BAD BOY (25)

555 51 15
                                    

🍁Happy Reading🍁

***

NINE ONE HANNAM, SEOUL

Sandara sudah pasrah. Air mata membanjiri wajahnya dengan sendu, dia menelan ludahnya dengan susah payah. "Bunuh saja sekarang. Aku sudah siap."

Sandara benar-benar kehilangan tenaga dan pikirannya.

"Apa yang kau katakan?"

"Aku sudah tak sanggup lagi." Lirih Sandara begitu pilu.

Jiyong menatap Sandara tanpa mampu berkata-kata. Gadis itu terduduk di lantai menumpahkan air mata dengan deras dan tangannya semakin gemetar.

"Aku pikir hidupku bisa berjalan dengan baik jika aku pergi jauh darimu." Sandara berusaha menghirup udara yang baik. Hatinya terasa sangat sakit.

"Aku berusaha menjauh darimu untuk sebuah kehidupan. Aku pergi karena aku takut mati di tanganmu. Setiap hari tak pernah merasa tenang. Aku mencoba segalanya untuk menjadi bahagia, tapi kau menemukanku lagi dan melakukan hal-hal gila. Aku pikir aku sanggup menjalani semua ini. Aku pikir mungkin kau akan melunak dan memperlakukanku dengan baik. Pikiran macam apa itu? Aku tau itu tak akan pernah terjadi."

Jiyong yang berdiri mematung hanya terus menjadi patung.

"Dan sekarang aku malah hamil. Aku hamil darah dagingmu. Aku tak menyangka akan sampai seperti ini."

Sandara benar-benar sudah sangat pasrah sekarang. Kepalanya terlalu berat untuk menampung beban yang rasanya semakin bertambah dan bertambah. Hidup yang awalnya baik-baik saja harus menjadi seperti ini semenjak dia bertemu dengan Jiyong.

Sekarang dia sudah tak sanggup lagi. Sandara frustasi dan tak tau harus melakukan apa selain memohon untuk mati saja.

Dia lelah... Sangat lelah.

"Aku pikir akan ada kebahagiaan yang menantiku di depan sana. Tapi sepertinya itu hanya khayalanku saja."

Dada gadis itu terasa begitu perih, tangannya berkeringat dan dia tak punya tenaga lagi. Semuanya sudah direnggut oleh pria brengsek yang tengah berdiri di depannya.

"Aku dulunya adalah seseorang yang sangat menghargai hidup. Tapi sekarang hidupku benar-benar sudah tak berharga lagi."

"Dara..."

"Aku mohon bunuh saja aku seperti yang kau lakukan pada Chaerin. Sudahi semua ini."

"Aku tidak bisa melakukan itu----
APA YANG KAU LAKUKAN!!!"

Dorrrrrrr!!!

Sandara menyambar pistol dan mengarahkan ke kepalanya sendiri. Dengan cekatan Jiyong menepis tangan gadis itu dengan kuat.

Sebuah peluru nyaris menembus kepala Sandara dan sekarang bersarang di dinding. Jiyong seketika terduduk di lantai, menatap pilu pada gadis itu.

Lututnya lemas, bibirnya pucat dan tubuhnya gemetar.

Tak disangka, hatinya tersayat oleh tangisan Sandara. Dirinya kesakitan melihat seorang wanita yang sangat frustasi dan ingin mati karena dia.

"Apakah kau mencoba menembak dirimu sendiri?"

Sefrustasi itukah dia karena kebrengsekanku?
Hingga dia memohon untuk sebuah kematian?
Bahkan mencoba membunuh dirinya sendiri?

"Aku tak sanggup lagi." Suara Sandara tenggelam dalam kelelahannya.
"Aku sungguh ingin mati saja."

"Dara...jangan...katakan itu..."

BAD BOY (DARAGON) COMPLETE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang