lagi.

"Terima kasih sudah memilihku, Jungwon." Bisikku pada Jungwon yang tengah tertidur lelap. Aku mencium keningnya, lalu kening Yoonwon dan terakhir permukaan perut Jungwon yang rata.

"Sayang, kamu harus tumbuh sehat disana." Ucapku seolah janin yang ada didalam perut Jungwon dapat mendengarkannya. Aku menegakkan tubuhku dan menjauh dari mereka, tidur di sofa tidak masalah untuk kali ini.

XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang