"Terima kasih," Jennie memulai percakapan. Saat ini kami sedang duduk di ayunan sambil memakan ice cream, kami bersantai di taman bermain dekat dengan gedung Apartemen mereka. Sebelum itu, kami meluangkan waktu untuk membeli beberapa makanan ringan di dekat sini sebelum kami tiba di tempat ini. Malam ini cukup berangin dan tenang karena hampir jam sepuluh malam. Hanya ada aku dan Jennie.
Aku benar-benar dibuat bingung segera setelah aku mendengar kata-katanya. Mengapa dia berterima kasih padaku?
"Hah?" Hanya itu yang keluar dari mulutku. Aku bingung, dan dia hanya terkikik sedikit ketika melihatku.
"Karena membawaku keluar! Ini sangat menyenangkan."
"Aaahh. Your welcome!" Aku menjawab setelah mengetahui mengapa dia berterima kasih kepadaku. Aku mengamati tindakannya, dia sangat menyukai ice cream sehingga dia lupa aku duduk di sini, disebelahnya.
Aku tidak tahu mengapa tapi entah kenapa tindakannya membuatku tersenyum. Ada noda di sekitar mulutnya yang membuatnya terlihat sangat imut dan lucu.
"Kapan terakhir kali kamu keluar?" Aku melanjutkan dengan bertanya. Dia tampak berpikir seolah-olah itu pertanyaan yang sangat sulit dijawab.
Kedua jarinya mengetuk dagunya, sementara matanya menatap ke langit. "Hmmm, aku tidak ingat. Tapi waktu yang sangat lama." Jawabanya. Lengannya terentang lebar sebagai tanda dari kata 'panjang'. Dan ice creamnya sedikit tumpah karena gerakan lengannya yang tiba-tiba. Secara harfiah seperti anak kecil. Aku tidak bisa berhenti tersenyum melihat tingkah lucunya.
Setelah cukup lama, kami menghabiskan makanan ringan kami. Jennie mulai memecah keheningan. "Lisaaa, bisakah kamu membantuku mendorong punggungku?" Suaranya terdengar begitu lembut. Cara dia berbicara sangat kekanak-kanakan dan menggemaskan.
Sejujurnya aku tidak bisa menolak permintaannya. Jadi aku mulai mengambil tissue di tasku dan mendekatinya hanya untuk menyeka noda ice cream di wajahnya. Kemudian aku berdiri di belakangnya.
"Pegang erat-erat, princess!" Kataku sebelum aku mulai dengan lembut mendorong punggungnya.
"Lebih tinggi! Lebih tinggi!" Ia berkata saat aku terus mendorongnya kedepan. Dia sangat bersemangat sehingga dia mulai berteriak dan cekikikan. Aku dapat mengatakan bahwa dia tidak sering mengunjungi taman bermain. Kemudian kami meluangkan waktu untuk bermain beberapa hal lain seperti jungkat-jungkit dan perosotan. Aku serius, aku merasa muda kembali ketika berada di dekatnya. Ini gila dan aku hanya mengikuti jejaknya.
___
"Aku merasa tidak puas! Ingin bermain lagi!" Jennie mengeluh, wajahnya terlihat sedih. Dia cemberut ketika kami kembali ke Apartemen. Sejujurnya jauh di lubuk hati ku, aku merasa kasihan padanya. Aku tahu Jisoo tidak akan pernah membiarkannya pergi ke taman sendirian, sampai seseorang yang dipercaya menemaninya.
"Hei, jangan khawatir. Kita akan pergi lain hari, oke?" Aku menghentikan langkah kakinya dengan berdiri di depannya dan memegang bahunya. Aku mengambil kesempatan untuk mengamati wajahnya sebentar. Dia memang terlihat cantik. Sangat disayangkan bahwa dia tidak normal.
Setelah mendengar kata-kataku, suasana hatinya langsung berubah. "Benarkah?! Bisakah kita pergi lagi besok?!" Dia bertanya dengan nada tinggi sambil bertepuk tangan. Wajahnya terlihat begitu bersemangat. Sekarang gummy smile-nya muncul.
Aku sebenarnya sedang panik, takut jika aku mengatakannya di lain hari dan bukan besok dia mungkin akan merajuk."Ya, tentu saja!" Aku menjawab. Tapi jauh dilubuk hatiku, aku tidak yakin. Maksudku, aku harus meminta izin kepada Jisoo lagi. Selain itu dia tidak mudah diyakinkan.
Tak lama kemudian kami sampai di Apartemen mereka. Jisoo terlihat khawatir, terlihat jelas diwajahnya. Mungkin dia masih tidak percaya diri membiarkan kita pergi lebih awal. Tapi kurasa aku menjaga saudara perempuannya dengan cukup baik malam ini. Jadi aku pikir tidak akan menjadi masalah lagi jika aku ingin membawa Jennie pergi keluar lagi, selama dia aman.
"Selamat malam, Jennie." Aku mengucapkan selamat tinggal saat aku akan berjalan keluar dari tempat mereka.
Jennie tersenyum sambil melambaikan tangan padaku. "Sampai jumpa besok!!" Ucapnya dengan gummy smilenya.
Jisoo terlihat terkejut. Dia mulai menyela, "Besok apa??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormality [ID] ✔
Teen FictionUntuk pertama kalinya Lisa bertemu dengan saudara perempuan temannya yang tidak normal. Sebelumnya Lisa tidak pernah bertemu dengan orang seperti dia. Tingkah lakunya yang aneh tumbuh perlahan-lahan, dan dia mulai merasa terikat. Ketika Lisa menyada...