Strange But Attractive [Lisa POV]

7.6K 593 9
                                    

"Hallo Jisoo?" Aku menelephone temanku begitu tiba di depan gedung Apartemennya.

Kami dulu belajar bersama di universitas yang sama. Sayangnya, setahun setelah belajar bersama, universitas mengirim ku ke luar negeri untuk mendapatkan beasiswa. Jisoo seharusnya pergi, tetapi dia tidak bisa menerima tawaran itu karena keadaan yang tidak bisa dihindari.

Setelah itu, kami tidak bertemu lagi. Tapi hari ini aku harus menemuinya karena aku perlu meminjam makalah penelitiannya untuk keperluan pekerjaan.

Kamu mungkin bertanya-tanya mengapa aku membutuhkan darinya. Sejujurnya dia jauh lebih cerdas daripada aku. Pernah sekali aku melihat makalah penelitiannya, dan aku benar-benar dibuat kagum.

Saat ini perusahaan tempatku bekerja sedang mengalami krisis, dan aku mencoba membantu mereka mengatasi masalah tersebut. Dan ini mungkin salah satu cara untuk mengatasinya.

"Halo, Lisa. Ya datang saja, aku di apartemen." Sapa Jisoo di telephone. Aku segera turun dari mobil menuju ke tempatnya. Sesaat kemudian aku tiba di depan unitnya. Aku mulai menekan bel menunggu untuk dibuka.

"Lisa, masuk!" Jisoo mengajakku sambil tersenyum. Sudah lama sekali kami tidak bertemu satu sama lain. Mungkin kita terlalu sibuk mengembangkan karir kita sendiri sehingga tidak punya waktu untuk hangout. Tapi kupikir kita mungkin akan mulai sering bertemu sekarang.

"Wow! Kapan terakhir kali aku melihatmu? Aku sangat senang kamu disini, silahkan duduk. Aku akan membuatkanmu kopi," Jisoo sangat bersemangat berbicara sambil membantuku ke ruang tamu.

Saat aku menunggunya kembali, aku diinterupsi oleh kehadiran seorang gadis. Wajah seriusnya terlihat mengintimidasi saat menatapku. Dan sesuatu tentang dia tampak sangat aneh, ia sudah dewasa tetapi mengapa dia memegang boneka kuning seperti anak berusia lima tahun? Dia bahkan menggigit kukunya sendiri di depanku tanpa merasa malu.

Gadis ini membuatku bingung. Maksudku, penampilannya jelas terlihat normal tapi sikapnya terlihat aneh. Aku mencoba tersenyum padanya hanya untuk meredakan ketegangan.Tidak butuh waktu lama baginya untuk menanggapiku. Ia langsung menunjukkan gummy smilenya, entah bagaimana aku merasa lucu dan menular. Seberapa cepat suasana hatinya berubah.

Karena aku merasa penasaran dengan keanehannya, aku melakukan upaya pertamaku untuk berbicara dengannya. "Hai! Boneka itu sangat lucu," Kataku sambil menunjuk bonekanya. Aku bertindak seolah-olah tertarik dengan boneka itu.

"Namanya eva! Dia sahabatku." Jawabnya sambil menunjukkan bonekanya. Aku tidak bercanda, cara dia berbicara dan perilakunya sangat menggemaskan seperti anak kecil. Gummy smilenya tidak pernah pudar dari wajahnya. Aku benar-benar tercengang.

"Wow! Nama yang sangat indah. Lalu siapa namamu?" Tanyaku sambil tersenyum.

"Jennie!" Jawabnya singkat sambil menyengir. "Uhm, aku belum pernah melihatmu sebelumnya. Apakah kamu teman unnie ku?" Dia melanjutkan dengan memberikan pertanyaan. Aku masih heran, cara dia berbicara benar-benar seperti anak-anak sungguhan.

"Ya, aku datang untuk menemui unnie mu." Jawabku.

Tak lama kemudian Jisoo datang dengan membawa dua cangkir kopi. Dia tampak gelisah saat melihat Jennie berdiri di ruang tamu. "Jennie, kamu harus masuk ke dalam kamarmu." Perintahnya sambil meletakkan kopi di atas meja. Aku bingung, mengapa dia tidak memperkenalkan adiknya padaku?

Aku melihat Jennie memasang wajah cemberut begitu mendengar perintah Jisoo. Dia tidak melawan dan pergi begitu saja. Aku merasa tidak enak padanya.

"Jadi dia adikmu? Aku belum pernah melihatnya." Aku memulai percakapan.

Jisoo tersenyum pahit setelah mendengar kata-kataku. Dia terlihat tidak nyaman. "Umm, ya.. bisakah kau merahasiakannya?"

Abnormality [ID] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang