Aku menatap mata Jungwon yang terlihat gugup. Terlihat pancaran marah disana, lalu mataku beralih pada Yoonwon, dia menatap penuh harap.
"Aku hanya bercanda." Ucapku pelan pada Jungwon. Aku yakin Jungwon mendengarnya karena jarak kami sangatlah dekat. Aku melepaskan kurunganku padanya dan berjalan menuju kearah Yoonwon.
"Waktunya tidur jagoan." Ucapku sambil menggendong Yoonwon dan segera membawanya menuju kamarnya tanpa menoleh kebelakang.
Aku membawanya ke kamarnya dan menidurkannya disana. Berbaring disamping Yoonwon sangatlah nyaman.
"Jadi Yoonwon beneran bisa punya adik?" Tanya nya lagi. Aku tersenyum geli mendengarnya. Sebegitu inginkah dia punya adik?
"Bisa, sangat bisa sayang. Tapi kalo 10 mungkin tidak bisa." Ucapku. Dia mengangguk seolah mengerti saja.
"Apa Papa dan Daddy akan menikah?"
Saat hendak menjawab pertanyaan darinya, pintu kamar terbuka menampilkan Jungwon yang berjalan kearah kami, dia duduk ditepi ranjang.
"Kamu belum tidur?" Tanya Jungwon pada Yoonwon.
"Belum, Yoonwon gak ngantuk Papa." Jawabnya pelan. Aku mengelus kepala Yoonwon pelan dan memeluknya erat.
"Masa? Mata kamu sudah lelah begitu." Kataku menggodanya.
"Yoonwon mau nya tidur ditemenin Papa sama Daddy." Ucapnya pelan. Tanpa disuruh dua kali, Jungwon bergabung dengan kami. Dia tidur disebelah Yoonwon yang tengah ku peluk erat.
"Yoonwon selalu ngebayangin kayak gini tiap hari." Ucap Yoonwon mulai bercerita. Ia melepaskan pelukannya padaku, dia menatapku dan Jungwon bergantian. Bagiku, Yoonwon adalah Jungwon versi kecil.
Aku dan Jungwon sama-sama diam, menyuruh Yoonwon untuk kembali bercerita.
"Yoonwon seneng banget punya Daddy sekarang." Katanya lagi.
"Daddy juga senang punya Yoonwon sekarang. Maafin Daddy." Kataku pelan. Aku mencium pipi tembamnya.
"Yoonwon berharap kita selalu gini, Yoonwom gak mau lagi kehilangan Daddy." Ucapnya sendu. Kulihat raut wajah Jungwon yang tidak bisa ditebak.
"Papa sayang Daddy?" Tanya Yoonwon tiba-tiba pada Jungwon. Jungwon menoleh ke arahku, lalu kepada Yoonwon. Entah kenapa detak jantungku semakin kuat menunggu jawabannya.
"Tentu, kalau gak sayang Daddy mana mungkin Yoonwon bisa lahir." Jawabnya. Sialan! Benar-benar sialan. Jantungku semakin berdetak menggila. Kulihat senyum lebar Jungwon yang dia perlihatkan untuk Yoonwon.
"Yoonwon mau dipeluk kalian berdua." Suara Yoonwon manja yang kini tengah dipeluk Jungwon. Aku mendekat kearahnya dan memeluk mereka berdua dengan tangan besarku. Jungwon hanya diam tidak bergerak.
"Sekarang kalian berdua tidur." Ucapku pada mereka berdua. Yoonwon hanya mengangguk dalam pelukan kami. Aku mengecup kening Yoonwon lembut.
"Good night Yoonwon." Kataku padanya.
"Good night Daddy." Jawabnya. Yoonwon menguap pelan namun tidak kunjung memejamkan matanya yang susah menggantuk itu.
Aku mendekat pada Jungwon namun dengan keadaan masih memeluk mereka. Aku mencium keningnya, lalu turun ke bibirnya.
"Night Sweetheart." Ucapku pelan. Aku tersenyum tipis melihat wajah memerahnya yang berusaha dia tutupi. Yoonwon sudah memejamkan matanya perlahan, dan Jungwon juga demikian.
[ X O X O ]
Tidak pernah aku tidur senyaman ini. Aku terbangun saat kurasakan tumpuan beban pada perutku, dan juga tusukan-tusukan pelan dipipiku. Aku membuka mataku karena terganggu. Wajah yang pertama kali aku lihat adalah wajah Yoonwon yang tengah tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fanfiction'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon