Papa meninggalkanku dan Jay hyung berdua untuk menyelesaikan pembicaraan atau yang lebih Papa inginkan penyelesaian hubungan kami. Yoonwon sudah dibawa kedalam kamar oleh Mama. Hal yang paling tidak aku inginkan terjadi, Yoonwon melihat Papa marah dan juga melihat Jay hyung yang tidak berdaya. Bahkan Yoonwon ketakutan sambil memeluk kaki ku tadi.
"Jungwon." Panggil seseorang didepan ku. Entah sejak kapan Jay hyung sudah berdiri dari duduknya. Kurasakan sapuan pelan di poniku, ia menyingkirkan poniku membuatku menatap ke arahnya.
"Kita bicara diluar ya?" Ucapku pelan.
Jay hyung lagi-lagi tersenyum kecil. Aku tidak tau kalau Papa masih mempunyai tenaga yang cukup besar dalam tubuh tua nya. Wajah Jay hyung kurasa akan membiru besok, dan sudut bibirnya sedikit terkoyak.
Sesampainya kami diteras rumah, aku segera mendudukkan diriku disalah satu kursi disana, dan Jay hyung duduk tepat disampingku.
"Apa kau baik-baik saja hyung?" Tanyaku padanya sambil menatapnya yang kini juga tengah menatapku.
"Aku tidak apa-apa, ini hanya luka kecil." Jawabnya atas pertanyaanku.
Ia berdiri dari duduknya dan berjalan ke arahku. Ia berjongkok dihadapanku dengan kedua tanganku yang digenggam olehnya. Kecupan-kecupan kecil kurasakan di punggung tanganku. Perasaan hangat lagi-lagi mengaliri perasaanku.
"Jungwon." Panggilnya pelan namun aku dapat mendengarkannya.
"Aku mencintaimu." Ucapnya.
"Jangan tinggalkan aku karena ini, kita berjuang bersama, oke?" Ucapnya sendu. Cairan yang menghalangi pandangan mataku tiba-tiba menetes.
"Hyung-"
"Aku mencintaimu, mencintai kalian." Ucapnya lagi. Ibu jarinya tergerak menghapus air mataku perlahan.
"Aku juga mencintaimu hyung, sangat." Balasku.
"Tentu saja kau harus sangat mencintaiku." Ucapnya pelan.
"Jadi kau tidak akan menyerah kan? Kau tidak akan meninggalkan aku kan hyung?" Tanyaku padanya.
"Tentu saja tidak. Aku sudah memikirkan kemungkinan terburuk ini." Jawabnya tenang.
"Omong-omong dimana bajingan kecil itu?"
Bajingan kecil? Sunghoon hyung?
"Siapa?" Tanyaku.
"Sunghoon, aku akan menghajarnya." Ujarnya serius, perubahan emosinya jelas terlihat.
"Dia tidak disini hyung."
"Di area mana saja dia menyentuhmu?" Tanya nya. Ia menelisik seluruh wajahku dan juga seluruh tubuhku dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Hyung."
"Di area mana saja dia menyentuhmu Jungwon? Keparat itu benar-benar tidak mengerti dengan ucapanku. Benar-benar keparat sialan!" Ucapnya dengan emosi yang meluap-luap.
"Dia menciumku." Ucapku pelan. Jay hyung mengepalkan tangannya erat. Rahangnya mengeras, jelas sekali dia terlihat marah.
"Lalu?"
"Hanya itu hyung."
Jay hyung memejamkan matanya sebentar, lalu kembali membukanya. Ia sedikit menegakkan tubuhya yang tengah berjongkok dihadapanku. Kurasakan sapuan hangat dibibirku. Aku memejamkan mataku, membiarkannya mencium bibirku secara pelan dan hati-hati. Kejadian itu hanya sebentar, ia melepaskan tautan antara kami, lalu dia mengelus bibirku yang dipenuhi saliva kami berdua.
"Kau milikku Jungwon."
"Iya, aku hanya milikmu hyung."
Jay hyung berdiri dan diikuti aku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fiksi Penggemar'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon