Aku terbangun saat perasaanku dilingkupi rasa gelisah. Ada sesuatu didalam hatiku seperti merasakan sesuatu yang buruk sedang terjadi. Tanpa sadar aku memeluk lengan Jay hyunh dengan erat, namun aku masih belum bisa memejamkan mataku untuk mencoba kembali tidur.
Kulirik jam dinding yang masih menunjukkan pukul 6 Pagi. Aku bangkit dari tidurku, menggeser pelan lengan Jay hyung yang melingkar dipinggangku, memungut asal pakaian untuk menutupi tubuh polosku.
Aku melirik ponsel milikku sedang di charger. Mungkin Jay hyung yang melakukannya semalam. Dengan perlahan aku menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku yang lengket. Membersihkannya dengan perlahan agar tidak menimbulkan bekas pada kulitku akibat terlalu kuat menggosok tubuhku.
Selesai mandi, aku segera berpakaian dan memungut beberapa helai pakaian yang berserakan dilantai kecuali celana pendek milik Jay hyung. Melihat celana pendek itu entah kenapa malah membuatku malu sendiri.
Selesai meletakkan pakaian kotor ke keranjang cucian, aku segera mengambil ponselku. Aku mengaktifkan ponselku untuk melihat pemberitahuan disana. Entah kenapa ada perasaan aneh yang menggerogoti hatiku, perasaan gelisah yang membuatku ketakutan. Sementara pikrianku selalu tertuju pada kedua orangtuaku.
Baru beberapa detik ponselku menyala, beberapa pesan masuk dari nomor yang sama, nomor yang tidak tersimpan didalam kontak ponselku. Beberapa pesan suara juga masuk kedalam teleponku. Dengan ragu aku menekan nomor itu untuk menelepon kembali. Baru saja hendak menekan tombol telepon, tiba-tiba ponselku berdering, nomor yang sama menghubungiku.
"Oh syukurlah." Suara diseberang telepon tampak lega, namun suara itu menyiratkan sesuatu yang lain.
"Jungwon?" Panggil orang diseberang telepon. Aku bahkan tidak tau siapa yang sedang berbicara disana.
"Kembali lah, Papamu-"
"Ak-"
"Dia meninggal, kemarin."
Jantungku seakan berhenti berdetak, ponselku terjatuh bahkan aku berdiri dengan menahan bobot tubuhku pada lemari sampingku.
Ini pasti bercanda kan? Aku kembali mengambil ponselku dan panggilan masih terhubung.
"Jangan bercanda!"
"Aku tidak, aku sudah berusaha menghubungimu dari semalam bahkan dari kemarin."
"Aku-"
"Pulanglah, setidaknya lihat jasad orangtuamu untuk terakhir kalinya, Jungwon." Suara diseberang sana terdengar sendu, aku bahkan belum mengetahui siapa yang tengah meneleponku.
"Tidak mungkin. Papa tidak- jangan bercanda, kemarin dia baik-baik saja. Kumohon jangan permainkan aku, Papa masih hidup dia-"
"Dia benar-benar sudah meninggal Jungwon."
Klik!
Aku langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak. Aku segera membaca ratusan pesan yang masuk kedalam ponselku, totalnya 312 pesan yang isinya hampir sama semua.
Unknown
|Jungwon Papamu kritis
|Jungwon, Papamu kritis
|Papamu mencarimu Jungwon
|Jungwon, pulanglahSekarang aku tau, Sunghoon hyung yang menelepon dan mengirimiku pesan itu. Aku bahkan tidak tau dari mana dia bisa ada disana. Tanganku terus menggeser layar sampai akhirnya aku sampai dipesan terakhir yang dikirim dini hari tadi, saat aku sedang bercinta dengan Jay hyung.
Unknown
|Jungwon, Papamu meninggal
|Jungwon, untuk terakhir kalinya
|Pulanglah Mamamu membutuhkan
|mu
KAMU SEDANG MEMBACA
XOXO (Hugs & Kisses) | JAYWON [END]
Fanfic'SST.. My Boss, My EX-Boyfriend' versi Jaywon