Aku memejamkan mataku dan meredakan emosiku yang memuncak. Berdamai dengan Jungwon sangat membutuhkan kesabaran. Ada hal lain yang harus aku lakukan sekarang. Persetan dengan Jungwon yang masih tidak mau memaafkan ku.
Aku keluar dari ruangan ku lalu berjalan pelan menuju kamar tidur Putraku, Yoonwon. Dengan perlahan aku membuka pintu kamar mereka dan menatap mereka dari ambang pintu. Setelah yakin mereka tidak menyadari kehadiran ku, aku segera berjalan kearah Yoonwon dan mengecup kening nya lembut.
"I love you, Son." Kataku lalu beralih pada Jungwon yang memeluk Yoonwon dalam tidur nya. Aku menatapnya sekilas lalu segera pergi.
Setelah memastikan apartemen terkunci, aku segera turun ke basement. Aku tidak ingin mengambil tindakan ceroboh. Bisa saja Jungwon pergi dari apartemen ku dengan membawa Yoonwon. Aku sudah cukup lama terpisah dengan Yoonwon. Jangan sampai Jungwon ingin memisahkan kami lagi.
Sesampainya didalam mobil, aku segera melajukan nya dengan kecepatan sedang menuju apartemen orang tersebut. Jarak nya lumayan jauh.
Setelah sampai, aku segera memarkirkan mobilku, lalu memasuki lift menekan tombol 11. Pintu lift terbuka dan aku segera menuju apartemen yang dia tinggali. Aku menekan bel dengan sabar, dan pintu terbuka beberapa saat kemudian.
"Apa ada barang yang tertinggal?" Ucapnya padaku dan membuka pintu menyuruhku masuk kedalam tempat tinggal nya.
"Aku ingin membicarakan sesuatu, Jake." Ucapku dingin. Jake hanya menatapku lalu tersenyum kecil. Dia menyuruhku duduk, sementara dia mengambilkan air minum didapur.
"Jadi? Kenapa tiba-tiba Tuan Park yang terhormat datang menemuiku ditengah malam begini?" Ucapnya tenang sembari memainkan gelas yang berisikan air didalam nya. Aku dan Jake duduk berhadapan.
"Jauhi Yoonwon dan.... Jungwon!" Ucapku tenang. Aku menatap Jake tidak suka.
"Atas dasar apa?" Tanya nya balik. Kini Jake menaruh gelas nya diatas meja dan menatapku datar.
"Kau hanya perlu menuruti perintahku. Aku bisa saja menghan—"
"Disini aku yang berperan penting, kau harus mengikuti perintahku. Jadi jangan ancam aku dengan semua kekuasaan mu!" Potong nya. Matanya tetap datar tak bisa terbaca. Tanganku terkepal erat, namun sebisa mungkin aku tidak melayangkan pukulanku diwajah sialan nya itu.
"Jadi kau ayah biologisnya Yoonwon?" Ucapnya.
Aku hendak menjawab, namun Jake lagi-lagi melanjutkan ucapan nya.
"Kau merusak semuanya, Jay." Ucapnya dingin.
"Apa kau kesini untuk mengambil Yoonwon dari Jungwon?" Tanya nya. Aku sebisa mungkin tenang untuk menghadapi Jake. Aku harus bisa membuatnya menjauhi Yoonwon dan Jungwon, apapun yang terjadi. Tidak boleh ada yang mendekati mereka kecuali aku.
"Jika itu tujuan mu, lepaskan Jungwon. Aku orang pertama yang akan menghajarmu jika kau berani menyakiti Jungwon." Katanya membuat sesuatu di dalam diriku marah. Aku tidak suka Jika dia terlalu peduli pada Jungwon.
"Jika kau ingin Yoonwon, kau juga harus menginginkan Jungwon." Lanjut Jake.
"Itu bukan urusan mu, jauhi saja mereka seperti yang aku perintahkan. Kau bekerja dicabang perusahaan milik ku. Dan kau akan tau akibatnya jika kau tak menuruti perintahku." Jelasku menekan kan posisi yang dia miliki. Aku benar-benar bisa menghancurkan Jake dengan cepat. Bahkan sekarang pun aku bisa.
"Terlalu egois." Ucapnya dingin.
"Jika kau ingin Yoonwon, kau harus menginginkan Jungwon juga." Ulang Jake. Matanya terpejam sejenak, lalu terbuka dan menatap tepat dimanik mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fanfiction'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon