Chapter 1 : Jungwon

15.6K 1.3K 82
                                    

Jungwon mengelap peluh keringat yang membanjiri keningnya, lalu kembali mengepel lantai yang semakin sering dilalui orang. Jungwon bekerja sebagai Office Boy di salah satu Departement Store terbesar di Seoul. Apa yang diharapkan oleh orang yang putus sekolah sepertinya? Jungwon melirik jam tangannya sesekali, lalu kembali membersihkan lantai. 15 menit lagi jam istirahatnya dimulai, itu artinya ia akan bertemu malaikat kecilnya, Yoonwon.

Yoonwon malaikat kecilnya, dia sudah berusia 4 tahun. Mereka berdua tinggal di Seoul baru beberapa tahun yang lalu ketika umur Yoonwon baru menginjak 2 tahun. Kedua orangtuanya tetap tinggal didesa. Mereka ingin menghabiskan masa tua mereka disana.

5 menit telah berakhir. Jungwon segera membersihkan ember dan alat lain nya. Sebenarnya mereka memiliki alat pembersih otomatis, tapi entah kenapa itu hanya digunakan jika mall akan tutup. Setelah mencuci tangan Jungwon mengambil kotak bekal dan botol minum yang ia bawa untuk Yoonwon. Yoonwon berada di Daycare yang berada didepan Departement Store tempatnya bekerja. Sebenarnya ditempatnya bekerja juga ada, hanya saja bayaran perminggu nya sama dengan gajinya bekerja selama satu bulan.

Sesampainya disana, Yeji, pegawai yang akrab dengannya menyapanya.

"Seperti biasa, Tuan Yang?" Tanya nya. Marganya Yang. Yang Jungwon, itu nama lengkapnya.

"Iya. Apa Yoonwon baik-baik saja hari ini?" Tanya Jungwon padanya. Yeji mengacungkan jempol tanda Yoonwon baik-baik saja. Jungwon berjalan menuju tempat dimana anak-anak bermain. Disana ia melihat Yoonwon sedang duduk sambil memeluk robot miliknya yang ia beli beberapa bulan yang lalu. Jungwon melihat sekelilingnya. Anak-anak yang lain asik bermain satu sama lain sementara Yoonwon hanya diam. Jungwon memanggil Yoonwon, namun dia tak mendengar. Kemudian ia menghampiri nya dan menyentuh pucuk kepalanya.

"Kenapa jagoan?" Sapa nya pertama. Yoonwon mendongkakkan kepalanya menatap Jungwon, lalu berdiri dan menepuk pantatnya.

"Papa lama sekali sih." Gerutunya. Yoonwon meraih telapak tangan Jungwon dan menuntunnya keluar dari arena bermain.

Tangan kecilnya menggenggam tangan Jungwon membuat rasa nyaman dan bahagia. Mereka melangkahkan kaki menuju taman buatan yang berada di atap gedung.

"Papa masakin Yoonwon apa?" Tanyanya menatap kotak bekal yang Jungwon pegang.

"Spaghetti sosis sayang." Jawabnya. Detik berikutnya Yoonwon bersorak riang dan menyuruhnya membuka nya dengan cepat karena katanya dia lapar.

"Masakan Papa yang terbaik." Puji nya terus menerus. Yoonwon terlihat lebih baik dari keadaannya yang tadi ketika di Daycare. Sambil terus menyuapi nya, Yoonwon terus menerus bercerita banyak hal kepada Jungwon.

"Papa gak makan?" Tanya nya. Jungwon menggeleng pelan lalu menyuapinya kembali.

Jungwon menekan perutnya agar tidak terlalu lapar. Uang makan siang dari kantor sengaja ia simpan agar Yoonwon tidak merasakan kekurangan. Mereka tinggal di apartemen kecil yang cukup mewah bagi orang kekurangan seperti mereka. Karena Jungwon mau Yoonwon tinggal dilingkungan yang baik.

Jungwon terus menyuapinya hingga tak terasa ini sudah suapan terakhir. Yoonwon meminum air yang ia berikan lalu tersenyum menampilkan deretan gigi kecilnya.

"Kenyang, makasih Papa." Ucap nya. Jungwon mengacak rambutnya hingga membuat nya terlihat kesal dibuatnya.

"Yoonwon mau cerita sesuatu sama Papa?" Ucap Jungwon pada Yoonwon menyinggung mengenai masalah tadi. Masalah saat ia melihat wajah murung Yoonwon ketika di Daycare.

"Um.. Mereka gak mau main sama Yoonwon." Jawabnya murung.

"Mereka bilang Yoonwon itu taunya cuman pinjam mainan mereka aja. Padahalkan Yoonwon cuma pengen megang Pa. Terus mereka ngejekin robot punya Yoonwon. Iya sih robot Yoonwon itu jelek, tapikan itu papa yang kasih." Jelasnya sedih. Jungwon menatap Yoonwon yang tengah menunduk sambil mengelus robot nya. Robot itu sudah jelek seperti yang Yoonwon katakan. Dapat ia lihat genangan air mata yang berada di mata si kecil.

"Maafin papa ya."

Kalau saja orang itu menerima menerima mereka, Yoonwon pasti tidak akan hidup serba kekurangan karena dia memang berasal dari keluarga kaya.

"Papa gak salah, ini salah Yoonwon yang megang-megang robot mereka." Ucapnya menyalahkan diri sendiri. Jungwon medekap Yoonwon dalam pelukan. Menghirup dalam-dalam aroma yang Yoonwon keluarkan. Aroma khas bayi yang menenangkan.

"Jagoan Papa gak boleh nangis." Ingatnya dulu pada Yoonwon. Tapi sekarang malah Jungwon yang menangis. Ia merasa belum pantas menjadi orangtua yang baik untuk Yoonwon. Baginya, Yoonwon tidak boleh kekurangan apapun darinya. Baik materi, maupun kasih sayang.

"Nanti kalau Papa sudah gajian, Papa beliin robot yang baru." Ucapnya membuat Yoonwon menatap kearah Jungwon. Mata beningnya terlihat bahagia. Sangat bahagia hingga membuat Jungwon sendiri turut merasakan kebahagiaan malaikat kecilnya.

"Beneran Pa? Janji?"

"Iya Papa janji."

"Yoonwon sayang banget sama Papa."

"Papa juga sayang sama Yoonwon."

Setelah menemui Yoonwon, Jungwon segera berlari terburu-buru menuju Departement Store. Ia terlambat 10 menit, itu artinya tidak baik. Soyeon bisa saja memarahinya karena keterlambatannya. Jungwon segera berlari menaiki eskalator menuju ruangan dimana para pekerja kebersihan berada. Jungwon mengetuk pintu pelan, lalu Soyeon yang sepertinya tengah menunggunya itu menatap kedatangannya.

"Lagi Tuan Yang Jungwon? Ini sudah tiga kali dalam minggu ketiga. Apa kau ingin gajimu kupotong?" Bentak nya. Jungwon hanya bisa menunduk takut.

"Maaf.. Aku janji ini yang terakhir."

Soyeon memijit pelipisnya lalu meninggalkan Jungwon tanpa kata. Jungwon bernapas lega lalu memasukkan kotak bekal yang telah kosong itu kedalam tas nya. Ia mengambil makanan penunda lapar yang selalu ia makan untuk mengganjal perutnya. Setelah selesai, Jungwon kembali dengan lap dan cairan pembersih untuk membersihkan kaca.

Setelah selesai dengan bagian bawah, Jungwon segera naik menuju lantai berikutnya. Ia berjalan menunduk tak melihat jalan sampai akhirnya ia menabrak sesuatu, lebih tepatnya seseorang. Ember kecil yang ia bawa tak sengaja tumpah disepatu nya. Jungwon dengan refleks bersimpuh dihadapan orang tersebut untuk mengelap sepatunya yang terkena cipratan air.

"Oh shit! Siapa dia?" Teriak orang itu. Jungwon menelan ludahnya. Suara itu! Jungwon mengenalnya. Jungwon berharap dia bukan orang yang tengah ia pikirkan. Ia harap itu orang lain. Ia harap-

"Kau bisa merusaknya." Ucap nya lagi. Jungwon semakin takut dibuatnya. Jungwon takut bahwa orang yang tengah berdiri dihadapannya sekarang benar-benar orang yang paling ingin ia hindari.

"Ak-aku minta maaf Tuan." Suaranya sedikit bergetar. Jungwon berdiri sambil tetap menunduk. Dari sini ia bisa melihat setelan yang dikenakan orang tersebut sangatlah mahal. Dan Jungwon masih tak berani menatapnya.

"Apa maaf bisa menyelesaikan semua nya?" Bentaknya. Jungwon semakin ketakutan. Ia harap orang tersebut bukanlah orang yang sama. Dengan pelan Jungwon mendongakkan kepala untuk melihat nya. Dan benar saja dugannya sedari tadi. Tuhan sedang tidak berpihak kepadanya.

Setelah tiga tahun akhirnya Jungwon dan dia bertemu pandang. Dia mantan kekasih Jungwon. Jay Park.

[ X O X O ]

Chapter pertama 😁

Gimana? Kalian ada juga yang pernah baca book ini versi kapal lain gak? 🤔

Guys maaf banget, tadinya aku ubah sudut pandangnya tapi dari chapter 3 kesana udah agak susah ngubahnya 😭

Semoga kalian suka ya walaupun pake sudut pandang orang pertama 🤗

Jangan lupa vote dan komennya yaa ❤❤

©XOXO(Hugs&Kisses)

XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang