Kupikir aku bisa menahan diri untuk tidak berpikiran kotor tentang Jennie, aku benar-benar salah. Tampaknya sangat sulit untuk tetap waras disekitarnya. Apalagi setelah menghadapi begitu banyak rintangan.
Meskipun kami resmi berkencan sekarang, tapi aku harus menepati janjiku pada Jisoo untuk tidak berlebihan dengan adiknya. Sejujurnya setiap kali kami bercumbu atau hanya berpelukan, aku selalu frustasi secara seksual. Aku selalu bermimpi basah tentang Jennie. Dan itu semakin tidak sehat. Aku memang mencoba mengalihkan perhatianku dari memikirkannya, tapi itu sulit karena Jennie terus menempel padaku seperti lem.
Suatu kali aku tidak sengaja melihat Jennie telanjang di kamarnya saat dia mengganti pakaiannya, aku menderita. Aku tidak bisa berhenti memikirkan tubuh telanjangnya yang seksi. Aku selalu bertanya-tanya seperti apa rasanya. Aku merasa seperti orang mesum setiap saat. Tapi bisakah Jennie juga merasa terangsang? Aku tidak tahu. Karena aku tidak bisa menyentuh bagian pribadinya. Jadi hubungan kami hanya sebatas pelukan dan ciuman.
Tapi ya, karena ini pilihanku, aku tidak boleh mengeluh. Itu masih cukup baik untuk aku bisa melihatnya setiap hari. Mungkin aku akan terbiasa. Benar? Maksudku, cinta tidak harus tentang hubungan seksual. Selama kita berdua bahagia bersama, seharusnya tidak menjadi masalah.
Hari ini aku berencana mengajak Jennie berkencan. Aku memakai pakaian ekstra bagus hanya untuk mendapatkan semua perhatiannya. Sebelum datang ke Apartemennya, aku membelikannya cokelat dan boneka beruang. Aku ingin Jennie merasa dihargai dan istimewa.
Sesaat kemudian aku tiba di depan Apartemennya. Aku menekan tombil bel, menunggu Jennie membuka pintu. Begitu dia muncul, aku tercengang. Gayanya seperti orang dewasa pada umumnya hari ini. Dia terlihat sangat menawan dan dewasa. Jantungku berdegup kencang dengan gayanya.
"Wow. Kamu terlihat berbeda," Kataku. "Kamu terlihat sangat cantik." Tambahku sambil tersenyum cerah. Aku mengamati penampilannya sedikit lebih jauh dan mataku hanya berhenti pada dada-nya yang sempurna. Ini semakin tidak sehat.
"Menurutmu begitu? Aku meminta Jisoo unnie untuk membantuku berpakaian seperti orang dewasa." Katanya. Aku tertawa, menurutku itu lucu. Maksudku, dia sebenarnya sudah dewasa, hanya kepribadiannya yang membuatnya terlihat seperti anak kecil.
"Ini untukmu." Aku mulai memberinya coklat dan boneka beruang. Dia sangat senang menerima hadiahku. Gummy smile-nya yang cantik mengembang diwajahnya.
"Ayo pergi!" Kataku padanya dengan antusias. Aku memberitahu Jisoo bahwa kami akan pergi. Dan segera masuk ke dalam mobil.
"Apakah kita akan pergi ke taman hiburan lagi?" Dia bertanya.
"Tidak, tapi kita bisa pergi lain hari. Hari ini kita akan menonton film romantis." Jawabku pelan.
"Film?" Dia bertanya dengan nada bayinya.
"Yup! Mungkin itu bisa membantumu menjadi dewasa." Jawabku. Dia menatapku sebentar sebelum senyum mengembang di wajahnya. Aku merasa lucu.
Sesaat kemudian kami tiba di dalam bioskop. Kami memilih beberapa kursi di bagian belakang, hanya untuk memiliki waktu pribadi berdua saja. Ada adegan ciuman panas yang ditampilkan di layar dan Jennie mengetuk pangkuanku. Aku menoleh, di dalam cukup gelap tapi aku masih bisa melihat wajahnya yang cantik.
Dia mulai berbisik, "Bisakah kita melakukannya di sini?" Aku terkejut dan rasanya ingin tertawa.
"Hmm, seseorang bisa melihat kita. Ayo kita berciuman sebentar." Kataku. Aku memberinya kecupan singkat dan kembali menatap layar.
Adegan ciuman itu berubah menjadi sesuatu yang panas. Mereka mulai membuka pakaian dan Jennie mulai menepuk pangkuanku, lagi.
Dia bertanya, "Kenapa kita tidak pernah melakukan hal seperti itu??"

KAMU SEDANG MEMBACA
Abnormality [ID] ✔
Novela JuvenilUntuk pertama kalinya Lisa bertemu dengan saudara perempuan temannya yang tidak normal. Sebelumnya Lisa tidak pernah bertemu dengan orang seperti dia. Tingkah lakunya yang aneh tumbuh perlahan-lahan, dan dia mulai merasa terikat. Ketika Lisa menyada...