Confide To Rosé [Lisa POV]

2.6K 360 6
                                    

"Jennie ada di sana tadi malam," aku memberitahu Rosé saat kami sedang sarapan di kantorku. Dia terkejut ketika dia mendengarnya dariku. Pupil matanya melebar dan matanya terbuka lebar.

"Oke! Ceritakan setiap detailnya!" Katanya merasa sangat bersemangat. Dia bertindak seolah-olah ceritaku adalah semacam drama karena dia terlihat tidak sabar menungguku untuk curhat.

Sungguh menyenangkan melihatnya frustasi karena rasa ingin tahu. Jadi aku mengambil kesempatan untuk meminum kopi, hanya untuk menunda waktunya. Setelah itu aku menggigit sandwich. Dia perlahan menunjukkan sisi muaknya karena tindakanku dan aku merasa sangat bangga.

"Oh ayolah! Berhentilah bermain bitch." Dia melontarkan kata-katanya dengan mengumpat padaku. Aku tertawa kecil melihat tingkah lucunya. Sesaat kemudian aku mulai berbicara.

"Sejujurnya aku tidak pernah berharap dia ada di sana. Maksudku.. meskipun itu bisa saja terjadi karena kakaknya dan aku dulu sekelas dengan penyelenggara pesta.. tapi sejauh yang aku ingat, dia tidak menyukai kehadiranku."

Tiba-tiba Rosé menyela, "Tunggu, tunggu, tunggu.. dia punya saudara perempuan? Atau aku lupa sesuatu? Ya Tuhan, apakah dia seksi seperti Jennie?" Aku benar-benar heran. Dia sepertinya sangat 'lapar' setiap kali aku berbicara tentang gadis-gadis di sekitarku.

"Rosé, kamu dan vaginamu benar-benar harus di tutup." saranku segera. "Kakaknya adalah orang yang baik, aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya" Lanjutku.

"Heyyy! Kamu membuatnya terdengar seolah-olah aku ini orang jahat!" Keluhnya mencoba membela diri dan itu membuatku tertawa lagi.

"Ngomong-ngomong.. jadi apa yang terjadi?" Dia bertanya sambil memainkan alis.

"Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Tapi, mantan pacarku datang dan menghancurkan segalanya" Aku menghela nafas saat mengakhiri kalimatku.

"Apa yang dia lakukan?" Dia bertanya lagi dengan rasa ingin tahu.

"Yah pada awalnya dia mencium, menyentuh, menggilingku di depan Jennie. Dia tampak horny tadi malam dan aku tidak menyukainya" Aku melampiaskan kekesalanku.

Rosé terkesiap mendengar kata-kataku. Dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Seperti gadis lugu tapi tidak. "Jadi bagaimana reaksi Jennie terhadapnya?" Dia bertanya tampak khawatir.

"Yah sepertinya dia memberikan tatapan maut kepada mantanku dan dia pergi setelah melihat mantanku menyerang bibirku" Aku menjelaskan lebih lanjut. "Tapi aku tidak yakin apakah dia pergi karena ciuman,"

"Oke! Berdasarkan pengamatan saya, saya pikir dia cemburu" katanya dengan memasang senyum licik. Aku tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena aku bingung. "Kau tau, kenapa dia datang ke pesta yang terdiri dari sekelompok wajah asing. Kurasa dia hanya ingin bertemu denganmu. Tapi bisa saja aku salah! Tunggu apa dia suka dengan pesta tadi malam?" Rosé bertanya sambil menggenggam tangannya. Tiba-tiba aku merasa seperti sedang di interogasi.

"Hmm.. dia hanya berdiri di samping kakaknya sepanjang waktu" Aku mencoba mengingat.

"Lihat!! Dia mungkin hanya ingin melihatmu" Katanya dengan terlihat bangga. Sesaat kemudian dia mulai meminum kopinya dengan perasaan puas dengan apa yang disebut penyelidikannya.

Aku sempat berpikir sejenak. Kenapa? Kenapa dia ingin menemuiku sekarang? Selama ini dia membenciku.

__

"Halo Jisoo, jam berapa kamu datang?" Aku menghubungi Jisoo. Kami berencana untuk berdiskusi lagi hari ini di tempatku.

"Hmm, aku ada rapat dengan klien sekarang, jadi mungkin jam dua siang. Apa tidak apa-apa untukmu?" Dia bertanya.

"Baiklah jam dua siang. See you!" Aku segera menutup telepon segera setelah mendapat info. Kemudian aku meluangkan waktu untuk membuat trufflw risotto, karena aku berencana untuk menyajikannya nanti ke Jisoo.

Hampir jam dua siang. Saat ini aku sedang duduk dan menonton film di ruang tamu. Sesaat kemudian aku mendengar suara bel berbunyi. Aku dengan terburu-buru turun dari sofa dan menuju pintu depan untuk menyambut Jisoo.

••

Abnormality [ID] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang