Aku berlari menuju toilet dan mengunci nya. Kaki ku tiba-tiba saja lemas hingga membuatku terduduk di lantai. Tiba-tiba saja aku menangis. Aku menyembunyikan wajahku di kedua lututku yang ku tekuk keatas. Rasa takut dan sakit bercampur menjadi satu. Seharusnya takdir tidak mempertemukan aku dengan Jay hyung.
"Kau menangis? Ck." Suara seseorang mengagetkan ku. Ku pikir disini tidak ada siapapun. Aku tidak mendongakkan kepala ku menatap orang itu. Aku malu, sangat malu.
"Kau itu laki-laki Jungwon." Sambung nya lagi. Mau tidak mau aku mengangkat kepalaku melihat siapa yang berbicara. Disana berdiri Sunghoon hyung yang tengah menyandarkan tubuhnya dan kedua tangan dilipat didepan dada. Matanya menatapku.
"Seharusnya kau menahan semua itu. Sesakit apapun kau merasakan nya. Kau bisa dianggap lemah, Jungwon." Ucapnya lagi. Dia menegakkan tubuhnya dan berjalan kearah samping kaca untuk mengambil beberapa lembar tisu. Sunghoon hyung berdiri tegak didepan ku, membuatku bisa dengan jelas melihatnya dari bawah.
"Hapus air matamu!" Katanya cuek dan melemparkan tisu yang dia ambil kepada ku.
Aku hanya menatap lembaran tisu tersebut tanpa berdiri ataupun mengambilnya.
"Kau tidak berharap aku akan menghapusnya untukmu kan?" Ejek nya. Aku menggeleng kuat lalu tangan ku ditarik olehnya hingga kini aku berdiri dihadapan nya. Sekarang aku tau Sunghoon hyung mempunyai tinggi badan yang tinggi ketimbang diriku sendiri.
"Kau menghadang pintu nya. Aku ingin keluar." Ketusnya. Aku segera menggeser posisi ku, dan dia segera membuka kenop pintu sebelum dia benar-benar keluar. Dia membalikkan badan nya dan kembali menatap ku.
"Haah..." Dia hanya menghela napas pelan, lalu dia maju selangkah dihadapan ku. Tiba-tiba saja dia memelukku.
"Jika kau ingin menangis, menangislah. Kau bisa menangis dipelukkan ku dan orang lain tidak akan tau jika kau menangis. Orang lain tidak akan membicarakan mu lemah karena kau menyembunyikan wajah dan air matamu di pelukan ku." Ucapnya dan dia menutup pintu dengan kaki nya.
"Kenapa aku bertingkah seperti ini." Keluhnya. Namun tangan nya mengelus rambutku. Aku memejamkan mataku dan mulai menangis. Ini pertama kalinya seseorang memberikan sandaran nya ketika aku menangis.
"Apa terlalu berat hidup mu hm?" Suaranya pelan ditelingaku. Aku hanya diam membiarkan air mataku jatuh. Dan pikiran yang membuatku memikirkan semua tentang pertemuanku dengan Jay hyung. Aku tidak melepaskan pelukanku dan tangan Sunghoon hyung tetap mengelus rambutku, membuatku nyaman sampai akhirnya—
"Jangan menangis terlalu banyak. Aku bisa-bisa bermandikan air matamu Jungwon." Ucapnya sambil melepaskan pelukan kami. Dia menatap baju nya yang basah dan beralih menatapku.
"Lain kali jangan menangis terlalu banyak." Ucapnya membuat ku tersenyum.
"Terima kasih, hyung." Ucapku tulus sembari tersenyum. Pergerakannya terhenti, dan dia mengelus tengkuk lehernya. Dia terlihat gugup.
"Eum.. Sama-sama Jungwon." Katanya menunduk dan ia segera keluar. Sementara aku hanya berjalan mengikutinya dari belakang.
Jam pulang sudah tiba dan aku segera menuju Daycare di seberang PJS Store. Terlihat Yoonwon yang sedang menunggu ku dengan mainan yang diberikan oleh Jay hyung. Yoonwon terlihat senang, sesekali dia mengelus kepala robot tersebut.
"Yoonwon." Panggil ku saat aku sudah berdiri disampingnya. Yoonwon menatapku sambil tersenyum, lalu mengambil tanganku untuk digandeng nya. Seperti biasa kami berjalan kaki bersama.
Beberapa hari ini, Jake hyung tidak pernah terlihat lagi. Dan itu membuatku bernapas lega. Dia selalu saja meminta ku untuk bersama nya. Dalam artian aku dan Yoonwon disuruh tinggal di apartemen nya dan itu membuat ku takut. Jake hyung hanya menginginkan sesuatu dan dia tidak benar-benar menginginkanku apa lagi Yoonwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fanfiction'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon