Kemarin administrasiku udah beres, ummi memindahkan ku ke SMAN 98, aku akan segera bergabung dengan teman temanku lagi. True friend.
Aku akan menjalani hidupku dengan seperti biasa lagi, dan yang membuatku terkejut, guru olahraga ku ternyata dokter, dan temennya Bang Kahfi. Banyak sekali pengalaman, cerita, dan yang lainnya di sini. Sekarang... di sini lah aku, di mobil kak Faiz, yang terdapat semua keluargaku termasuk Bang Kahfi, yang sudah pulih 85%. Dan dia tadi bercengkrama dengan guru olahragaku.
Banyak cerita yang akan ku ingat, dan tidak sedikit cerita menyenangkan.
Aku dan Bintang telah baikkan, tadi pagi kami berpamitan. Tapi, aku belum bisa melupakan apa yang telah Bintang perbuat.
"Bang Kahfi, Tifah kangen sama abang," ucapku dan memeluk Bang Kahfi.
"Eh Bang, dapet salam dari Kak Reta, ekhm.." godaku pipinya langsung menjadi semerah buah apel. Karena tomat udah terlalu biasa.
"Ummi bakal dapet menantu nih," ucap Ummi menghangatkan suasana, dan Kak Faiz yang sedang menyetir ikut tertawa, dia izin lagi.
"K-kok lo tau Reta sih, Tif?" Tanya Bang Kahfi dan aku tertawa.
"Kepo," ucapku dan melepas pelukanku.
Suasana mobil pun kembali sepi, besok Abi pulang dari Dubai, semoga Abi membawakan oleh oleh buat putri tercinta.
Tapi, ponselku tiba tiba bergetar.
Bang Kahfi: Ilham apa kabar Tif?
Itu LINE dari Bang Kahfi, dia tak mau membahas Ilham depan ummi, dia memang pengertian, mungkin dia baru sadar dari tidur panjangnya.
Me: Rest In Peace.
Bang Kahfi: Serius, Tif
Me: Aku serius Bang, waktu itu Ginjal Gilang kumat dan dia menghembuskan nafas terakhir setelah dibawa ke rumah sakit.
Bang Kahfi: Gilang?
Pesan itu membuatku terkejut, setelah membaca kembali pesan yang aku kirim sebelumnya, masa ia aku salah nulis? Ilham ke Gilang itu beda. Beda jauh malah.
Me: Maksdunya Ilham.
Bang Kahfi: Gilang siapa lagi tuh?
Me: Udah ah jangan bahas Gilang lagi.
Bang Kahfi: Cerita!! Terus kenapa lo pake tongkat? Gue ketinggalan apa aja sih?
Me: Banyak.
Bang Kahfi: Satu yang gue tau 'Cinta itu tidak pergi, dia hanya tersesat, tapi lo harus yakin, cinta tau dimana rumahnya,' cinta lagi bahagia sama Rangga.
Me: Ilham gak akan kembali, dia udah bener bener pulang. AADC banget -_-
Bang Kahfi: Move on Tif! Lupain Ilham. Ummi tuh, ceritain AADC mulu.
Me: Move on sih mungkin, kalo buat lupain Ilham, aku gak sanggup. Emang the best ummi mah.
Bang Kahfi: Yaudah, move on aja, gak usah dilupain.
***
Selamat datang, di rumah.
Akhirnya kita sampai juga di rumah, rumah tercinta, lope lope di udara. Kangen rumah, kangen kasur, kangen selimut, kangen hiasan langit langit, kangen sendal kelinciku. Kangen semuanya.
Aku pun keluar dari mobil kak Faiz dan langsung berlari menuju depan rumah. Tapi aku lupa... oke ini menyebalkan, rumah ini dikunci.
Ririn: Masa kemaren Ai liat nyokap lo di 98?
Lathifah: Oh ya? Kira kira mau apa ya?
Ririn: Sumpah deh ya Tif, jangan pura pura gak tau gitu, gak lucu.
Lathifah: Oke deh Rin, aku memang pindah ke 98. Surprise!
Ririn: Boong lo?
Lathifah: Tadi aku gak ngaku dibilang gak lucu, giliran ngaku dikatain boong, maunya apa?
Ririn: Ampun deh Tif, tapi serius lo mau pindah ke 98?
Lathifah: Kayanya sih beneran.
Ririn: Kayanya
Lathifah: Yup
Ririn: Ih beneran?
Lathifah: Ia Arinda Mutiea Hafsari yang masih stuck di Idham, eh aku lupa Rin, Idham di MAN Nurul Fikr juga tau.
Ririn: OMG TIFAH!
"Dek, gak akan masuk?" Ucap ummi dan aku baru tersadar akan pintu rumah yang telah dibuka. My palace.
Oke ini lebay, tapi ketika aku menginjakkan kaki ke dalam, aroma khas pewangi ruangan rumah ini, seakan menyambut ku. Aku juga kangen kalian, oh wahai parfum ruangan. Hentikan Tif, kau membuatku ingin muntah. Oh ayolah kenapa aku ini?
"Bang Kahfi!" Teriakku saat Bang Kahfi menyenggol ku sehingga aku terjatuh dengan posisi yang teramat sangat cantik, oh lemah nya aku ini.
"Abisnya lo bengong aja, kaya..." gantungnya tapi kak Faiz langsung tertawa, seandainya tidak ada ummi Bang Kahfi pasti akan mengatakan... sudahlah.
"Kamu kenapa tergeletak di bawah gitu?" Tanta ummi yang muncul dari dapur dengan kotak susu di tangan.
"Di seruduk sama manusia tenaga kuli, Mi," ucapku dan semua orang tertawa.
"Bukannya nolongin adiknya, malah ketawa," ucap ummi di sela tawanya. Umminya aja ketawa, ya apalagi anaknya. Bang Kahfi pun mengulurkan tangannya dan membantu ku berdiri.
"Kiloannya naik ya?" Ledek Bang Kahfi, dan aku hanya mendengus.
"Udah udah, eh Bang, ambilin ummi tiga gelas buat kalian ya, ni ada susu kotak," titah ummi.
"Buat Tifah aja mi," rajukku dan ummi menggeleng. Aku pun menunjukan wajah masam dan ummi malah memberikan kotak susu itu dan memberi kode supaya dibawa ke ruang tv. Ada kucing kehausan di sana, jadi aku terus memegangi kotak susu itu sampai Bang Kahfi tiba.
"Segitunya banget deh Tif," ledek Bang Kahfi dan menyerahkan gelas padaku. Aku langsung menuangkan susu kotak ini dan memberikan kotak itu ke Bang Kahfi.
"Kalo aku simpen, ada kucing kehausan, nanti Bang Kahfi juga yang gak kebagian,"
♡
Saat aku akan turun dan ingin bersantai di ruang tv, aku mengurungkan niatku dan bersembunyi di balik lemari.
"Mi, Faiz mau ngomong sebentar boleh?" Ucap Kak Faiz ke ummi, dan sungguh aku bener bener curiga mereka mau ngomongin apa ya?
♡
A.N
Afwan typo nya yha:3 makasih RVC nya :3
Wassalamu'alaikum..
2k905 2k15