Chapter 16 : Jungwon

9.7K 880 170
                                    

Entah apa yang ku lakukan sekarang. Berbaikan dengan masa lalu? Aku hanya diam menatapi langit-langit kamar, tempat dimana sekarang aku tidur. Disampingku sudah terdengar dengkuran halus dari Jay hyung. Aku memiringkan tubuhku untuk melihat nya. Dia tidur dengan tenang.

"Harusnya aku membuat berbagai rencana jahat bukan? Misalnya menyakitimu seperti kau yang menyakitiku sedemikian rupa?" Ucapku pelan. Aku menatapnya datar. jika melihat Jay hyung tertidur seperti ini, dia semakin terlihat mirip dengan Yoonwon, Putra kecil kami.

"Jay hyung." Panggilku pelan. Kulihat tidurnya yang terganggu saat kupanggil namanya pelan. Dia membuka kelopak matanya perlahan dan menatapku.

"Jungwon." Ucapnya dengan suara seraknya. Matanya yang ia paksa terbuka kini kembali tertutup, namun detik berikutnya aku bertatapan dengan nya. Mata kami saling bertemu saat ia membuka kembali matanya.

Tidak ada jawaban dariku, aku hanya menatapnya saja. Jantungku berdetak pelan, sama seperti dulu. Dan hal inilah yang aku takuti.

"Belum tidur?" Tanya nya. Jay hyung seolah masih mengumpulkan nyawa nya.

"Aku tidak terbiasa." Jawabku jujur. Aku yang pertama memutuskan kontak mata dengannya. Aku beralih menatap langit-langit kamar.

"Seharusnya aku tidak memaksamu untuk tidur disini." Ucapnya. Aku tidak berniat menatapnya kali ini.

"Bukannya sikap pemaksa itu sudah mendarah daging padamu?" Ucapku datar. Kudengar ia terkekeh pelan disampingku.

"Kau begitu mengenalku Jungwon." Ucapnya. Aku hanya tersenyum miris. Tentu saja aku mengenalnya. Dulu aku sangat mengaguminya, aku begitu mencintainya dengan sangat. Dan saat itu aku tidak sadar kalau aku sebodoh itu.

"Kau sedang memikirkan apa hmm?" Tanya nya padaku.

"Tidak ada." Jawabku bohong tentu saja.

Aku mengingat masa dimana aku hanya tunduk dan melakukan apapun untuk Jay hyung, hingga akhirnya aku merusak masa depanku sendiri, merusak hidupku untuk nya. Menampung benih yang tidak pernah kuduga akan tumbuh didalam tubuhku.

"Kau berbohong." Ucapnya pelan. Kurasakan tangan besarnya menyentuh keningku.

"Apa yang kau pikirkan?" Ucapnya lagi.

"Hidupku dulu." Jawabku jujur. Aku menoleh kearahnya yang menegang. Seharusnya dia tidak bertanya lebih jauh agar dia tidak merasakan sakit kembali.

"Apa terlalu menyakitkan?" Tanya nya pelan. Tentu saja menyakitkan.

"Ya." Jawabku seadanya.

Aku tidak mau pembicaraan ini lebih lanjut lagi. Jika dia semakin bertanya, aku bisa saja melukai perasaannya. Kami baru membangun kembali sesuatu yang tidak pernah aku inginkan bahkan aku bayangkan dulu.

"Kembali lah tidur hyung." Ucapku. Tanpa menunggu sanggahan darinya, aku memiringkan tubuhku hingga Jay hyung hanya bisa melihat punggung ku saja.

Aku masih membuka mataku tanpa berniat menutupnya. Aku hanya berpura-pura untuk tidur, namun kurasa dia mengetahuinya. Jay hyung mendekap tubuhku kedalam pelukan nya, hingga dada bidangnya bersentuhan dengan punggungku. Tangannya melingkar diperutku.

"Good night Jungwon." Ucapnya lembut. Suara yang tidak pernah kudengar dulu.

Aku tidak menjawabnya melainkan memejamkan mataku untuk mencoba tidur, namun aku gagal. Hembusan napas hangatnya yang mengenai leherku membuatku tidak nyaman. Aku mencoba kembali tidur hingga akhirnya aku baru tertidur dini hari dengan kepala Jay hyung yang berada dileherku.

Pagi harinya, aku terbangun saat masih kurasakan sebuah pelukan erat diperutku. Dengan hati-hati, aku meletakkan tangan Jay hyung kembali dan segera turun dari ranjang.

XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang